16. Pulau Elf (9)

3.5K 250 1
                                    

   Leon,Ashoka,dan Norah sudah menyelesaikan peralatan yang dibuat untuk menangkap The Phoenix.

   Tapi ia merasa ada yang kosong,kemana perginya Aurora? Leon mencari Aurora ke seluruh ruangan,ia tak menemukan Aurora dimana-mana.

   "Ada apa denganmu?" Tanya Ashoka yang pergi menyusuli Leon keluar bangunan itu.

   "Aurora tidak ada!" Jawabnya dengan nafas yang tidak teratur karena berlari kesana-kemari mencari Aurora.

   "Bagaimana ini?!"

   "Jangan khawatir! Aku yakin dia akan ada di sekitar sini,lebih baik kalian berdua menangkap para perampok itu! Aku akan mencari Aurora!" Ujar Aramina, Leon menjadi sedikit tenang karena ucapan Aramina. "Kalian pergi saja,"

   Kemudian Leon dan Ashoka bergegas menyiapkan senjata untuk menangkap The Phoenix di sarangnya,tepatnya markasnya yang jauh di kaki gunung. Untuk saat ini,Leon lebih baik menangkap The Phoenix dulu,mungkin saja Aurora saat ini sedang pergi keluar,dan ia tak perlu mencemaskannya karena Aramina akan mencarinya di penjuru desa.

    Dengan ditemani Ashoka,Leon pergi ke markas The Phoenix dengan menaiki kuda putih milik kerajaan,dan juga peralatan senjata dan bekal untuk di perjalanan.

   "Menurutmu mengapa kita harus menangkap The Phoenix?" Tanya Ashoka sambil menunggangi kudanya.

   "Norah bilang bahwa The Phoenix memiliki interaksi yang kuat dengan burung Phoenix itu,"

   "Ya tidak heran juga sih jika mereka memiliki interaksi dengan burung itu, lagipula kenapa harus burung merah itu sih?!"

   "Ayahmu yang membuat permainan ini, menurutmu kenapa ayahmu menciptakan permainan bodoh seperti ini?!"

   "Aku tak tahu juga,kenapa ayahku menciptakan permainan-permainan ini,dan aku tak tahu juga mengapa Aramina dan aku ingin membantu kalian," kekeh Ashoka.

   "Kenapa kalian membantu kami?"

   Hening, Ashoka tak menjawab pertanyaan Leon.

   "Entahlah, aku merasa kalian tak bersalah,"

  "Bersalah? Apa kau tahu aku adalah pemimpin bajak laut?dasar bodoh,"batin Leon,ia lalu melirik Ashoka yang tidak memiliki rasa kecurigaan padanya.


    "Ashoka,aku minta maaf atas kejadian tadi,aku benar-benar emosi," Leon berusaha memecah keheningan.

    "Santai saja,bung!"

.

.

.

      Aurora berhenti di sisi pantai,matanya menerawang jauh ke seluruh pemandangan laut,ia merasa tidak ada keraguan untuk kembali ke air,tapi demi permainan ini,dan juga para bajak laut itu,ia harus mencari batu permata hitam di laut.

     Siang hari seperti ini,di pantai yang sepi,Aurora memejamkan matanya,mencoba mencari keberadaan batu permata hitam dengan mata batin yang dimiliki setiap mermaid.

     Ia lalu menemukan batu permata hitam itu berada di sebuah gua yang terpencil di laut.

     Aurora lalu melangkahkan kakinya ke air laut yang perlahan-lahan berubah menjadi sirip ikan. Ia lalu berenang ke arah gua itu,siripnya berenang-renang melawan arus laut.

.

     Setelah berenang melewati arus yang cukup kuat,Aurora akhirnya sampai di gua laut tersebut. Dengan memicingkan matanya ia mencoba mencari keberadaan batu permata hitam itu.

Aurora (PROSES REVISI)Where stories live. Discover now