Part 22.

13.1K 637 10
                                    

"Kenapa hidup saya seperti ini. Vino sudah meninggalkan saya. Suamiku pun sudah pergi entah kemana" wanita trsbt sambil meminum minuman beralkohol.

"Zahra" desisnya marah.

"Kenapa hidup lo selalu beruntung"

Praakkk

Gelas yang berada di genggaman wanita itu pecah di hantam ke arah tembok kamarnya. Ia mendesis marah. Merenggut hijabnya yang ia pakai dan melemparnya sembarang arah. Wanita trsbt mendesis frustasi.

"Rencana gua kali ini memang gagal. Tapi lihat saja nanti" wanita itu menyunggingkan senyum devilnya.

***

"Zahra aku mau pamit. Nanti besok aku berangkat ke Bengkulu. Perusahaan di sana ada masalah"

"Masalah? Astagfirullah. Mas berapa lama di sana" tanya Zahra yang sedang menggendong Raffa yang sudah berusia 2bulan.

"Aku tidak tahu Ra. Nanti aku mengabarimu" kata Vino sambil mengelus kepala istrinya dengan sayang.

"Assallamuallaikum anak Ayah. Anteng banget si, sini gendong sama Ayah. Kasihan tuh Bunda kayanya xape banget gendong kamu" kata Vino.

"Waallaikumsallam ayah" kara Zahra niru suara anak kecil sambil tersenyum. Raffa langsung memeluk Vino. Kepalanya ia senderkan di dada Vino dan langsung memejamkan matanya"

"Uuhhh abang kalo di gendong sama Ayah aja langsung peluk peluk gitu. Ko sama Bunda gak si hem" kata Zahra yang menusuk nusuk telunjuknya ke pipi gembil Raffa. Raffa yang merasa terganggu langsung mengalihkan pandangannya kearah lain yang penting bagi Raffa ia ingin merasakan tudur nyamannya di dada bidang Ayahnya.

"Ih ko gitu si. Abang gak sayang ya sama Bunda. Ko malah buang muka gitu" cemberut Zahra. Vino terkekeh melihat istri dan anaknya. Memang Raffa terlihat lebih dekat dengan Vino ketibang Zahra.

"Lihat bang, Bunda ngambek tuh. Jangan gitu donk sama Bunda" kata Vino yang menoel noel pipi gembulnya Raffa. Ia bangun dari rebahannya di dada Ayahnya. Dan langsung melihat kearah Zahra. Zahra pura pura marah dan membuang muka. Bibir Raffa sudah keriring tandanya mau menangis. Ia tidak suka di cuekin oleh Bundanya. Vino yang melihat ekspresi Raffa langsung tertawa dan pecahlah tangisan Raffa. Zahra melihat kearah Raffa dan tertawa. Ia mengambil Raffa dari gendongan Vino.

"Cup cup cuuupp. maafin Bunda ya sayang. Bunda cuma bercanda ko" kata Zahra sambil mengelus elus punggung Raffa yang masih menangis. Vino yang masih tertawa melihat Raffa langsung di cubit oleh Zahra.

"Aaddu dduh" pekik Vino. Raffa melihat Ayahnya kesakitan langsung berhenti menangis dan justru ia malah tertawa. Zahra pun ikut tertawa melihat Raffa.

"Kamu ya Bang. Bukannya marahin Bunda udah nyubit Ayah. Malah ngetawain lagi. Sakit nih" gerutu Vino sambil melihat Raffa sebel. Melihat Vino terlihat jengkel Raffa sudah tanda tanda mau nangis lagi. Zahra langsung menyubit pinggang Vino lagi dan Raffa tertawa kembali.

"Maaf mas, klo gak gitu nanti Raffa nangis lagi" kata Zahra yang sambil mengelus pinggang Vino. Sedangkan Vini mendengus dan langsung tertawa membawa Raffa kepelukannya dan menggelitiki perut Raffa dengan mukanya.

***

Esoknya...

"Abang, Ayah berangkat dulu ya, jagain Bunda ya. Jangan rewel. Kasihan Bundanya. Jdi anak yang sholeh ya Bang" kata Vino yang sedang menggendong Raffa.

"Sini sayang, sama Bunda. Ayahnya mau berangkat dulu" kata Zahra. Tapi Raffa malah mengeratkan pelukannya di leher Vino. Iya tidak mau berpisah bersama Ayahnya.

"Abang. Ayo sini sama Bunda dulu" kata Zahra mengambil Raffa dengan paksa dan pecahlah tangis Raffa. Tangan Raffa menggapai baju Vino. Ia tidak mau di tingal oleh Ayahnya.

"Jangan sayang. Nanti baju Ayah jadi lecek gitu. Sama Bunda dulu y" kata Zahra. Vino terkekeh dan mengecup pipi gembulnya dan mengecup kening Raffa lama. Ia sangat berat meninggalkan Raffa. Kalo bukan masalah penting. Vino tidak mau meninggalkan Raffa.

"Mas berangkat dulu ya Ra, kamu di sini baik baik ya. Mas udah telfon Mamah sama Umi. Setiap hari ia nemenin kamu disini" kata Vino sambil mengelus kening Zahra.

'Iya mas. Mas disana hati hati ya. Jangan lupa tinggglkan sholat. Sesibuk sibuknya mas. Tapi ttap harus sholat dan jangn sampe telat makan. Mas kalo udah sama kerjaan suka lupa sama makan. Awas lo nanti magh nya bisa kambuh gimana. Disana gx ada aku yang ngurusin kamu mas. Dan kabarin aku klo sudah sampai" cerocos Zahra. Tapi hati Zahra tmerasa tidak tenang saat Vino mengatakan akan ke Bengkulu. Ia tidak tau kenapa. Perasaan Zahra tidak enak saat Vino akan berangkat ke Bengkulu.
Vino mengecup kening Zahra lamaaaa sekali. Dan mengecup sekilas bibir istrinya.

"Ia Ayah akan ingat pesan Bundanya Raffa yang cerewet ini" kata Vino sambik terkekeh.

"Ih mas ada Raffa" kata Zahra jengkel. Vino tertawa dan mengecup kening Raffa yang sudah mulai anteng dan mengecup bibir Zahra sekilas.

"Ya sudah. Mas berangkat dulu ya. Jaga baik baik di rumah ya. Abang Ayah berangkat dulu ya. Jangan rewel selagi Ayah gak ada di rumah. Jagain Bunda buat Ayah ya. Bun Ayah berangkat dulu. Assallamuallaikum" salam Vino. Zahra menerima uluran tangan Vino dan menciumnya.

"Waallaikumsallam hati hati mas. Langsung kabarin kalo sudah sampai" kata Zahra.

Perasaan tidak enak bertambah menelusup ke hati Zahra. Ia merasa takut dan terasa nyeri di hati Zahra.

"Astagfirullahalladzim,
Astagfirullahalladzim,
Astagfirullahalladzim" Zahra beristigfar dan mulai masuk kedalam rumah bersama Raffa yang sudah tertidur di gendongan Zahra.







Pendek ya ceritanya. Ia soalnya ini juga ngebut ngetiknya juga. Mungpung ada waktu di toko nya. Juga mungpung lagi ngalir ide nya.

Sorry kalo banyak typo nya. Ngetik langsung Up jadi fak smpet di edit.

Okay jangan lupa budayakan VOTMENT nya ya kawanz.

Jum'at barokah, 01 Des 2017
10:33

Ya ALLAH Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang