Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semanis apapun janji bila tidak disertai bukti hanya akan menyakiti
👑
"Lissha bangun! Sarapan dulu!" Teriak Sonya dari balik pintu kamar Alissha.
"Iya Ma." Sahut Alissha.
Alissha segera beranjak dari tidurnya, meskipun masih setengah sadar, Alissha tetap mencoba berjalan menuju meja makan di lantai bawah.
"Pagi semua," Ucap Alissha lemas.
"Pagi sayang," Ucap Vito.
Lissha menatap Devan bingung. "Elo... Sekolah?"
"Hm."
Alissha mengangguk paham kemudian duduk di kursi kosong di samping Devan.
Setelah selesai sarapan, Devan menyampirkan tas dipundaknya hendak berangkat ke sekolah.
"Ma, Pa, Sha, Devan berangkat," Devan mengecup pipi Alissha sekilas, setelahnya barulah Devan pergi meninggalkan rumah.
Di ruang makan hanya tersisa Sonya, Vito dan Alissha. Tak ada yang membuka suara sampa Vito yang memulainya.
"Lissha, Roy Johnson, kepala sekolah Willston High School melakukan pemalsuan keuangan. Papa mau kamu mengatasi itu dengan cara kamu sendiri, Papa percaya kamu," Setelah mengatakan itu Vito bangkit dari duduknya, meninggalkan Sonya dan Alissha yang masih diam tak berkutik.
Alissha menunduk lemas, "ma.."
"Lissha sayang, mama yakin kamu bisa." Ucap Sonya sembari mengusap kepala anak bungsunya.
👑
Alissha sedang duduk di tempat favoritnya yakni balkon kamarnya. Sejujurnya, ia sudah menerima keputusan Vito untuk mengurus yayasan. Hanya saja ia belum siap untuk menjalankannya.
Sedari sore hingga malam, gadis itu termenung, berfikir bagaimana caranya ia mengumpulkan bukti lebih.
Baru saja Alissha akan berjalan menuju dapur, saat menginjak anak tangga yang ke tiga dari atas, Alissha melihat Alea, sepupunya yang tinggal di Bali untuk beberapa bulan.
Alissha segera menghampiri Alea dan memeluknya erat. "Le! kangen!!!"
Alea memandangi tubuh Alissha dari ujung rambut hingga ujung kaki. "Ya ampun Lissha, badan lo makin bagus aja, bagi tipsnya dong!" Ucap Alea antusias.
