27. The Last Adventure (4)

2.2K 178 11
                                    

    "Sial! Kita harus kemana?" Tanya Dreas pada Leon sambil berlari menjauhi raksasa itu.

    Leon tak menjawab,ia terus berlari mengikuti pria itu ke sebuah tempat,dan para bajak laut mengikuti kapten mereka untuk menghindari raksasa itu.

     "GROARRR," Suara raksasa itu terdengar keras,ditambah lagi ia memukul tanah sehingga tanah bergetar hebat.
Raksasa itu lalu keluar dari tanah, tingginya bermeter-meter,dan ketika ia berjalan,suara derap langkahnya terdengar di pulau itu.

     Si pria itu lalu berlari ke arah sebaliknya,ke tempat dimana raksasa itu keluar. Karena panik tidak tahu jalan,Leon berlari mengikuti pria itu.

     "Dia bodoh atau apa? Kenapa dia mengikuti pria itu? Semenit lalu mereka baru saja bertengkar!" Celoteh Dreas sambil berlari mengikuti si Kapten.

     Aurora menghentikan langkahnya, nafasnya tidak teratur, sepertinya ia tidak sanggup untuk berlari lagi.
GREPP! Darren menarik lengan Aurora,dan membawanya lari.

    BRUKK! Mereka semua jatuh ke bawah,ternyata ada sebuah terowongan di bawah tanah. Pria itu lalu menyusun batu-batu untuk menutup pintu terowongan.

     Tapi para bajak laut itu mencegahnya,dan berusaha masuk. Untungnya sebelum pintu tertutup,mereka semua sudah masuk ke dalam terowongan itu.

    "Huft.. Untung saja," Ujar Olly sambil menyentuh dadanya yang berdegup keras.

    "Lucy disini gelap sekali," Celetuk Aurora.

    "Yap,disini gelap! Eh apa ini?!" Lucy tak sengaja menginjak sesuatu.

    "AW! Siapa yang menginjak kakiku?!" Domino meringis kesakitan.

    "Ups Maaf!" Lucy meminta maaf entah pada siapa,karena di terowongan itu gelap total.

     Tiba-tiba sebuah cahaya menerangi terowongan,Pria itu menyalakan obor untuk menerangi seluruh jalan di terowongan itu. Ia berbalik ke belakang, "Kenapa kalian mengikutiku?!"

    "Err.. kami mengikuti kapten," Olly menunjuk Leon dengan takut-takut.

   "Jadi kapten kalian ini si pengendali api?!" Tanyanya sinis.

    "Apa maksudmu pengendali api?! Diam! Dan jalanlah!" Sentak Leon sambil mengacungkan belatinya.

    "Kau mengancamku? Lagipula aku bukan pemandu! Untuk apa kalian mengikutiku,bahkan aku tak tahu jalannya," Jawabnya datar.

     "DASAR BEDEBAH," Umpat Leon kesal.

     "Bisakah kalian berhenti bertengkar?!" Teriak Aurora yang sudah muak dengan sikap Leon yang selalu mengajak orang untuk bertengkar.

     Pria itu menghela nafas,ia kemudian menjabat tangan Leon, "Namaku Arkhan," ia memperkenalkan dirinya, akhirnya ia mengalah,dan tak ingin membuat masalah disini, apalagi mereka semua terjebak di dalam terowongan. Bertengkar tidak akan menyelesaikan masalah.

    "Wagger, Leonardo Wagger," Ujar Leon yang menyebutkan namanya.

    "Jadi apa tujuan kalian?" Tanyanya to the point'.

    "Harta karun Azkaba," Jawab Leon datar.

     "Hahahaha..,kalian ingin harta Karun? Itu tidak mungkin,bahkan pamanku saja sampai saat ini tak bisa mendapatkannya!" Tawanya.

    "Tunjukkan letaknya atau belati ini akan menancap di lehermu!" Ancam Leon,ia mengarahkan belatinya ke leher Arkhan.

    "Whoaa, baiklah,akan aku tunjukkan letaknya asalkan kau simpan.. benda ini," Ujarnya ketakutan.

Aurora (PROSES REVISI)Where stories live. Discover now