Melangkah di Kalbu

2.2K 58 4
                                    

Semilir angin yang membangunkan tidurku seolah mengajakku untuk bercengkrama, bercerita tentang kita dan mengulik sejarah kisah kita yang kini telah usai. Aku pun tersadar bahwa ia menamparku dengan pertanyaan bertubi mengingatkan sumpah yang pernah dengan bebasnya terbang dari bibir dan sampai ke telingamu, semua seperti bom atom yang ganas menghancurkan pertahanan.

Sayang, aku tak tahu lagi dimana dirimu sekarang, apa kau disana masih menyimpan kenangan tentangku atau justru kau telah menghembaskanku dari memorimu?
Sayang, aku tak ingin menangih sumpah yang pernah kita ikrarkan di dermaga tua itu tetapi aku hanya ingin kau tahu bahwa selama nafasku masih ada dalam ragaku dan jiwa ini belum berpindah kaulah dunia yang aku inginkan, kaulah sumpah mati yang aku goreskan itu namun kau telah pergi sejauh mataku tak memandangku dan kau telah bertemu titik bahagiamu sendiri hingga aku sadar bahwa semua telah menjadi takdir yang memang tak menginginkan kita tuk bersama lagi.

Selamat tinggal cinta pertamaku, kelak kau kan mengerti bagaimana indahnya kisahmu denganku ketika kau bersama dia, seseorang yang kini telah menganggapmu asing dalam kehidupannya.

***

Desember, 2017
rizkyyacobus

Kata TerpendamWhere stories live. Discover now