38. Aku akan kembali

2.4K 180 16
                                    

     Kuda yang ditunggangi Leon berlari cepat menembus hutan Ervest, angin berhembus mengikuti kemana langkahnya pergi, dan panah-panah itu tidak berhenti menembakinya.
     Ia mengacu kudanya pergi jauh dari wilayah hutan, pedangnya di acungkan untuk berjaga-jaga jika ada musuh yang tiba-tiba menyerang. 

     Setelah merasa aman, Leon memberhentikan kudanya, ia memasang telinganya lebar-lebar, dan ternyata suara kuda yang dinaiki Duke Lebron pergi menjauh. Tapi di hutan seluas ini, kemanakah ia harus pergi mencari Duke Lebron?

     Leon menarik nafasnya dalam-dalam, ia tak tahu harus kemana, matanya mencari-cari sesuatu, dan ia menemukan koin emas yang berceceran di atas tanah, "Koin? Pasti Lebron menjatuhkannya!"

     Leon tersadar, koin ini mengarah ke arah utara, sepertinya Duke Lebron pergi ke pusat kota kerajaan, Firence! Ia lalu menarik tali kudanya dengan pelan, dan si kuda menurut, ia berjalan dengan pelan menyusuri hutan ini.

     WHUSHHH! Angin berhembus sedikit kencang, perasaan Leon mulai tak enak, ia merasa ada sekelebat bayangan ada di belakangnya. Tapi, ketika ia menoleh ke belakang tak ada siapapun.

      Lama kelamaan, kuda itu membawanya ke sebuah tempat yang tak dikenal, dan tempat itu berujung pada jurang. Ternyata Leon pergi ke tempat yang salah, seharusnya ia melihat ada sebuah jembatan, tetapi jembatan itu ada tepat beberapa meter di sebelahnya.

      Leon turun dari atas kuda, ia lalu berbalik, dan lima orang prajurit bertopeng tepat ada di hadapannya bersama Duke Lebron. "Tangkap dia!"

.

.

.

    Peperangan masih berlanjut, para prajurit Elf mulai berjatuhan, tetapi karena mereka memiliki kemampuan menyembuhkan diri sendiri, mereka bangkit kembali.
     CRASHH! Raja Aiden mengeluarkan api dari tubuhnya, ia membakar para prajurit bertopeng di sekitarnya, mereka lalu meleleh. Raja Aiden mundur, ia lalu melihat sesuatu yang tak biasa dari prajurit bertopeng, mereka memang meleleh saat api membakarnya, tetapi yang mengejutkannya lagi adalah mereka hidup kembali.

      "Beritahu Raja Aiden untuk kembali! Cepat!" Raja Mordu menyuruh salah satu prajurit kepercayaannya.

     Prajurit Elf itu mengangguk, ia langsung mengacu kudanya, dan menghampiri Raja Aiden yang berada di posisi paling depan. "Yang mulia raja! Anda harus kembali!"

      "Tidak! Aku harus menghancurkan mereka!" Raja Aiden tetap bersikukuh.

       "Ini terlalu beresiko! Yang mulia Raja Mordu memerintahkan Anda untuk kembali ke garis pertama!"

       Raja Aiden diam, ia lalu menurut perkataan Raja Mordu untuk kembali, ia langsung kembali ke garis pertama. Dari kejauhan, Raja Mordu bersama pasukan panah sudah siap untuk menembaki para prajurit bertopeng.

      "Ada apa ini?! Ini tidak sesuai rencana!" Protes Raja Aiden.

         "Awas!" Raja Mordu mendorong tubuh Raja Aiden hingga terpental dari kuda yang ditungganginya. BRUKK! Ternyata sebuah panah hampir mengenai kepalanya, "Kau harus fokus!" Raja Mordu mengulurkan tangannya pada Raja Aiden.

        "Tunggu! Kau bilang mereka bukan prajurit biasa?!" Raja Aiden langsung berdiri, ia lalu naik ke atas kudanya.

       Raja Mordu mengambil anak panah dan busur dari salah satu prajurit Elf, ia langsung memanah prajurit bertopeng tepat di dadanya, tapi prajurit bertopeng itu tidak mati. "Lihat! Dia masih hidup kan?" Raja Mordu menunjuk prajurit bertopeng yang ia panah masih hidup, "Kita harus memanah tepat pada topengnya!" Raja Mordu menarik busurnya dan anak panah itu ia sasarkan tepat di topengnya, dan benar saja, prajurit bertopeng itu langsung tumbang seketika.

Aurora (PROSES REVISI)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora