The Punishment. 1

727 55 11
                                    

Dua pengawal siap membawa orang yang dianggap paling berbahaya di Nexas untuk di hakimi oleh pimpinan tertinggi mereka, Rapster.

Bagi semua orang yang tinggal di Nexas, tidak ada kekuatan yang bisa mengalahkan Rapster. Hal ini lah yang membawa para orang untuk tetap patuh pada Rapster. Beruntung Rapster adalah raja yang bijaksana.

Lain hal nya dengan V, orang yang senyum kotak ini selalu meremehkan yang namanya 'aturan'. Tidak seorang pun ia hormati di planet ini, termasuk Rapster. Jangan kan petinggi, kakaknya sendiri pun tidak ia hormati sampai tega hati ia membunuhnya hanya karena emosi yang tak terkontrol.

Zip.

Ruangan besar dan putih adalah tempat dimana V berada saat ini. Di kelilingi oleh banyak pasang mata. Beberapa di antaranya ada para menteri juga Rapster yang menatap dengan tatapan sinis ke arah V.

Ada juga Rapster yang tidak bisa berhenti mengepalkan tangan nya.
"Jadi, kau. V-lien, sudah melakukan kesalahan yang besar. Kau mengakui nya?" tanya salah satu orang disana yang dijuluki sebagai hakim itu.
V mengangguk malas, "Ya. lagi pula, Six yang salah. Seharusnya kalian berterimakasih karena bajingan itu sudah aku bunuh!" seketika sorak riuh diikuti pukulan dari meja Rapster mengisi ruangan. Tak ada sedikit pun dosa yang tampak di wajahnya. Ia terus menampilkan senyum miring nya yang terkesan sangan jahat.

V tersenyum miring, siap untuk memuntahkan argumen-argumen bodoh nya. "Kalian semua!" ujar V sambil menunjuk semua orang yang menonton penghakiman dirinya. "Termasuk Rapster, petinggi kalian! Kalian semua hanya di manfaat kan oleh kakak ku, Six!" mendengar celotehan V yang tidak jelas adalah hal biasa untuk semua orang termasuk Rapster, namun ocehan yang satu ini adalah hal yang mengejutkan bagi semua orang.

Six, salah satu orang kepercayaan kerajaan dengan budi pekerti luhur adalah kakak dari orang yang paling tidak disukai di Nexas? Rasanya mustahil. Semua hening. Rapster segera turun untuk menghampiri sang tahanan.

Plak. "Niwawanian sya ha jinga!''* ujar Rapster setelah menampar V. V memegangi sudut bibir nya yang mulai mengeluarkan darah. Tamparan Rapster adalah tamparan yang terkenal paling keras di Pluto.

''Kau bodoh! Kau bodoh! kau sudah ditipu oleh Six! Sadarlah!'' ujar V sambil menunjuk-nujuk Rapster dengan nafas yang memburu. Rapster mendorong V sehingga tubuhnya terpental kebelakang dan menghasilkan suara duk yang cukup kencang. V mengerang.

''Ini semua adalah salah mu kau bajingan! Six adalah orang terhormat sedangkan kau? Apa yang bisa kau lakukan? Kerjaan mu hanyalah membuat orang tua mu menangis dan membuat kacau kota ini!''

''SATU-SATUNYA ORANG YANG MEMBUAT ORANG TUA KU MENANGIS ADALAH ORANG KEPERCAYAAN MU, RAPFUCK! KAU. DI. BO.DO.HI!'' ujar V sambil menekankan di kata bodohi. V berdiri, menatap Rapster dalam-dalam. Yang ia inginkan bukanlah kebebasan, bukanlah ampunan. Ia bahkan tidak peduli jika ia di bunuh atau di usir hari ini, yang ia inginkan adalah semua orang mengakui bahwa Six sama bejat nya seperti dia. Bahkan lebih dari dia.

Rapster menahan deru nafasnya, mengepalkan tinjunya yang siap dilayangkan kapanpun. V pun sama, menatap tajam Rapster tanpa berkedip dan mengepalkan tangannya.

''Kau adalah orang terbodoh di kota ini dan semua orang setuju akan itu. Bahkan semuanya setuju untuk menghukum mati kau. Nyawa harus di bayar nyawa, ingat aturan itu, V-lien.'' Kata Rapster lugas. Semua hening. Ya, semua orang memang menginginkan V menderita, namun tak satu orang pun di kota ini yang pernah berfikir untuk menghilangkannya dari kota ini selama-lamanya. Bahkan pemikiran itu belum terilintas di benak mereka sebelumnya.

V mendelik. Bayangannya benar saja akan terjadi.
Tapi, seperti yang kalian tahu, V sama sekali tidak peduli pada nasib nya hari ini. Ia hanya ingin semua orang tahu bahwa dia juga memiliki sisi kebaikan yang patut diacungi jempol, bukan hanya sisi buruk nya yang selalu di acungi jari tengah oleh orang lain.

Hanya satu, satu penjelasan singkat yang ingin V ajukan pada semua orang di kota ini. Ia hanya ingin dihargai dan di mengerti.

Kematian orang tuanya yang begitu memukul dirinya kala itu tidak lepas dari alasan mengapa ia menjadi seperti ini. Orang pembuat onar. V memang adalah orang yang tidak pernah menaati aturan yang sudah dibuat, namun nyawa untuk nyawa adalah aturan yang masih ia taati.

flashdisk ft. taehyung [on editing]Where stories live. Discover now