8. Pulau Elf (4)

3.4K 246 3
                                    

    "Kapten, kunang-kunang emas itu sudah kau berikan pada Raja Mordu?" Tanya Aurora sambil mengompres kain hangat untuk lengannya yang memerah karena gigitan lebah.

     "Sudah," Jawab Leon datar.

     "Lalu bagaimana reaksinya?"

     "Dia cukup terkejut karena kita bisa menemukan kunang-kunang emas dengan cepat,"

      "Wow!"

       "Hei lihat perintah kedua," Leon menunjuk kertas yang kedua.

       Aurora lalu membuka kertas kedua yang digulung, kertas dengan benang-benang hitam dengan titik-titik putih dan juga bertuliskan 'Carilah burung Phoenix merah,'

    "Hitam menandakan gelap dan gelap adalah malam," Ujar Leon sambil manggut-manggut, sepertinya ia mulai ahli dalam bidang menebak-nebak petunjuk yang ada disana.

    "Lalu titik-titik putih ini apa? Apakah bintang-bintang yang bertaburan?" Tanya Aurora.

    "Entahlah, aku tak yakin jika burung Phoenix ada,"

    "Kapten lihat aku!" Aurora memegang kedua bahu Leon,dan membalikkan badannya,sehingga Leon berhadapan dengannya.

    "Apa?"

    "Apakah kau masih percaya kalau aku tadinya adalah mermaid? Dan apakah kau sadar kalau kita ada di pulau Elf! Lihatlah sekelilingmu!"

    Leon melihat sekelilingnya,Yap,mereka ada di dalam istana Elf,tepatnya di perpustakaan yang sangat besar,dan mereka dikelilingi oleh para Elf yang sedang sibuk membaca buku.

    "Aku tahu itu," Leon menghela nafas,ia juga sebenarnya tak percaya jika Aurora yang dihadapannya ini adalah seorang mermaid.

    "Oke! Kalau begitu,kita harus punya rencana untuk mencari si burung Phoenix ini,"

     "Rencana apa?"

     "Burung Phoenix itu kan burung api, memangnya kau bisa menangkapnya?" Kekeh Aurora pelan.

       "Aku yakin kita bisa, kunang-kunang emas saja bisa kita tangkap, aku yakin kita bisa," Leon tetap menunjukkan optimistis.

  ...

         Sementara itu, mereka yang terkurung hanya bisa berdoa agar si kapten dan putri duyung itu bisa menyelesaikan permainan yang diberikan Mordu dan semuanya bisa terbebas dari kurungan penjara ini.

      "Aku harap mereka berhasil," Ujar Dreas dengan lesu.

   "Kenapa kita tak kabur saja sih?" Usul Harris.

    "Iya! Kenapa kita tak kabur saja? Ayo kita kabur!" Para awak kapal yang terkurung semangat karena usulan Harris untuk kabur dari kurungan ini.

       Lucy menggeleng, ia tak setuju dengan yang lainnya. "Kita tak bisa keluar dari sini, lihatlah! Kurungan ini sudah mereka sihir! Dan kita tak bisa keluar sembarangan!"

       Lucy membuktikan bahwa kurungan ini sudah disihir sebelumnya, ia lalu menyentuh jeruji besi dan cahaya merah di besi itu menunjukkan bahwa kurungan ini dikunci dengan kekuatan sihir.

Aurora (PROSES REVISI)Where stories live. Discover now