Our Times

2.5K 186 27
                                    

"Jadi, kau menolak tawaran untuk menjadi raja? Dan kau juga ingin lepas dari bajak laut?" Tanya Aurora sambil mengangguk-angguk.

"Ya begitulah," Jawab Leon sambil menatap langit malam bersama Aurora di balkon utama istana.

"Kenapa kau menolak untuk menjadi raja? Maksudku, ya manusia macam apa yang menolak menjadi seorang raja?" Aurora terheran-heran, ia melirik pada Leon di sampingnya.

"Aku tahu posisiku, Aurora, manusia macam diriku ini tak pantas menjadi seorang raja," Ucap Leon datar, matanya masih menerawang ke atas langit. "Aku terlalu banyak melakukan kesalahan,"

Aurora menyunggingkan senyumnya, "Lalu? Apa alasanmu ingin lepas dari para bajak laut itu?"

"Aku baru menyadarinya selama ini, dulu aku tak peduli dengan perasaan mereka yang kehilangan harta berharga mereka," Leon menahan ucapannya. "Tapi sekarang aku tahu, jika aku kehilangan sesuatu yang berharga walaupun hanya sesaat, itu sangat menyakitkan, aku merasa tidak tenang,"

"Jadi, apa rencanamu dengan para bajak laut nantinya? Aku yakin, jika kau menjadi raja, kau akan menjadi raja yang hebat!" Mata Aurora menerawang jauh ke atas.

"Tidak, mungkin kami tidak akan menjadi bajak laut lagi, tapi pertambangan di Desa Chronus sangat berguna, kupikir aku bisa menjadi petambang, kalaupun tidak, kami akan bekerja untuk kerajaan, menjaga wilayah lautan dan menjadikan armada kapal kerajaan api sebagai yang terkuat!"

Aurora mengalihkan pandangannya ke depan, ia menarik nafasnya panjang, raut wajahnya terlihat cemas akan sesuatu. Tiba-tiba Leon menggenggam tangan Aurora, dan membuat gadis itu menoleh padanya.

"Maafkan aku, Aurora, aku tak pernah bisa mendapatkan apa yang kau inginkan, soal kutukanmu itu... aku benar-benar minta maaf,"

Aurora lalu tersenyum, matanya menerawang ke atas, melihat langit malam. "Kapten, aku tak peduli tentang kutukanku, asalkan bersamamu, aku merasa senang," Tanpa disadari oleh Leon, Aurora menitikkan air matanya, ia segera mengusapnya agar Leon tak melihatnya menangis. "Waktuku hampir habis sebagai manusia, dan selamanya aku akan menjadi duyung di lautan,"

"Apa kau baik-baik saja, Aurora?" Tanya Leon khawatir, ia menggenggam erat tangan Aurora.

"Tentu saja! Lihatlah aku! Aku baik-baik saja! Kutukan itu bukan masalah, setidaknya aku seperti buaya, bukan? Mereka hidup di dua alam! Darat dan air! Aku bisa menjadi manusia, dan aku bisa menjadi duyung juga! Hahaha!" Aurora tertawa, tapi itu senyuman palsu, ia hanya ingin membuat Leon tidak khawatir padanya.

"Benar kau tidak apa-apa, Aurora?" Kali ini Leon serius.

"Tentu saja! Ayolah, pesta kembang apinya hampir dimulai!" Aurora mengalihkan perhatian, ia lalu menarik Leon untuk turun ke bawah, dan pergi ke pesta kembang api di pusat kota, Firence.

Aurora berjalan dengan langkah berat, menahan tangis membuatnya semakin tersiksa, ia tak bisa meluapkan emosinya begitu saja di hadapan Leon.
Ia sengaja tak berjalan bersama dengan Leon di sampingnya, ia tak mau Leon melihat raut wajahnya yang seperti ini, ia berjalan di depan Leon dengan tangannya yang masih menggenggam erat Leon.

"Aurora, kenapa kau terburu-buru?" Leon mengikuti kemana Aurora pergi.

Aurora tak mendengarkan, ia terus membawa Leon sampai ke pusat kota dimana semua orang sudah berkumpul untuk melihat kembang api di alun-alun kota. Ia lalu menghentikan langkahnya, dan berdiri di antara keramaian.

Suasana sangat ramai ditambah lagi festival kerajaan yang membuat meriah acara kemenangan ini, Raja Aiden merayakan acara kemenangan dengan festival tujuh hari tujuh malam tanpa berhenti. Ia bahkan mengundang orang-orang dari kerajaan yang merupakan kerajaan di bawah kendalinya untuk menghadiri acara ini.

Aurora (PROSES REVISI)Where stories live. Discover now