Ch. 16 - Remedy

186 36 19
                                    


"Bicaralah," suara malas Yoongi mengagetkan Seogyu yang tanpa sadar termangu dengan gigitan roti dimulutnya yang lupa ia kunyah.

"Bicara.. Apa???," Seogyu mengerutkan keningnya, meneguk susunya agar mendorong gumpalan roti yang sekarang tersangkut di kerongkongannya.

"Dari tadi kau memandangiku. Jika ada yang ingin kau katakan, bicaralah," Yoongi menenggak habis tetes terakhir jus jeruk dari gelasnya, sebelum netranya ia fokuskan pada wajah sepupu dihadapannya.

"Ehm, semalam..," Yoongi masih menunggu sepupunya yang sepertinya masih sibuk merangkai kata diotaknya.

"Sema-lam.. Kenapa Hyejin bersamamu?," alis Yoongi bertaut mendengar pertanyaan Seogyu.

"Semalam dia yang menelponku untuk menjemputmu," Seogyu melanjutkan, membuat Yoongi terkejut bahwa potongan scene yang terlintas dikepalanya tadi pagi bukanlah mimpi.

Hyejin memang bersamanya, memandangnya dengan ekspresi khawatir sambil menggenggam tangannya erat.

Melihat Yoongi yang justru sibuk dengan fikirannya, Seogyu bertanya lagi, "Apa.. kau masih berhubungan dengan Hyejin?," ekspresi Yoongi mengeras, tahu akan kemana arah pembicaraan pagi ini.

"Wae?," Yoongi mengalihkan pandangannya ke arah jendela dapur.

"Iya atau tidak?," Seogyu persisten.

"Mau iya atau tidak, apa urusannya denganmu?," Yoongi memutar bola matanya.

"Kalau kau mendekati Hyejin karena ada hubungannya dengan Hyesong eonni, lebih baik hentikan Yoong," Seogyu mengiba, entah mengapa ia selalu merasa energi nya tersedot jika membicarakan tentang 1 nama itu.

Tidak, ia tidak membenci gadis yang bernama Hyesong itu. Bahkan ia pernah menganggap wanita itu sebagai kakak kandung nya sendiri. Seogyu hanya tidak mau melihat sepupunya kembali ke masa dimana dunianya serasa berhenti berevolusi.

Dua tahun Yoongi ada dalam kondisi terpuruk, dan sekarang, disaat Yoongi mulai bisa menata kembali hidupnya, secara kebetulan kehadiran Hyejin menjadi pemicu munculnya kembali kenangan lama tentang satu nama itu.

Seogyu tidak bisa - tidak menyalahkan dirinya sendiri, jika saja ia tidak mengundang Yoongi menjadi salah satu bintang tamu diacaranya hari itu, maka Yoongi tidak akan bertemu Hyejin.

Tapi apa yang ia ketahui? Ia bahkan sempat lupa dengan Hyesong. Yang ia fikirkan hanyalah sepupunya yang mulai menemukan kembali semangat hidupnya, mengundangnya jadi bintang tamu, siapa tahu bisa memberi kesempatan lebih besar bagi Yoongi untuk melebarkan sayapnya.

Tetapi Yoongi tidak pernah suka membicarakan tentang Hyesong -cinta pertamanya-, tidak dengan Seogyu, tidak dengan siapapun. Tanpa memberikan tanggapan atas apa yang Seogyu katakan, Yoongi beranjak dari meja makan tanpa menyentuh apapun kecuali segelas jus jeruknya.

"Dulu kau selalu berebut roti denganku," Seogyu menghela nafas, membuang roti sandwich yang masih utuh dipiring Yoongi dan setengah dari piringnya.


*****

Setelah momen manis dimeja makan tadi pagi, baik Hyejin maupun Namjoon, memilih absen dari tempat kerja masing-masing dan menghabiskan waktu bersama.

Tidak banyak yang ingin mereka lakukan. Just watching, cuddling, nuzzling. Tipikal dating yang mereka berdua sukai. Hanya ada mereka berdua, dan Netflix tentunya, semuanya terasa utuh.

Namjoon memperhatikan gadisnya yang fokus pada layar tv, betapa ia merindukan mahakarya Tuhan yang selalu membuat ia tidak bisa melepaskan pandangannya. Breathtaking, adalah kata yang paling pas untuk menggambarkan bagaimana Hyejin dimata Namjoon.

"Kalau aku bisa mendapatkan royalti disetiap detik yang kau habiskan untuk memandangiku, sepertinya aku bisa cepat kaya," seringai Hyejin masih sambil menatap layar tv, membuat Namjoon memutar bola matanya.

"Aku hanya heran, sepertinya Lee Jongsuk lebih menarik dari pacar tampan yang berada disebelahmu ini," Hyejin tertawa, melempar satu bantal kewajah Namjoon.

"Indeed.. Kau nomer dua kalau dibandingkan dengan Jongsuk Oppa. Jangan ganggu aku Joon-ah, adegannya sedang seru," sebenarnya Hyejin sudah menamatkan drama ini, hanya saja dia tidak mau melewatkan kesempatan untuk menikmati ketampanan aktor berbibir seksi dihadapannya.

Dan hal itu membuat Namjoon tertantang, apa benar kekasihnya ini akan mengabaikan eksistensinya demi aktor yang terkurung di dalam kotak kaca tersebut.

"Queen.."

"Hmm??"

"Let's play a game."

"Okay.. Tapi setelah dramanya selesai ya," Hyejin masih tidak mengalihkan pandangan dari layar tv.


"No.. No.. Game-nya justru harus dimainkan selama 'Jongsuk Oppa' masih ada diantara kita," Namjoon mengimitasi suara cempreng kekasihnya saat menyebutkan 'Jongsuk Oppa' membuat Hyejin mencubit lengannya.

"Jadi game apa yang akan kita mainkan?," Hyejin mulai memberikan atensinya kepada Namjoon.


"Aku tidak tahu nama game-nya, sebut saja Resist," Hyejin mengerutkan keningnya.

"Game ini tentang seberapa kuat kamu akan godaan," kerutan dikening Hyejin semakin dalam, ia isyaratkan Namjoon untuk melanjutkan penjelasannya.

"So, kamu tetap fokus menonton dan pacarmu ini akan menggodamu, and we'll see how far you can resist your handsome boyfriend charm," Namjoon menyeringai, membuat Hyejin tertawa mengejek.

"Easy.. So, apa yang aku dapatkan jika aku menang?," tantang Hyejin.

"Seperti biasa, aku akan mengabulkan apapun yang kau mau Queen. Dan begitu pun sebaliknya, kalau aku menang, kau harus mengabulkan keinginanku," Namjoon memasang senyum semanis mungkin, yakin bahwa dia akan memenangkan permainan ini.

"Call...!!," Hyejin berteriak excited.

"Okay then.. And the game..


Start


Now!!"

...to be continued...

A/N: Cliffhanger.. Chapter selanjutnya akan diprivate karna mengandung unsur 18+

Akan diusahakan update secepat mungkin tapi jangan berharap banyak karena akhir tahun, kerjaan lagi banyak-banyaknya..

Tapi kalau banyak yang excited, vote, comment yang bikin aku semangat, pasti sangat diusahakan secepatnya.. Hehe..*mulaisongongsaya 😈😈

BitterSweet | K.NJ / M.YG | BTSWhere stories live. Discover now