12. Mencoba Mengiklaskan

8 2 0
                                    

Reta memilih pulang setelah menyerahkan dokumen Hadson kepada lelaki itu, ia tak ada niatan sama sekali untuk menanyakan perihal Yeoni karena sudah dapat diprediksi bahwa Yeoni merupakan calon penyanyi di agensi Hadson. Hanya saja ada yang mengganggu pikiran Reta, ia melihat Hadson tampak baik-baik saja saat berinteraksi dengan Yeoni, hal yang aneh bagi Reta.

Di dalam pemikiran Reta, ia membayangkan bahwa Hadson akan marah setiap melihat wajah Yeoni, tetapi yang terjadi tak seperti apa yang wanita itu bayangkan. Bagaimana ia tak bisa berpikiran seperti itu ketika melihat hidup Hadson yang hancur karena Yeoni beberapa tahun yang lalu. Hadson dan Yeoni pernah bertunangan bahkan hampir menikah walaupun dengan perbedaan usia yang sangat mencolok, tetapi tepat seminggu sebelum pernikahan Yeoni mengatakan bahwa ia sedang mengandung kepada Hadson tetapi bayi di dalam kandungannya itu bukan milik Hadson melainkan milik sahabat Yeoni sendiri.

Semenjak peristiwa penghianatan itu, Hadson berubah. Ia menjadi seorang workaholic, mengabaikan sekitarnya dan tenggelam pada pekerjaan. Hadson tak pernah lagi berhubungan dengan wanita sebelum akhirnya bertemu dengan Reta di sebuah acara tv. Setelah pertemuan itu ia dan Hadson semakin sering bertemu dalam acara-acara lain yang membuat mereka dekat hingga sepakat menjalin hubungan aneh ini.

Reta menghela nafas lelah lalu merebahkan tubuh lelahnya di atas sofa ruang tamu milik mereka. Matanya menatap ke luar jendela kaca yang menampilkan pemandangan kota Seoul di malam hari. Kerlip-kerlip cahaya lampu menghiasi pemandangan yang entah kenapa tak membuat perasaan Reta membaik.

Reta meraih ponselnya yang terletak di atas meja. Begitu benda pipih itu dinyalakan, beberapa notifikasi mulai bermunculan. Beberapa diantaranya hanyalah notifikasi dari grub kantor dan sebagainya, tetapi ada satu notifikasi yang menyita perhatian Reta. Sebuah pesan dari Haeso yang berisikan jadwalnya besok di sebuah pernikahan anak petinggi sekaligus salah satu pemegang saham tertinggi  di perusahaannya. Ia dimintai untuk menjadi mc di acara pemberkatan anak bos besarnya itu yang tentu disetujui oleh Reta.

Reta bangkit dan berjalan menuju lemari pakaiannya untuk menyiapkan gaun yang akan ia pakai besok. Sebuah gaun panjang berwarna biru gelap akhirnya ia pilih yang akan ia gunakan bersama sepasang heels berwarna hitam. Setelah selesai dengan acara mengacak-acak isi lemarinya, Reta segera berjalan menuju dapur untuk memasak.

Reta membuka pintu kulkas, didalamnya hanya tersisa beberapa butir telur dengan minuman-minuman kesehatan milik Hadson. Ia tak mungkin hanya akan memasak telur untuk makan malam, oleh karena itu ia segera mengambil dompetnya dan keluar dari apartemen, menuju supermarket yang terletak di lantai bawah gedung apartemennya.

Reta yang memakai masker hitam memasuki supermarket dan segera mengambil troli. Ia mulai memilih sayuran yang akan ia masak. Troli yang Reta bawa hampir penuh ketika seseorang menepuk pundaknya sembari memanggil namanya.

"Reta kan?"

Reta menoleh dan mendapati seorang wanita dengan rambut di cat berwarna coklat sedang tersenyum lebar kepadanya.

"siapa?" tanya Reta bingung.

Reta berusaha mengingat siapakah wanita dihadapannya.

"sumpah kejam banget lo, masa nggak ingat gue?"

Wanita tadi menampilkan raut wajah kecewa di buat-buat. Sekilas Reta langsung mengingat salah satu teman SMA nya dulu yang sangat suka menampilkan raut wajah seperti itu.

"Kanin?" tanya Reta memastikan.

Wanita itu mengangguk dengan bersemangat.

"iya, alhamdulillah lo masih ingat gue."

Reta terbelalak karena seingatnya dulu Kanin, teman sekelasnya itu memakai hijab dan sangat pendiam. Dilihatnya penampilan Kanin yang sangat berubah, memakai dres berwarna biru dan dengan potongan pendek pada bahu, sangat berbeda dengan penampilannya dahulu.

DIVERGEWhere stories live. Discover now