C h a p t e r 7

2.3K 109 0
                                    

"Shania, gua mau ngomong,"

Shania membalikkan tubuhnya. Rizki. Shania memberi kode kepada teman-temannya untuk menunggunya sejenak.

"Kenapa lu tadi nonjok Zaidan?" tanya Shania to the point.

"Gua ga suka dia deket-deket sama lu," jawab Rizki dengan nada angkuh.

Shania mendengus kesal. "Terus? Apa masalahnya sama lu?"

"Gua suka sama lu, jadi lu milik gua," ujar Rizki.

"Begini, deh. Gua biarin lu deket sama gua, tapi syaratnya, lu ga boleh nonjok, ngancem, atau apapun itu ke Zaidan. Deal?" tawar Shania.

"Oke,"

•••

Zaidan sedang mendengarkan musik sambil memainkan handphone-nya ketika Shania memanggilnya.

"Kenapa, Sha?" Zaidan melepas earphone-nya.

"Rizki nyuruh lu buat jauhin gua?" tanya Shania.

"Iya,"

"Please, jangan turutin kata dia, ya, Zai," mohon Shania.

"Iya,"

"Serius, Zai," ujar Shania.

"Iya, Ishania. Gua ga akan turutin kata-kata Rizki," ulang Zaidan menegaskan.

"Gitu, dong. Baru namanya pacar Ara," ujar Shania asal.

"Apa hubungannya coba?"

Shania tertawa.

•••

Shania sedang berjalan menuju taman. Tiba-tiba, seseorang menariknya.

"Apa lagi sih, ini?" Shania kesal. Ya, siapa, sih, yang tidak kesal kalau tiba-tiba ditarik oleh manusia yang datang entah dari mana?

"Shan, gua minta maaf," ujar Rizki.

"Soal?"

"Gua nonjok temen lu," jawabnya.

"Minta maaf sama Zai, jangan sama gua. Tuh, orangnya." Shania menunjuk seorang laki-laki dengan rambut hampir gondrong itu.

"JEDAN!" teriak Shania.

"RIP telinga gua yang berharga. Kenapa, sih, Sha?" ujar Zaidan sambil menutup telinganya.

Shania menyikut Rizki.

"E-eh, a-anu.... Gu-gua minta maaf soal yang tadi," ujar Rizki tergagap.

"Yo, santai aja. Tapi lain kali jangan di sini,"--Zaidan menunjuk dadanya--"jantung gua bermasalah."

Rizki tidak berbicara. Dia hanya mengangguk pelan, lalu pergi.

"Itu dia memang suka tiba-tiba pergi, tiba-tiba ada gitu, Sha?" tanya Zaidan.

"Biasa, lah, titisan jelangkung. Datang tak diundang, pulang tak diantar," jawab Shania asal lagi.

Zaidan tertawa pelan. "Lu kenapa, sih, hari ini?"

•••

Shania berbaring di kasurnya, memainkan handphone-nya. Dia sedang chatting dengan Diva dan Domini.

Divaaz : Shan, lu ga ada perasaan gitu sama Rizki?
DominiQ : Nah iya
DominiQ : Ga mungkin lah, ga ada perasaan
ShaniaaP : Dikit sih
ShaniaaP : Sifatnya ga beda jauh sama Zai
Divaaz : Yaelah, Zaidan aja terus
DominiQ : Itu sindiran atau perintah Div?
Divaaz : Au ah, Dom. Terserah lu
DominiQ : Kalo misalnya Rizki nembak lu, lu terima ga Shan?
ShaniaaP : Mau ga mau. Biar gua bisa move on
Divaaz : Wet, anak orang dijadiin pelampiasan
ShaniaaP : Bodo ah.

Shania mematikan handphone-nya.

Tapi gimana ya, kalau Rizki nembak gua? Gua ga ada rasa, tapi gua mau move on dari Zai, batinnya dilema.

•••

Gimana?😂
I hope you enjoy the story, guys.
Oiya, maaf yak, ceritanya banyak yang di-skip. Otak saya udah mentok 😂

Share ke temen² kalian juga yak!
Jangan lupa vote & follow!

Auf Wiedersehen.

After ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang