Chapter 5

41 13 11
                                    

(Pandangan Sosial)

Aku terbangun dari tidurku di malam hari, dan menemukan Ryuuji sudah berdiri memeluk boneka Figur Pahlawan yang sedang digemarinya saat ini. Wajahnya tampak murung, seakan sesuatu telah terjadi padanya.

"Ryuuji-kun, ada apa?"

"Nechan! Aku tidak bisa tidur. Bolehkan aku tidur bersama Nechan?"

Bukan ketakutan. Ryuuji seperti mengkhawatirkan sesuatu. Dan hal ini terjadi setelah selesai perayaan tadi malam di rumah baru Kagami.

Tempat tidurku cukup untuk dua orang, dan Ryuuji sudah sering membangunkan aku untuk tidur bersamanya dikamarku. Biasanya hal itu terjadi saat Ryuuji bermimpi buruk. Tapi untuk kali ini, kurasa bukan karena sebuah mimpi.

Saat Ryuuji sudah berbaring dengan memeluk guling, dia pun mulai berbicara.

"Nechan, Rena-nechan orang baik kan?"

Suaranya sangat pelan saat sudah berbaring dengan membelakangiku. Dia juga selalu seperti ini saat ketakutan. Tapi apa yang ia takutkan saat ini?

"Kenapa kau bertanya begitu? Tentu saja dia orang baik."

"Tadi aku bermimpi. Rena-nechan membuat Kakak Kagami tidak pernah mampir ke rumah kita lagi."

"Kau hanya terlalu memikirkannya. Apa kau tidak percaya pada Kakak Kagami?"

"Aku percaya. Tapi Rena-nechan sangat cantik. Dia juga memiliki payudara besar..."

Hehh. Mungkin aku memang tidak bisa marah pada orang yang polos. Baik itu Kagami maupun Ryuuji.

"... Aku sangat takut jika Kakak Kagami dan Rena-nechan semakin dekat, Kakak Kagami tidak akan mampir kerumah kita lagi."

"Sudah 'lah cepat tidur. Lagi pula rumah Kakak Kagami sekarang kan dekat. Kau bisa mampir kapan pun."

"Lagi pula kenapa Kakak Kagami bisa berpacaran dengan Rena-nechan. Bukan 'kah yang dekat dengan Kakak Kagami selama ini hanya Nechan. Kenapa Kakak tidak berpacaran dengan Kakak Kagami?"

Pemahaman anak zaman sekarang memang pesat. Aku tidak tahu jika selama ini dia memikirkan hal seperti itu. Seharusnya aku menasehatinya, tapi sejujurnya aku juga tidak tahu harus menjawab apa dengan pertanyaan Ryuuji. Semuanya terjadi begitu saja. Tapi hal yang jelas, itu terjadi karena selama ini aku terus menampik rasa cintaku pada Kagami. Terlebih aku memang tidak tahu bahwa yang selama ini kurasakan adalah cinta.

"Sekarang kau hanya perlu percaya pada Kakak Kagami. Sesibuk apa pun dia nanti, Kakak yakin bahwa Kakak Kagami akan meluangkan waktunya untuk Ryuuji."

"Hem. Terima kasih, Nechan."

Meski berkata seperti itu, sejujurnya aku juga memikirkan hal yang sama. Akan sampai kapan Kagami meluangkan waktunya untuk berempati pada kami. Sekarang dia sudah mempunyai pacar yang berhak untuk mendapatkan semua perhatian yang selama ini Kagami berikan pada kami.

"Kalau begitu selamat malam, Nechan."

"Hem. Selamat malam."

Keesokan harinya aku jadi terbebani dengan pertanyaan Ryuuji. Sejujurnya harapanku bukan untuk perhatian Kagami berpihak pada salah satu dari kami atau Rena-senpai. Aku lebih suka jika Kagami terus memberikan perhatiannya pada kami dan Rena-senpai. Tapi aku juga tidak akan membencinya, jika akhirnya Rena-senpai yang Kagami utamakan.

Bagaimana pun aku juga tidak ingin jika karena kami, Rena-senpai harus merasakan sedih bahkan menderita.

Seperti biasa, hari ini aku dan Kagami memakan bekal makan siang diatap sekolah. Rena-senpai tidak datang hari ini, tapi aku tidak tahu kenapa Rena-senpai tidak datang hari ini. Biasanya dia sangat menantikan waktu untuk bersama Kagami.

Anata no Egao (Senyumanmu)Where stories live. Discover now