a Merci .6

206 34 1
                                    

Sabtu.
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba. Semua anak-anak kelas sudah berkumpul sedari tadi di lapangan untuk mengantre nomor bangku.
''Baiklah, silahkan untuk kelas selanjutnya.'' ujar pak Kang melalui speaker. Dengan buru-buru, segerombolan murid dari kelas Eunwoo segera berlari kedepan untuk mengambil nomor antre. Pak Kang yang kewalahan itu akhirnya meminta bantuan guru lain untuk mengamankan barisan.

''Ya, Cho Eunwoo tolong maju kedepan!'' ujar pak Kang saat barisan sudah mulai rapih. Eunwoo berjalan ke depan lalu memberi salam, ''Kau nomor 56 ya, sama Yuri.'' Katanya. Eunwoo menggangguk setuju walau sebenarnya ia ingin protes.

Eunwoo kembali ke barisan belakang, bergabung dengan anak-anak lain yang sudah mendapatkan nomor. ''Kau nomor berapa?'' tany Jiye. Eunwoo tidak menjawab melainkan hanya menunjukan kartu kuning yang ia dapat dengan wajah sedih. ''Ah, Yuri tidak buruk kok.''

''Iya, tapi apa yang mau aku bicarakan dengan nya?''

''Apapun!'' kata Jiye di akhirnya dengan senyum lebar. Eunwoo hanya menghela nafas.

''Apa ada yang kau khawatirkan?'' Oh, ekspresi Eunwoo terbaca oleh Jiye rupanya. Buru-buru, Eunwoo menggeleng. ''Tidak, tidak ada. Aku hanya memikirkan apakah kucing ku sudah di beri makan atau belum.'' Jawab Eunwoo asal.

Jiye yang mengetahui fakta bahwa Eunwoo tidak pernah mempunyai hewan peliharan itu seketika mengernyit. ''Kucing? Sejak kapan kau punya kucing?''

''Aduh, maksudku, aku memikirkan lampu kamar ku sudah kumatikan atay belum, hehehe.'' Jiye hanya menggeleng sebagai respon.

Semoga aku sudah memberi Taehyung flashdisk.-batin Eunwoo dengan harapan.

Pak Kang kemudian menyuruh anak-anak untuk kembali berbaris untuk bersiap menaiki bis. Eunwoo segera berjalan menuju bangku dimana Yuri duduk, rupanya gadis itu sudah memilih tempat duduk lebih awal. Dengan berat hati, Eunwoo duduk disampingnya tanpa menyapanya.

Yuri yang sadar akan kehadiran Eunwoo segera menyapanya hangat. ''Selamat pagi!'' katanya antusias. Eunwoo menoleh sambil tersenyum. ''Pagi.''

''Kau mau bertukar tempat?'' tanya Yuri. Eunwoo memasang wajah terkejutnya. ''Bo—eh, apa kau tidak keberatan?'' Yuri menggeleng. ''Tahun lalu aku memperhatikan mu saat piknik dan kau selalu duduk di dekat jendela.''

Dia memperhatikan ku? Kenapa kedengarannya sangat geli? T^T-Eunwoo menggeleng kaku, lalu mereka pun bertukar tempat sebelum akhirnya pak Kang memasuki bis untuk memandu perjalanan. Anak-anak bersorak gembira seraya perjalanan berlangsung.

Kekhawatiran Eunwoo tentang Taehyung hilang sudah.

-

Sekitar 3 jam diperjalanan akhirnya mereka sampai ditempat tujuan. Para siswa bergegas turun dari bis dan segera mencari spot yang tepat untuk menyimpan barang bawaan mereka. Pak Kang memerintahkan beberapa siswa laki-laki untuk membawa turun alat pemanggang daging sedangkan siswa wanita diperintahkan untuk membereskan lapangan yang kotor serta mencari kayu bakar. Seluruh kelas di bagi menjadi dua regu, regu A yang membereskan lapangan serta regu B mencari kayu bakar.

Dan kelas Eunwoo adalah regu B yang mana harus mencari kayu bakar.
Eunwoo, Jiye, Yuri memilih untuk pergi ke hutan dibagian selatan untuk mencari kayu bakar. Setibanya disana, mereka bertiga kembali berpencar untuk mempermudah pencarian.

Eunwoo berjalan sambil membawa kayu yang panjangnya setengah dari tinggi badannya. Membawa kayu-kayu bakar yang ia temui selama ia berjalan.

Setelah 5 menit, Eunwoo kembali untuk menemui Jiye dan Yuri. Namun sayang, Eunwoo justru menjatuhkan semua kayu bakar yang ia bawa.

''Biar ku bantu.'' Ujar seseorang. Eunwoo mengangguk asal tanpa memastikan siapa orang tersebut.

''Terima—Dae-ho?'' Eunwoo menatap Dae-ho kaget. Dae-ho memberikan senyuman manisnya. ''Bagaimana kau bisa disini?'' tanya Eunwoo.

''Aku mencari kayu bakar, beberapa anak laki-laki tidak sabar untuk memanggang sosis mereka dan aku menemukan kau.'' Jelas nya. Eunwoo menggeleng kecil. ''Kita bahkan baru saja sampai, dan mereka sudah lapar?'' Dae-ho hanya menggidikan bahu nya. ''Lebih baik kita bergegas.''

''Tapi Jiye dan Yuri?''

''Tadi kulihat mereka sudah ke lapangan.''

-

Semua anak-anak berkumpul dan membentuk lingkaran. Tak terasa hari sudah sore dan beberapa daging sudah habis. Bahkan beberapa siswa menyarakan untuk menginap satu malam.
Eunwoo hanya bersenandung mengikuti lagu yang dimainkan Jiye tanpa menyadari saran dari siswa lain.

''Oke, kita sepakat untuk tinggal disini semalam!'' ujar pak Kang yang dibalas dengan sorakan gembira dari semua siswa. Begitu sadar akan apa yang dimaksud, ekspresi Eunwoo berubah seketika.

''Jiye, apa pak Kang serius kita akan menginap disini semalam?'' tanya Eunwoo berharap jawaban tidak dari Jiye. ''Tentu saja! Lihat semua orang setuju akan itu!'' Eunwoo menghela nafas panjang. Oh tidak pilihan yang buruk-fikirnya.

''Ada apa?''

''Tidak, dimana pak Kang?''

-

Dengan berat hati, Eunwoo menghampiri pak Kang untuk izin pulang setelah acara api unggun selesai dengan alasan bahwa ia lupa menyalakan lampu. Eunwoo harap alasan nya itu bisa membuatnya pulang.

''Pak Kang?'' sapa Eunwoo dibalik punggung pak Kang. Pak Dong menoleh. ''Ya Eun, ada apa?''
''Begini pak, apa boleh setelah acara api unggun selesai saya pulang?'' otomatis pak Kang menautkan alisnya. ''Ada apa memangnya Eun?''

''Sa-saya lupa menyalakan lampu rumah saya, pak.'' ujar Eunwoo sambil menunduk.

''Eunwoo, jam 5 nanti kita semua pulang kok, semalam lampu tidak menyala bukan masalah yang besar.'' berakhirnya titik, pak Kang pergi meninggalkan Eunwoo karena dipanggil oleh guru lain. Eunwoo menghela nafas panjang, ini semua bukan seperti yang ia harapkan. Dan ia harap Taehyung baik-baik saja dan tidak keluar rumah sama sekali.

Eunwoo kembali bergabung dengan rombongannya, dan dilihatnya Dae-ho yang sudah bergabung dengan yang lain.
''Hei! Eunwoo!'' sapa Jiye yang mengalihkan pandangan semua rombongan. Eunwoo membalasnya dengan senyuman singkat dan duduk di samping Jiye. Jiye mengerti akan ekspresi wajah Eunwoo yang muram itu maka dari itu Jiye memberi kode pada teman-teman yang lain nya untuk melanjutkan bernyanyi.

''Eunwoo, kalau kau ada masalah cerita saja.'' Kata Jiye. Eunwoo mengangguk. ''Ya, mungkin nanti.'' Jiye mengangguk mengerti sambil tersenyum.

-

Waktunya makan malam sudah tiba, semua siswa mulai memanggang daging-daging yang tersisa dan membaginya satu sama lain. Eunwoo meminta Jiye untuk menemani nya seraya Jiye makan malam. Eunwoo menceritakan semua nya dari awal, dari bagaimana ia bertemu V yang ia beri nama Taehyung sampai bagaimana ia khawatir untuk mala mini. Awalnya Jiye tidak percaya namun percaya begitu saja saat Eunwoo bersumpah. Menurut feeling nya, Taehyung bukan orang jahat.

''Apa dia bisa menggunakan ponsel?''

''Aku tidak tahu, tapi aku yakin dia pasti bisa terhubung dengan telefon. Hanya saja aku tidak tahu bagaimana.'' Keluh Eunwoo.

''Kurasa ia baik-baik saja. Kau harus tenang jangan terlalu difikirkan, Eun. Aku yakin ia baik-baik saja.''

''Bukan masalah itu, hanya saja aku sudah bilang bahwa aku akan pulang malam ini.''

Jiye mengulum bibirnya penuh. ''Yah, mau bagaimana lagi? Aku sendiri tidak bisa memberi saran lain selain tenang.'' Eunwoo mengangguk. ''Ya sih, kau benar.''

''Lebih baik kau makan dan cepat tidur, jam 5 akan terasa cepat setelahnya.'' Eunwoo mengangguk dan mulai mengambil piringnya.

''Eunwoo!'' panggil seseorang, ternyata itu Dae-ho. ''Ya?''

''Ada yang mau aku bicarakan, bisa kesana sebentar?'' tanya Dae-ho sambil menunjuk ke arah pohon besar. Eunwoo mengangguk dan mengekor di belakang Dae-ho meninggalkan keramaian.

''Ada apa sih?''

''Kau kenal Maerin, 'kan?'' Eunwoo mengangguk. ''Aku suka sama dia, tapi aku bingung, Eun.'' Kata Dae-ho sambil menggaruk tengkuk nya yang tak gatal. Eunwoo tertawa kecil. ''Ya-ya, aku tahu apa maksudmu, aku akan bantu.''

''Rencana nya setelah piknik ini.''

''Mwo? Cepat sekali? Tapi tidak apa-apa, lebih cepat lebih baik.'' Lalu mereka berdua tertawa tanpa sadar ada yang mengawasi.

-

Pukul 10 malam, Eunwoo justru ingin buang air kecil. Fakta yang sangat-sangat menyebalkan saat Jiye ataupun Yuri sudah tidur. Dengan berat hati, Eunwoo harus pergi sendiri tanpa izin pada guru karena mereka semua juga sudah tidur.

Eunwoo pergi menggunakan senter nya, berjalan menuju semak-semak. Setelah selesai, Eunwoo segera berbalik untuk kembali, namun seseorang menariknya dan membekam mulutnya.

Taehyung...

Pria itu menghempaskan tubuh Eunwoo begitu saja ke tanah, tertawa sinis dengan rokok menggantung dimulutnya. Eunwoo yang ketakutan hanya bisa menangis berharap teriakannya sampai ke perkemahan dan orang-orang segera menolongnya.

''Tubuh yang bagus.'' Katanya. Eunwoo terus mundur hingga akhirnya pohon menghentikan gerakannya. Pria itu terus mendekat, tertawa sambil memegangi sabuk celananya. ''Kau tahu, bahaya jika gadis seperti mu berada diluar tenda seperti ini.'' Katanya. Eunwoo hanya menangis sambil memalingkan wajahnya. Pria itu kembali memalingkan wajah Eunwoo agar melihat kearah nya, menahan dagu nya agar tidak berpaling dari padangannya. ''Lihat aku, manis.''

BUK!

Tinjuan dari samping menghantam wajah pria itu begitu saja. Dengan satu kali pukulan, pria itu bahkan tak sadarkan diri. Eunwoo segera bangkit dan menjauh dari pria itu, ketakutan masih menyelimuti dirinya. Fikiran negative nya kali ini: bagaimana jika pria ini adalah pelaku lain?

Eunwoo terus mundur seraya pria asing yang menyelamatkannya itu terus mendekat. ''Mu—mundur! Mundur!!" sahut Eunwoo sambil menahan pria itu dengan tangannya. Eunwoo terus menangis sambil terus mundur menjauhi pria itu. ''Eun..'' kata pria itu pelan. Eunwoo berhenti dan menatap pria itu getir, di tatapnya dengan seksama sosok pria yang tidak jelas itu. ''Tae...?'' pria itu mengangguk pelan. Dengan gerakan cepat, Eunwoo segera meloncat kepelukan Taehyung, sama seperti saat Eunwoo terbangun dari pingsan nya saat ia dijahati diterowongan, Eunwoo langsung memeluk Taehyung se-erat mungkin. Taehyung membalas pelukan Eunwoo, menutupi kepala Eunwoo dengan kedua lengannya.

Eunwoo terus menangis, dan Taehyung terus menyembunyikan kepala Eunwoo didadanya.
''Aku benar-benar takut.'' Katanya. Taehyung mengangguk. ''Aku tahu, makanya aku datang.''

''Bagaimana kau bisa tahu?''

Taehyung berdehem. ''Hmm, entah. Aku merasakan bahwa kau butuh aku jadi aku datang.'' Katanya. Eunwoo terkekeh kecil. ''Aku memang butuh kau, sampai kapan pun.'' Taehyung tersenyum kecil dan perlahan melepaskan pelukannya. Dilihatnya Eunwoo yang sudah mulai berhenti menangis.

Taehyung kembali pada wajah blanknya. ''Kenapa kau tidak pulang?''

''Ah ya, pak Kang memutuskan untuk menginap semalam disini, besok subuh kami semua pulang.'' Jelas Eunwoo. ''Aku sudah menunggu mu seharian di depan pintu.'' keluh Taehyung. Eunwoo terkekeh lagi. ''Maaf, maaf.'' katanya.

Mereka memutuskan untuk duduk dan Taehyung membuat api unggun kecil menggunakan laser dari matanya. ''Kau sudah makan?'' tanya Taehyung. Eunwoo mengangguk. ''Bagaimana kabar mu disini?''

''Aku baik-baik saja.''

''Tidak, kau tidak baik-baik saja.''

''Apa maksudmu?''

''Kalau kau baik-baik saja kau tidak akan butuh aku.'' Eunwoo melemparkan tinjuan kecilnya pada lengan Taehyung. ''Aku benar kan?'' dan Eunwoo hanya mengiyakan saja.

''Apa kau sudah mengunci pintu?'' tanya Eunwoo begitu mengingat bahwa ia meninggalkan kunci pada Taehyung. ''Aku tidak tahu bagaimana caranya. Jadi aku membiarkannya terbuka.'' terang Taehyung datar. Otomatis, Eunwoo menjitak kepala Taehyung keras.

''Kau gila! Cepat pulang dan kunci pintu nya!'' ujar Eunwoo dengan nada panik.

Taehyung mengangguk. ''Iya-iya. Lagi pula tidak akan ada yang masuk ke rumah bau seperti rumah mu kok.'' katanya dibalas dengan jitakan kedua.

Sudah hampir 30 menit mereka menghabiskan waktu bersama didepan api unggun kecil buatan Taehyung bersama pria asing yang masih pingsan. Saat Eunwoo terlelap, Taehyung memilih untuk membawa pria itu ke tempat yang jauh, jauh dimana ia tidak bisa menemukan tempat perkemahaan Eunwoo. ''Jangan pernah kau kembali untuk gadis—ku—argh—itu!.'' Taehyung mengacak-acak rambut nya asal, menatapi pria itu seraya mengumpat sendiri, lalu menghilang untuk kembali pada Eunwoo, meninggalkan pria itu di kandang babi yang entah milik siapa.

Taehyung menggendong Eunwoo dan membawa nya kembali ke perkemahan. Ia harap ia masih ingat jalan yang di ceritakan Eunwoo. Dengan hati-hati, Taehyung membawa Eunwoo agar tidak terbangun dan lucky Taehyung ia tidak salah jalan. Beruntung tenda Eunwoo masih terbuka, dan kelihatannya Jiye dan Yuri sudah tertidur pulas. Dengan leluasa, Taehyung masuk untuk membaringkan tubuh Eunwoo dan menyelimuti gadis itu.

''Selamat malam, cepat pulang.'' Lalu Taehyung pergi dan kembali menunggu Eunwoo di rumah.

-

Seperti yang sudah dijadwalkan, jam 5 adalah jam dimana mereka sudah arah pulang. Maka dari jam 4 mereka sudah bersiap-siap untuk pulang, bahkan beberapa diantaranya ada yang tidak mandi karena takut jika harus mandi disungai, terutama Eunwoo. Apalagi mengingat kejadian semalam, Eunwoo memilih tidak menceritakannya pada siapapun, ia memilih untuk melupakan kejadian itu.

Setelah semua beres, semuanya bergegas masuk ke bis untuk pulang. Selama perjalanan, beberapa diantaranya ada yang melanjutkan tidur.

Eunwoo memilih untuk tidak melanjutkan tidur nya. Fikirannya masih terusik akan aksi heroik Taehyung tadi malam. Eunwoo benar-benar bersyukur untuk itu, jika tidak ada Taehyung ia tidak tahu apa yang akan terjadi pada nya setelahnya.

Aku benar-benar menyukai saat Taehyung datang dan melawan pria itu, kemudian bagaimana ia membalas pelukan ku. Aku benar-benar nyaman.

Tak sadar, senyum terlukis diwajahnya mengingat Taehyung.

Astaga, Taehyung...jangan sampai aku jatuh cinta pada mu, ya. 

flashdisk ft. taehyung [on editing]Where stories live. Discover now