Hidden Feelings .9

242 26 3
                                    


''Apa kau benar-benar melakukannya?'' Tanya Eunwoo setelah selesai menelan kunyahan di mulutnya.
''Tentu saja tidak. Kau gila.'' Eunwoo terkekeh. Kim Taehyung, satu-satunya orang yang bisa menurunkan emosi Eunwoo secara drastis, mengubah segala nya secara otomatis, dan membuat semuanya menjadi lebih manis—setelahnya.

-

Sudah seminggu Eunwoo dan Taehyung tinggal bersama. Menjadi bagian dari satu sama lain. Kalau di tanya, apakah mereka menghitung hari? Tentu. Keduanya saling menghitung, saling merenung sebelum mereka tidur kapan mereka akan berpisah.

''Apa kita benar-benar harus ke mall?'' tanya Taehyung dengan wajah khawatir. ''Ya. Ayolah, mall itu asik!'' kata Eunwoo antusias. Lalu Eunwoo berdiri setelah selesai memakai sepatunya. Dilihat nya Taehyung dari ujung kepala hingga kaki sambil berdehem. ''Aku bahkan lupa, selama satu minggu ini kau bahkan belum ganti baju.'' Katanya.

''Apa ke mall harus ganti baju?'' tanya nya lagi. Eunwoo mengangguk. ''Ya, tentu saja. Ayolah, hari sudah semakin sore.'' Kata Eunwoo sambil menarik lengan Taehyung.

''Tung—tunggu!'' kata Taehyung sambil menarik Eunwoo agar ia berhenti berjalan. Eunwoo menoleh, di dapati nya Taehyung yang sudah memegangi inhaler miliknya dengan wajah bingung. ''Apa ini?'' tanya nya.

''Itu inhaler. Ku gunakan ketika aku sesak nafas.'' Jawab Eunwoo. ''Ayolah kita pergi.'' Lanjutnya lagi sambil menarik lengan Taehyung namun Taehyung menahan dirinya sehingga sia-sia bagi Eunwoo untuk menarin lengan Taehyung. ''Sejak kapan kau punya asma?''

Eunwoo menyerah, mungkin telat beberapa menit tidak masalah. Eunwoo menghela nafas nya. ''Aku sering asma sejak aku smp. Lagipula, sekarang aku sudah mendingan.'' Katanya. ''Kau tidak boleh menganggap ini remeh.''

''Tapi pada kenyataannya asma ku tidak pernah kumat lagi.''

''Kau harus membawa ini.'' Kata Taehyung sambil membuka tas kecil yang Eunwoo bawa lalu memasukkannya.

Kali ini, justru Taehyung yang menariknya. ''Ayo, kita bisa terlambat.'' Katanya.

''Lagi pula inhaler ku sudah habis.'' Gumam Eunwoo.

-

Taehyung terus menggenggam lengan Eunwoo. Tak pernah sedikit pun terlintas di benaknya untuk melepasnya dan berjalan ke tempat yang ia inginkan sendiri. Semuanya tergantung pada Eunwoo.

''Kau mau pergi kemana?'' tanya Eunwoo. Taehyung menggeleng. ''Pulang.''

Eunwoo berdecak. ''Serius? kita bahkan baru sampai.'' Taehyung menggidikan bahunya. Ada ide terlintas di otak Eunwoo: ice skate. Eunwoo segera berlari melepaskan tangan Taehyung dan segera menuju escalator. Taehyung yang sadar bahwa Eunwoo sudah lepas dari genggamannya, segera berlari mengejar Eunwoo tanpa meneriaki namanya. ''Mau kemana?'' tanya Taehyung saat mereka sudah berada di escalator. ''Ice skate.'' Katanya.

Lantai 3.
Tempat dimana ice skate yang dimaksud berada. Eunwoo langsung berlari dan mengantri dibarisan yang mulai memendek, begitupun Taehyung.
''Permainan apa itu?'' tanya Taehyung pada orang-orang yang sedang bermain hockey.
''Hockey.'' Jawab Eunwoo singkat. ''Apa kita harus memainka itu jika kita main disini?'' tanya Taehyung lagi. ''Tidak juga. Apa kau mau bergabung dengan mereka?'' tanya Eunwoo. Taehyung diam, tampak berfikir sejenak. ''Mau-mau saja. Tapi, mungkin aku dengan mu saja.''

Lalu giliran Eunwoo dan Taehyung. Eunwoo segera membayar tiket untuk dua orang dan masuk ke ruangan ganti. ''Berapa nomor sepatu mu?'' tanya Eunwoo. ''42?'' lanjutnya.
''Coba saja.'' Kata Taehyung. Eunwoo mengangguk dan berjalan menuju tempat sepatu dan mencari ukuran sepatu yang pas untuk Taehyung. Setelah mendapatkannya, giliran Eunwoo mencari ukuran dirinya, nomor 39.

Eunwoo kembali dengan dua pasang sepatu ice skate di tangannya. Taehyung segera mengambil sepatu yang berwarna merah dari tangan Eunwoo. ''Ini pasti milik ku.'' Katanya. Eunwoo mengangguk dan segera duduk untuk memakai sepatunya. Begitupun Taehyung.

''Aku belum pernah memainkan ini.'' Katanya.

''Sama. Kita lakukan bersama saja.'' Jawab Eunwoo di akhiri dengan senyuman gigi yang lebar.

''Bagaimana kalau kau jatuh?''

''Maka aku akan jatuh. Hohoho.'' Kata Eunwoo sambil membuat suara tawa seperti santa clause.

Eunwoo berdiri setelah selesai memakai sepatunya, berjalan pelan menuju lapangan es diikuti dengan Taehyung yang memegangi jaketnya dari belakang. ''Hati-hati.'' Bisikk Taehyung.
Eunwoo mengangguk dan segera meraih besi di pinggir lapangan sebagai pegangan. Eunwoo berusaha berjalan dengan bantuan besi tersebut. Taehyung, berjalan di belakangnya sambil terus memegangi jaketnya.

''Coba kita ke tengah!'' usul Eunwoo yang langsung di balas gelengan cepat dari Taehyung. ''Tidak, aku takut kau jatuh.''

Eunwoo berdecak. ''Oh ayolah, it's gonna be fun Tae! Let me!'' berakhirnya tanda seru, Eunwoo melepaskan tangan Taehyung dari jaketnya, dan berjalan ke tengah lapangan. Secara otomatis, Eunwoo bisa memainkan sepatu nya dengan cukup lihai. Taehyung diam di pinggir lapangan, bahkan ia tidak tahu caranya berjalan di atas es seperti apa. Taehyung hanya memperhatikan beberapa orang yang berjalan di atas es sambil berharap ia juga bisa melakukannya.

Dilihatnya Eunwoo yang tertawa sambil menari-nari di tengah lapangan. Diikuti dengan anak kecil yang bergabung dengannya. Taehyung tersenyum melihat itu. Melihat temannya bahagia membuatnya ikut bahagia.

Eunwoo bergabung dengan barisan orang-orang yang berkeliling. Membentuk barisan seperti ular yang melegok-lego dan Eunwoo ada di barisan paling belakang. Barisan itu melewat Taehyung dan Eunwoo melambaikan tangannya begitu ia melewati Taehyung. Eunwoo sempat menyuruh Taehyung untuk bergabung namun Taehyung menolak.

Dan Eunwoo melanjutkan perjalanannya dengan barisan ularnya.

-

Sudah 30 menit Taehyung menghitung waktu dan Eunwoo masih bermain dengan banyak orang di tengah lapang. Taehyung terus meneriaki Eunwoo namun nihil Eunwoo sama sekali tidak mendengarnya. Kerumunan yang bising merendam suara Taehyung. Taehyung hendak menghampiri Eunwoo pada mulanya namun mengingat ia belum pernah bermain ice skate, ia memilih diam dulu walau Eunwoo terlihat mulai terengah-engah di tengah sana.

''EUNWOO!!'' seru Taehyung dan akhirnya Eunwoo menoleh. ''BERHENTI LAH, KEMARI!'' katanya. Eunwoo mengangguk dan segera berjalan untuk menghampiri Taehyung. Semakin lama, langkah Eunwoo semakin melambat. Eunwoo memegangi dada nya. menyadari hal itu, Taehyung segera meluncur dengan gesit seperti melupakan bahwa ia belum pernah meluncur di atas ice skate sebelumnya.

Semuanya demi Eunwoo.

Tepat. Tepat waktu. Tepat setelah Taehyung berada di depannya, Eunwoo tumbang.
''Ta—''

''Inhaler mu! Mana! Mana!'' ujar Taehyung sambil membuka tas kecil Eunwoo.

Eunwoo menggeleng. ''Ha—habis.''

Eunwoo masih bisa mendengar Taehyung yang mengumpat dan memarahi dirinya karena ceroboh dan terlalu menganggap remeh penyakitnya itu. Dan Eunwoo terlalu lemah untuk mengelak.

''Aku—aku masih bisa bertahan sekitar 15 menit. Bantu aku keluar dari sini..'' katanya. Taehyung mengesampingkan emosi nya dan mengangguk. Taehyung meminta orang-orang yang berlalu lalang di dekatnya untuk membantunya membawa Eunwoo dan beruntung, mereka semua peduli.

Setelah sampai di pusat informasi area ice skate, Taehyung melepas sepatu miliknya juga Eunwoo dan menggendong Eunwoo untuk mencari apotek. Beberapa orang mengikuti Taehyung dari belakang, beberapa di antaranya menunjukkan apotek dan juga tempat ibu menyusui karena disana Eunwoo bisa istirahat sejenak selagi Taehyung mencari obat. Dan Taehyung mengambil saran kedua.

''Lewat sini.'' Kata seorang gadis muda yang tadi mengikuti Taehyung. Taehyung mengangguk dan mengekor di belakang. Sesampainya disana, Taehyung yang menjadi pusat perhatian beberapa ibu-ibu langsung masuk ke ruangan kosong dan menidurkan tubuh Eunwoo yang mulai semakin lemah. Taehyung menitipkan Eunwoo pada gadis yang mengantarnya tadi.

''Chaeyeon. Nae ireumeun Chaeyeon Imnida.''

Taehyung sempat menoleh namun segera pergi tanpa membalas gadis itu.

-

''Orang itu... HEI KAU!'' seru Maerin begitu melihat sosok yang familiar dihadapannya. Taehyung menoleh, dan segera menghampiri Maerin dengan gusar.

''Kau sedang apa disini? Omong-omong kau benar, Dae dan aku sekarang—'' belum sempat Maerin melanjutkan kata-katanya, Taehyung justru memotong nya tanpa ragu. ''Apa kau membawa inhaler?'' tanya nya. Maerin menatapnya dengan ekspresi bingung. ''Apa—ya—ya aku bawa.'' Segera, Maerin mengeluarkan inhalernya dan memberikannya pada Taehyung. Setelah mendapatkan benda yang sangat-sangat Ia butuhkan saat ini, Taehyung segera berlari menuju ruang dimana Eunwoo berada. Dan Maerin mengikuti Taehyung dari belakang.

Setibanya disana, di dapatinya Eunwoo yang sudah berbaring lemas dengan nafas nya mulai melemah. Chayeon, yang kaget akan kehadiran Taehyung dan Maerin segera bangkit dan memberikan jalan untuk mereka berdua. Taehyung segera membantu Eunwoo memakai inhaler itu. Beruntung, Eunwoo mulai membaik.

''Apa kau sudah bisa bernafas dengan baik sekarang?'' tanya Taehyung. Eunwoo mengangguk pelan lalu kembali membaringkan tubuhnya. Taehyung mengembalikan inhaler itu pada Maerin yang masih terkaku di tempat. ''Terimakasih.'' Katanya. Maerin mengangguk.

''Apa yang terjadi?'' bisik Maerin. ''Dia bermain di ice skate selama 30 menit. Lalu asma nya kambuh. Kurasa ia kelelahan.'' Maerin mengangguk saat mendengarkan penjelasan Taehyung.

''Ta—hyung..'' bisik Eunwoo.

''Ya? Aku disini. Apa kau butuh sesuatu? Biar ku belikan.'' Kata Taehyung. Eunwoo menggeleng. ''Apa boleh aku tidur dulu selama 10 menit? Baru kita pulang.'' Taehyung mengangguk. ''Tentu saja. Take your time.'' Setelah itu, Eunwoo terlelap.

Taehyung berbalik, mendapati dua gadis asing di depannya dengan wajah kikuk. Dia bahkan tidak tahu apa yang harus dilakukan. ''Err..Saeyon, kau boleh pergi sekarang.'' ujar Taehyung sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Chaeyon berdiri lalu membungkuk memberikan salam. ''Baik oppa. Omong-omong, namaku Chaeyon.'' Taehyung mengangguk kaku lalu Chaeyong berpamitan pada Maerin dan pergi.

''Kau..siapa nya Eunwoo?'' tanya Maerin.

''Temannya.''

''Sudah lama disini?''

''Dimana?''

''Di Korea.''

''Sudah seminggu.''

Maerin menampilkan wajah kagetnya. ''Sejak kapan kau berteman dengannya?''

''Kau ini cerewet sekali. Aku sudah mengembalikan inhaler mu, lebih baik kau pulang.'' Kata Taehyung dengan nada sedikit kesal. Maerin melipat tangannya di dada. ''Serius? aku ini teman sekolahnya, aku berhak tahu apa saja yang terjadi dengannya.''

''Tidak semua hal yang terjadi dengan nya perlu kau ketahui, bagaimana jika itu privasi?''

Maerin diam, skakmat.

''Terserah! Intinya, aku hanya ingin bilang, apa yang kau bilang benar. Sekarang aku Dae menjadi sepasang kekasih. Terimakasih untuk infonya. Oh ya, omong-omong inhaler nya aku simpan disini saja. Berikan pada Eunwoo, bilang juga padanya terimakasih dan jangan malas ke apotek untuk membeli inhaler. Oke? Terimakasih.'' Dengan itu, Maerin pergi meninggalkan Taehyung sebelum Taehyung sempat membalasnya.

jangan malas pergi ke apotek?—fikir Taehyung.

-

Eunwoo terbangun setelah 10 menit Ia tertidur, didapati nya Taehyung yang duduk di sampingnya sambil tersenyum hangat ke arahnya. ''Kau sudah mendingan?''

''Ya. Terimakasih sudah menunggu.'' Eunwoo berusaha duduk dibantu dengan Taehyung. ''Kalau aku tahu jalan pulang, aku tidak akan menunggu mu.'' papar Taehyung datar. Spontan, Eunwoo memukul lengan Taehyung. ''Serius! kau ini menyebalkan!''

''Kau juga, membiarkan aku diam diruangan ini selama 10 menit. Apa kau tahu beberapa ibu-ibu diluar sana protes? Untung aku pintar dalam hal berdebat. Akhirnya mereka mengalah dan menunggu diruangan lain.'' Jelas Taehyung dengan wajah masam.

''Kenapa tidak bangunkan aku saja?''

''Aku tidak mau mengganggu tidur mu.''

''Aku tidak merasa terganggu kalau alasannya adalah ibu-ibu.''

''Aku tidak mau membangunkan mu.''

''Kenapa?''

Taehyung berdehem. ''Aku suka wajah mu saat kau tidur. Aku jujur. Kau cukup cantik. Aku salah, bumi memang cantik, sama seperti mu. Jadi aku membangunkan mu, aku tidak akan menikmati bumi kedua ku.''

''Hey yang didalam! Cepat keluar kalau sudah bangun!'' ujar salah seorang ibu-ibu di luar sana.

''Ayo pulang.'' Taehyung menarik tangan Eunwoo yang masih diam karena kaget akan pernyataan Taehyung.

Their hands are gently intertwined, they got the feelings that they can't even describe. Both of them, started from that night, they're starting wishing for something so damn beautiful. Especially for Kim Taehyung.

flashdisk ft. taehyung [on editing]Where stories live. Discover now