&

&

&

"Eh...kamu tahu nggak, berita terbaru?" tanya Mita sambil menyeka keringat yang mengucur dari pelipisnya. Kemudian meraih botol minum dan segera menenggak minumannya, ia kepedasan.

Deby dan Yohana memperhatikan Mita. Deby melihat Mita dengan raut penasaran. Yohana melihat Mita dengan was-was.

"Dari tadi...karyawan-karyawan disini membicarakan suatu pernikahan." Desis Mita.

Deby menjentikan jari, sedangkan Yohana menelan saliva-nya susah payah, wajahnya dibuat se-netral mungkin. Informasi yang tidak akan mungkin mereka tidak tahu, karena mulut para karyawati yang suka bergossip ria. Darimana lagi mereka dapat info tersebut? Kalau bukan dari sana, itulah pemikiran Yohana. Ia merasa tak aman saat ini.

"Nah...itu aku juga mau tahu kak." Ucap Deby. "Kenapa mereka membicarakan Pak Nuel?" kemudian menyuapkan nasi pecel.

Dahi Mita berkerut tak mengerti, begitu juga Yohana memandang Deby tak mengerti.

"Bukankah cucu pertama di perusahaan ini adalah Pak Gideon? Ya...yang pasti, yang mau menikah itu Pak Gideon lah..." ujar Deby percaya diri.

Mita menghela nafas gemas dan sebal, Yohana menghela nafas lega atas pemikiran Deby.

"Hei. Peraturan darimana harus yang pertama dulu yang menikah, hah?!" kini Mita mengabaikan panas dilidah dan bibirnya dan berkacak pinggang.

Deby dengan santai mengedikan bahunya. Sedangkan Yohana tidak mau menengahi, ia masih berfikir siapa yang menyebarkan berita itu...berita kebenaran tentang pernikahan dan itu...beberapa hari lagi. Yohana masih belum memberitahu Deby.

Perdebatan kecil antara Deby dan Mita dibiarkan saja oleh Yohana, sudah terbiasa dan tidak akan ada pertengkaran ataupun ngambek untuk saling mendiamkan.

"O iya! Besok kita berangkat sama-sama saja, gimana?" tanya Mita, membuat pandangan Yohana beralih padanya.

"Iya lebih baik kita berangkat bersama." Deby mengiyakan, dan Yohana masih tidak tahu mereka membicarakan apa? "Kamu bisa kan Yoh? Kamu datang kan?" tanya Deby, kening Yohana berkerut.

"Hadeh...kamu ini. Kamu dapat undangan dari Nirmala kan?" Deby gemas. Yohana teringat kemudian mengangguk. Nirmala adalah teman kerja mereka, tapi resign karena menikah.

"Kalau besok aku nikah, aku bakal resign juga ah..." ucap Mita sambil melanjutkan acara makan siang nya.

Deby terlihat berfikir "Kalau aku sih...mau-nya dimodali usaha aja Kak, biar tetap ada penghasilan. Hehe."

"Kalau kamu nikah gimana Yoh?" tanya Mita membuat Yohana tersedak "Haduh...ini minum. Kok bisa keselek sih?" Mita dan Deby menenangkan Yohana yang tersedak.

Kalau aku nikah? Batin Yohana mengulang pertanyaan yang diajukan untuknya. Ia jadi teringat percakapannya dengan calon suaminya dan sebentar lagi jadi suami sah-nya.

&

&

&

"Sebenarnya, ada apa kamu dan Nuel?" tanya Gideon pada wanita cantik yang ada didepannya saat ini. Yang ditanya pun masih asyik menyuruput minumannya. Saat ini Gideon sedang bertemu dengan seseorang di salah satu café. "Manda..." panggil Gideon dengan nada tidak ingin diabaikan.

Manda berhenti dari kegiatannya dan menatap Gideon

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Manda berhenti dari kegiatannya dan menatap Gideon. Menghela nafas. "Aku tidak ada apa-apa. Tanyakan saja pada adikmu Kak." Ucap Manda cemberut.

"Kalian bertengkar?"

Manda melirik tak suka "Kita tidak bertengkar."

"Lalu?" tanya Gideon menyelidik.

Manda mendengus "Kakak tanya saja sama adik kak Gi! Bukan aku juga yang mendiamkan."

Kini alis Gideon bertaut. "Kalian saling mendiamkan?"

"Kak... Gi... aku tidak bermaksud begitu. Semenjak dia datang dan kita bertemu, besoknya aku sudah berangkat ke Paris." Manda menjelaskan dan Gideon tahu akan hal itu karena dia dan Nuel mengantar Manda. "Aku selalu mengiriminya pesan, tapi dia hanya menjawab singkat saja." Adu Manda, kedua tangannya bersedekap.

Gideon menghela nafas, memang ia sudah biasa melihat Nuel dan Manda berdebat sejak kecil. "Saat ini..."

"Apa kak Gi fikir aku tidak memberitahunya untuk kita bertemu?" sahut Manda "Aku sudah menghubungi kak Nuel dan tidak ada tanggapan."

Gideon terdiam.

"Kalau kak Gi hanya membahas ini, aku lebih baik pulang saja." Manda mengambil tas yang ada di kursi sebelahnya. "Dan besok aku akan berangkat ke Amerika. Kak Gi tidak perlu repot-repot mengantarku." Manda beranjak dari duduknya, dan berjalan meninggalkan Gideon.

Kak Gi, apakah kamu tahu perasaanku? Batin Manda. Ia berjalan cepat dengan muka merah dan mata berkaca-kaca.

Keluar dari café, Manda berdiri ditepi jalan menunggu taxi yang akan melintas di depannya. Saat tangan Manda melambai untuk menghentikan taxi. Sebuah tangan mencekalnya. Manda menoleh dan melotot kearah orang yang mencekalnya.

"Aku antar pulang." Nada lembut terdengar dari mulutnya, membuat hati Manda luluh.

Senyum sinis tercetak pada seseorang yang ada didalam mobil sedang melihat aksi dua orang yang sangat ia kenal.

Aku akan tunjukan padamu Kak. Aku akan buktikan, kalau aku bisa mengambil alih. Batinnya.

Kita tidak bisa membuka pintu bila kedua tangan kita sama-sama memegang benda. Harus melepas salah satu genggaman-nya, barulah kita bisa membuka pintu tersebut.

Aku tahu pintu itu, dan sebentar lagi aku bisa membuka pintu itu dan membukanya perlahan ke arah tujuanku dan meraihnya.

&

&

&

Yohana duduk termenung diatas kasur miliknya, ia bersandar ditembok dan kedua kakinya ditekuk. Tangannya mengayun-ayun benda, benda yang sama yang dimiliki oleh calon suaminya.

Apakah benar yang dikatakannya Nek? Apakah sebegitu percayanya Nenek dengannya? Tanya Yohana dalam hati

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Apakah benar yang dikatakannya Nek? Apakah sebegitu percayanya Nenek dengannya? Tanya Yohana dalam hati.

Ia beranjak turun dari kasur miliknya, ia merindukan sang nenek, ia pindah ke kamar sebelahnya, kamar yang dulu ditempati oleh sang Nenek.

Tuhan tolong bantu aku memantabkan hatiku. Tolong buktikan bahwa dia orang yang tulus. Batin Yohana ketika ia membaringkan tubuhnya diatas kasur milik mendiang nenek-nya.

Bersambung.

(06 Desember 2017)

# 673 - Romance

& & & & & & & & & & & & & & &

Tuhan, aku tahu pembalasan adalah hak-MU.

Tuhan, mohon lancarkan hari ini, berikan solusi yang terbaik. Aku yakin semua yang terjadi pada ku saat ini adalah untuk menambah iman ku supaya aku berdiri teguh dan tidak goyah didalam Mu. Terima kasih Tuhan.

Terima kasih teman-teman....

Salam hangat,

arohaBEBE ^_^

Be My Wife (Complete)Where stories live. Discover now