10. Cinema and you.

176 28 2
                                    

''Ya, Eunwoo!'' seseorang memanggil Eunwoo yang sedang sibuk membereskan buku perpustakaan yang sangat berdebu. Eunwoo menoleh, mendapati Joon Hyung sambil membawa kardus berbentuk kotak yang dibalut dengan kertas karton warna biru. ''Wae?'' tanya Eunwoo.

''Kau ingat saat kau memenangkan lotre bulan lalu?'' tanya Joon Hyung. Eunwoo mengangguk sambil menggaruk rambutnya.

''Ini hadiahnya. Ah maaf sekali aku baru bisa memberikan ini padamu sekarang.'' katanya sambil menyodorkan kardus itu. Eunwoo menerimanya dengan ragu. ''Ah, Joon Hyung oppa, tidak perlu repot-repot. Aku fikir, itu hanya bercanda.''

''Tentu saja tidak. Ya, gunakan hadiah ini saat kau stress. Arasseo?'' Eunwoo mengangguk dan Joon Hyung meninggalkannya dengan senyuman hangat.

''Ya, Cho Eunwoo! Cepat selesaikan tugas mu!''

''Arasseo!''

-

''Aku bingung.''

''Kenapa?'' tanya Taehyung.

''Kenapa kau menjemputku?''

''Ya, aku hanya ingin. Bosan menunggu mu dirumah setiap hari, duduk di depan pintu seperti anjing peliharaan. Lebih baik, aku menjemput mu, kan?'' Eunwoo terkekeh. Tak lama, bis yang ditunggu pun melewati mereka berdua, dengan sigap Taehyung menyetop nya dan segera menaikinya bersama Eunwoo. Pukul 2 siang memang jam yang tepat untuk naik bis karena bis selalu cukup penuh sehingga bis tidak perlu berhenti cukup lama di halte untuk menunggu penumpang.

Beruntung, mereka masih mendapatkan tempat duduk jadi mereka tidak perlu berdiri untuk perjalanan pulang.

''Bagaimana sekolah mu?'' tanya Taehyung sambil mengeluarkan flashdisk dari saku nya dan memakannya. ''Biasa saja. Tidak ada yang special.''

''Apa kabar dengan teman mu yang menuduh mu merebut kekasihnya?''

''Maksudmu, Maerin?'' tanya Eunwoo. Taehyung mengangguk. ''Mereka baik-baik saja. Justru Maerin sendiri yang meminta maaf padaku untuk kejadian waktu itu.''

Seketika Taehyung menegapkan posisi duduknya. Teringat sesuatu yang harus ia tanyakan. Berutung ia menanyakan tentang Maerin jadi ia bisa mengingat sesuatu ini.

''Kemarin, Maerin yang memberikan mu inhaler.''

''Oh ya? Aku harus mengembalikannya.'' Kata Eunwoo sambil mengecheck saku dijas nya, berharap ia membawa inhaler tersebut. ''Ah ini dia. Seharusnya kau memberitahu ku tadi pagi, jadi aku bisa mengembalikan ini padanya.'' Eunwoo mengehela nafas panjang. Di genggamnya inhaler tersebut. ''Aku merindukannya. Sungguh.''

Baru saja Taehyung hendak melontarkan pertanyaan, Eunwoo justru mengatakan sesuatu yang janggal. ''Apa?''

''Kau tahu, dulu saat kelas 1, aku dan Maerin selalu bersama karena kita sekelas dulu. Kami sama-sama mengidap penyakit asma dan kami saling mengingatkan bila inhaler kita mulai habis. Tapi semuanya berubah saat kelas 2, kami berubah. Karena, ya kami beda kelas saat itu. Dan saat itu, dia bergabung dengan geng elit dikelas nya. Dia tidak berubah pada ku hanya saja, jarak kami semakin jauh. Menyebalkan memang.'' Jelas Eunwoo panjang lebar sambil memeluk hadiah dari Joon Hyung dan menyimpan dagunya diatasnya. Kini Taehyung mengerti mengapa Eunwoo begitu marah saat ia bergurau tentang dia yang memberi pelajaran pada Maerin. Karena dulu Maerin ada sahabatnya.

''Kemarin dia bilang padaku untuk menyuruh mu tidak malas ke apotek. Kenapa kau malas? Itukan untuk kesehatan mu juga.'' Papar Taehyung. Eunwoo mengangguk kecil. ''Aku fikir aku sudah sembuh karena sudah lama juga aku tidak kambuh. Asma ku baru lagi kambuh kemarin. Saat kita bermain.''

''Lain kali aku harus menentukan ya atau tidak untuk ikut bermain dengan mu.'' Eunwoo terkekeh.

''Apa itu?'' Taehyung melontarkan pertanyaan keduanya sambil menunjuk kotak kardus yang dipeluk Eunwoo sedari tadi.

''Yah, semacam..mesin..permainan? Game?''

''Oh sungguh? Kau harus meminjamkannya!'' Jawab Taehyung antusias. ''Tentu saja. Sekarang kita akan turun di halte berikutnya dan kita akan memainkan ini bersama, oke?''

''Oke!''

-

''Holly shit Kim Taehyung. Bagaimana bisa? Kau bahkan baru pertama kali memainkan PS.'' ujar Eunwoo frustasi karena sudah 3x dikalahkan Taehyung dalam game memanah.

''Mungkin ini baru pertama kalinya tapi percayalah masalah bidik membidik aku ahlinya.'' ujar Taehyung sambil memukul dadanya bak gorilla. Eunwoo memutar bola matanya. ''Ah, aku hanya kurang beruntung saja hari ini.''

Eunwoo berdiri, berniat untuk mengambil ponselnya yang ia charge dikamar. Meninggalkan Taehyung yang mulai asik dengan permainan barunya.

Jiye-ssi
Eunwoo, aku punya 2 tiket nonton bioskop. Apa kau mau menemani ku?

Kedengarannya bagus! Tapi.. bagaimana dengan Taehyung? Apa dia akan baik-baik saja jika aku tinggal? Ah tentu saja, 'kan sudah ada PS. Fikir Eunwoo.

Dengan cepat, Eunwoo membalas pesan Jiye.

To: Jiye-ssi
Ya, aku ikut! ^^

-

Eunwoo kembali turun setelah selesai berdandan rapi. Dilihatnya Taehyung yang masih fokus pada PS nya tanpa menyadari kehadiran Eunwoo sama sekali. ''Ya! Terus! Ya! Mati kau!'' teriak Taehyung. Dari nadanya sudah dipastikan dia sangat bersemangat.

''Tae.'' Panggil Eunwoo. Taehyung menoleh dan kaget begitu melihat Eunwoo dengan setelan pergi nya. ''Kau mau kemana?''

Kemudian Eunwoo menjelaskan alasan ia berdandan rapi seperti ini.

''Kumohon, tinggalah dirumah. Hanya 2 jam. Arasseo?'' pinta Eunwoo. Taehyung tampak menimbang-nimbang. Bingung. Apakah ia harus membiarkan Eunwoo pergi tanpa dirinya?

''Apa Jiye itu lelaki?''

''Tidak, dia wanita.''

''Apa dia bisa bela diri?''

''Untuk apa kau menanyakan itu?''

''Untuk memastikan kau aman.'' Eunwoo memutar matanya. ''Serius? aku hanya pergi ke bioskop Tae. Tidak akan terjadi apa-apa.''

''Janji?'' tanya Taehyung dengan tatapan serius. Eunwoo mengangguk sambil mengacungkan jari kelingkinnya. ''Janji.''

Akhirnya Taehyung membiarkan Eunwoo pergi. Semakin jauh Eunwoo melangkah keluar semakin hilang sosok Eunwoo dari padangannya. Dan dari situlah, Taehyung menyadari bahwa ia melupakan sesuatu.

''Astaga. Inhaler!''

-

Eunwoo dan Jiye sudah mengantre sejak 15 menit yang lalu namun mereka masih stuck pada barisan mereka. Benar-benar menyebalkan. Mengapa para pegawai harus break disaat bioskop sedang ramai?
Eunwoo dan Jiye tak berhenti mengeluh karena mereka mulai pegal berdiri selama 15 menit. Awalnya mereka hendak meninggalkan barisan hanya untuk sekedar beli minum namun rasanya mustahil.

''Aku benar-benar haus. Sungguh.'' Keluh Jiye.

flashdisk ft. taehyung [on editing]Where stories live. Discover now