-FN#4-

94.7K 6.9K 296
                                    

Axel &Alex

Yang cantik belum tentu menarik!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yang cantik belum tentu menarik!

👑

Setelah menghabiskan waktu bersama Alissha dan Alea, Haura kembali ke rumah di antar oleh Devan. Saat di perjalanan Devan mengajak Haura untuk makan malam terlebih dahulu.

"Hau, kita makan dulu ya. Gue laper," ucap Devan yang diangguki Haura.

Keduanya turun dari mobil dan mencari tempat yang dirasa nyaman, kemudian memesan makanan.

Saat menunggu makanan datang, keadaan menjadi canggung. Haura yang sibuk dengan ponselnya dan Devan yang sibuk memandangi Haura.

Haura sebenarnya sadar bahwa Devan sedang menatapnya terus menerus, hanya saja ia mencoba cuek dan mencoba tetap fokus pada ponselnya.

Setelah lama menunggu, makanan datang. Keduanya makan dengan tenang tanpa bersuara. Sesekali Devan melirik Haura yang makan dengan damai.

Setelah selesai makan Devan mencoba membuka obrolan.

"Hau."

Haura mendongak dan menatap Devan dan menaikkan alis sebelah seolah bertanya 'kenapa?'

Devan mengusap tengkuknya. "Elo.. udah punya pacar?" Tanya Devan sedikit ragu.

Haura menggeleng.

"Lo inget foto ini, gak?" Devan menunjukkan sebuah foto dirinya yang sedang disuapi pizza oleh Haura.

"Lo inget foto ini, gak?" Devan menunjukkan sebuah foto dirinya yang sedang disuapi pizza oleh Haura

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Foto dua tahun lalu.. kan?" Tanya Haura memastikan.

Devan mengangguk. 

"Kok masih lo simpen?"

"Iya, kapan lagi gue bisa disuapin sama lo? Hahah."

Haura terkekeh, Devannya tidak berubah, masih sama.

Eh, sebentar. Devan-nya? nya?

"Udah jam sepuluh, yuk gue anter balik sekarang."

👑

Keesokan harinya, Alissha dan Alea diturunkan di halte, seperti biasa.

Saat Alissha dan Alea memasuki kelas, yang pertama di lihat oleh Alissha adalah laki-laki berparas tampan yang jauh di atas standar dengan rambut yang sedikit acak-acakan. Alissha melihat name tag milik cowok itu yang bertuliskan Alexander Haston.

Jangan bilang kalau dia anak sahabatnya daddy yang punya sekolah ini juga, keluarga Haston. Batin Alissha.

Alissha berusaha cuek m dan tetap berjalan menuju kursinya, yang Alissha ketahui bahwa laki-laki itu bukan anggota kelasnya.

Di saat siswi lain merapihkan penampilan dan memandangi laki-laki itu, Alissha malah membaca buku, tidak peduli bagaimana keadaan sekitar.

Berbeda dengan Alissha, Alea justru sibuk mendengarkan musik, walaupun sesekali melirik laki-laki itu.

Oh tidak! Bukan laki-laki yang sama dengan yang dilihat Alissha. Melainkan laki-laki lain di sampingnya.

Setelah lama memperhatikan sekitar, Alea baru menyadari bahwa laki-laki itu adalah sahabat dari sepupu laki-lakinya, Devan.

Alea tak sengaja melihat name tag cowok tersebut, namanya Axelander Haston.

Oh, keluarga Haston. Batin Alea

Axel yang juga sedang melihat sekitar kelas Devan tak sengaja menatap dua nerd yang terlihat biasa biasa saja.

Satu dari dua nerd tersebut menarik perhatiannya, Alea. Alea yang menarik perhatiannya karena sikapnya yang seolah olah tak peduli dengan lingkungan.

"Dev, cewek nerd itu namanya siapa?" Tanya Axel pada Devan.

"Liat aja di name tagnya." Ucap Devan tanpa menoleh ke arah yang Axel tunjuk.

Axel mendengus. "Gak keliatan Devan, kalau keliatan, gue gak bakal nanya lo."

"Yang mana sih? Yang mana?" Tanya Devan.

"Tuh."

Devan mengikuti arah pandang Axel. "Oh yang itu, namanya Alea. Kenapa? Suka?"

"Enggak lah. Aneh aja gitu, yang lain pada ngeliatin kita, lah dia mah nggak pedu--"

Kring!!

"Kita cabut." Belum sempat Axel menyelesaikan ucapannya, Alex sudah memotong ucapannya cepat dan menariknya menuju keluar kelas Devan.

Bel sudah berbunyi, namun Haura belum juga datang. Devan sedikit bersedih karena Haura tidak masuk sekolah.

👑

Bel istiraht sudah berbunyi, seluruh murid Willston berhamburan menuju kantin. Sama halnya dengan Alea dan Alissha.

Setelah memesan makanan, keduanya mencari tempat duduk.

Alissha sudah menghabiskan makanannya, tidak dengan Alea. Alea masih memakan makanannya dengan tenang.

Brakk!!

Meja yang ditempati oleh Alissha dan Alea dipukul dengan keras oleh Sarah.

Sarah Johnson, anak satu-satunya dari kepala sekolah Willston, Roy Johnson. Saat ini Sarah kelas XII IPA.

"Eh cupu!" Ucap Sarah dengan nada yang menjengkelkan.

Alissha dan Alea hanya menduduk.

"Tuli lo pada?!" Ucap Sarah lagi.

Akhirnya Alissha mendongak, menatap Sarah dan kedua temannya. Sedangkan Alea masih menunduk.

"K-kita Kak?" Ucap Alissha (sok) gugup.

"Ya iya! Elo kan cupu."

Selang sedetik setelah Sarah mengucapkan itu, tubuh Alissha terguyur es teh manis.

"Wopss! Basah deh baju lo, gue nggak sengaja! Duh cupu." Sarah tertawa.

"Ini juga nih yang satu lagi. Ngapain nunduk mulu, malu kalau muka lo jelek?" Sambung Sarah, seraya mengangkat dagu Alea dan menancapkan kukunya.

Alea meringis, bisa Ia pastikan kulitnya lecet.

"Sakit?" Tanga Sarah sarkas.

"Gak pantes banget lo sekolah di sini, Murid beasiswa kan ya? Gak guna." Kali ini bukan Sarah, melainkan Dania, salah satu dayang-dayang Sarah.

"Berani-beraninya si cupu ke kantin." Ucap Tyas, yang juga dayang dayang Sarah.

Kali ini jus jeruk yang tadinya berada di dalam gelas sudah berpindah di sekujur tubuh Alissha. Sarah menyiram Alissha, lagi.

"Cabut yuk, pada bisu!" Sarah meninggalkan kedua sejoli itu.

👑

Fake NerdWhere stories live. Discover now