C h a p t e r 1 8

1.7K 89 0
                                    

Pintu ruangan Zaidan terbuka. Ibunya Shania.

"Eh, ada Mama." sapa Zaidan sambil menyalimi ibu Shania.

"Zaidan sudah sehat?" tanya ibu Shania.

"Sudah baikan, Ma. Kok anaknya ga diajak, sih?" ujar Zaidan.

"Tadi katanya dia sudah ke sini, tapi kamu belum sadar. Dia kesal, tuh. Katanya kangen. Kamu kangen, ga, sama Shania?" ujar ibu Shania.

Zaidan tersenyum lebar. "Kangen banget malah."

"Belum sehari ga ketemu udah kangen,
ya,"

"Mama, sih, kenapa Mama melahirkan seorang perempuan yang selalu buat Zaidan kangen?" canda Zaidan.

Mereka tertawa. Mereka mengobrol dalam waktu yang lama.

"Oh, iya. Terima kasih sudah melindungi Shania, ya. Terima kasih juga sudah menjaga dia selama Mama & Papa ga ada," ujar ibu Shania.

"Udah jadi kewajiban Zaidan, Ma. Bidadari memang harus dijaga dan dilindungi," canda Zaidan lagi.

"Udah, ah. Kalau mau gombal di depan Shanianya aja sana," ujar ibu Shania, lalu melanjutkan obrolan mereka.

•••

2 hari kemudian, Zaidan dan Shania sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Hari ini, Shania sedang berlatih menggunakan tongkat.

Zaidan menatap perempuan berambut hitam panjang yang dikuncir itu. Ia belum sadar akan keberadaan Zaidan.

Lima menit kemudian, Shania sudah selesai berlatih. Ia sudah bisa berjalan dengan bantuan tongkat. Shania mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, dan dia melihat seseorang. Zaidan.

"JIDAAAN!" Shania menghampirinya dengan setengah berlari, lalu memeluknya dengan satu tangan. Satu tangannya lagi? Kan, pegang tongkat.

"Hai, Isha. Kangen, ga?" Zaidan membalas pelukan Shania.

"3 hari ga ketemu, ga chat, ga telepon, rasanya aneh." ujar Shania mendongakkan kepalanya, lalu melepas pelukannya.

Zaidan terkekeh. Mereka sama-sama butuh istirahat, jadi, untuk sementara, mereka tidak berkomunikasi dahulu.

"Zai, ke rumah gua, yuk," ajak Shania.

"Ayo, gua bilang dulu sama Nay,"

•••

Zaidan dan Shania sedang berada di kamar Shania. Zaidan sedang bermain gitar, sedangkan Shania sedang duduk di kasurnya sambil memerhatikan Zaidan.

"Sha, nyanyi, dong," pinta Zaidan.

"Lagu apa?" tanya Shania.

"Apa aja,"

"Ga ada lagu judulnya 'apa aja',"

"Ya, udah, 'Back To You' aja. Tapi, nyanyinya bareng gua," ujar Zaidan.

Shania mengacungkan jempolnya, lalu mulai bernyanyi. Zaidan memainkan gitar.

Ooh, you stressed me out, you kill me
You drag me down, you f**k me up
We're on the ground, we're screaming
I don't know how to make it stop
I love it, i hate it, and i can't take it
But I keep on coming back to you

"Oh, iya. Sha, lu mau sekolah atau di rumah dulu sampai kaki lu pulih?" tanya Zaidan.

"Ga tahu, deh. Tanya aja sama Mama," jawab Shania.

Sesaat, keheningan menyelimuti mereka.

"Jidaan...." Shania mulai merengek.

"Kenapa, Isha?" tanya Zaidan lembut.

"Mau Starbuck's. Beliin, ya. Please,"

Zaidan menghela napas. Ia meraih kunci motornya dengan pasrah.

•••

Zaidan membuka pintu rumahnya. Sudah seharian ia menemani Shania. Zaidan merebahkan dirinya di sofa.

"Sore, Bang. Gimana keadaan Kak Sha?" tanya Erick.

"Baik-baik aja. Lu nanyain Isha terus, gua curiga. Dilarang menikung abang sendiri, oke?" canda Zaidan.

"Sorry, ya, gua member 'Anti Tikung Tikung Club'. Lagipula, gua punya cewek, sih." ujar Erick sambil tertawa pelan.

"Donna, kan? Gara-gara sibuk pedekate, di kelas, gua dicuekin mulu, sial," rutuk Nayla.

"Rick, cariin cowok, tuh, buat adik lu. Lagian, sih, pacaran sama pekerjaan," ejek Zaidan.

"Siap, siap." Erick terkikik geli.

"Oh, iya. Tadi gua ke sini mau ngapain, ya?"--Nayla berpikir sebentar--"OH, IYA! Karena bukti kita cukup kuat, Rizki dipenjara, Bang."

"Kok bisa? Atas tuntutan apa dia dipenjara?" tanya Erick.

"Bisa, dong, gua, gitu lho. Umur dia, kan, udah 18 tahun. Percobaan pembunuhan terhadap Kak Sha & Abang. Soalnya, sarin di plastik itu cukup buat membunuh banyak--banget--orang dalam satu ruangan," jelas Nayla panjang lebar.

"Ara?"

"Belum cukup umur buat dipenjarakan. Ditambah lagi, dia ga terlibat langsung di setiap kejadian,"

Zaidan mendengus. "Oke, makasih infonya, Nay."

Zaidan masuk ke kamarnya. Nayla dan Erick saling melempar pandangan.

"Abang kenapa lagi, sih?" tanya Erick.

Nayla mengangkat bahunya.

"Oh, iya. Ada, tuh, teman gua yang jomblo. Ganteng lho, Nay,"

Nayla menjitak pelan kepala Erick.

••

Song included : Back To You - Louis Tomlinson;Bebe Rexha;Digital Farm Animals.

Gimana?😂
I hope you enjoy the story,guys.
Share ke temen² kalian juga yak!
Jangan lupa vote & follow!

Auf Wiedersehen.

After ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang