C h a p t e r 2

4.5K 220 2
                                    

Sebulan kemudian...

Shania berjalan menuju kelasnya, X IPA 2. Di tengah jalan, ia dicegat oleh seseorang.

"Hai, cantik. Kenalin, gua Rizki." kata seorang manusia antah-berantah itu.

"Gua Shania. " ujar Shania dingin.

"Cuek amat, sih, neng, sama cogan."

Shania bergidik. "Dih, gua geli. Minggir sana. Gua mau lewat."

Ekspresi kesal muncul di wajah Rizki.

Awas aja lu, Shan. Gua bakal bikin lu jatuh cinta sama gua, batinnya.

Di ujung koridor, seseorang memerhatikan mereka sedari tadi. Sudut bibirnya sedikit terangkat.

"Beruntung dulu gua pernah milikin Isha." gumamnya, lalu pergi.

•••

Di kelas, Shania memperhatikan apa kata Pak Anto, guru fisikanya. Shania memang suka dengan pelajaran itu. Begitu pula dengan Zaidan yang duduk di sampingnya.

"Kerjakan Uji Kompetensi 4 halaman 141-144 bagian A dan B. Boleh kerja sama, tapi sama buku atau teman sebangku. Bapak keluar dulu." kata Pak Anto.

Mereka bertatapan dengan senyum sinis.

"Yang nilainya lebih tinggi berhak ditraktir mi ayam Bu Indah,"

"Siapa takut?"

•••

"Ha, tinggian nilai gua, Sha. Yok, ke kantin. Cepet." ujar Zaidan dengan penuh kemenangan.

"Ngalah aja, dah, sama Zai." Shania bangkit dari duduknya, menyusul langkah Zaidan.

Sesuai perjanjian, Shania membelikan Zaidan semangkuk mi ayam. Dan, Shania bertemu manusia antah-berantah itu lagi.

"Udah, sini gua bayarin," kata Rizki tanpa meminta persetujuan Shania.

"Ga usah, ini punya temen gua,"

"Yaudah, gua beliin satu lagi buat lu," Shania hanya diam.

Heran, ini orang ga ada nyerahnya, batin Shania.

Shania kembali ke mejanya & Zaidan sambil meletakkan mangkuk Zaidan. Sebelum mereka sempat berkata, Rizki menaruh semangkuk mi ayam lagi di meja mereka.

"Makasih." ujar Shania singkat.

"Sama-sama, cantik," ujar Rizki dengan nada menggoda. Shania bergidik geli.

"Sedih amat, punya fans ayan gitu," ejek Zaidan geli.

"Cemburu mah, bilang aja, Zai,"

Ucapan Shania membungkam Zaidan. Benar, sih, apa yang ia ucapkan.

"Oh, iya. Kapan lu mau nembak Ara?"

Zaidan hampir tersedak. Setelah minum, ia bertanya, "Lu tahu dari mana gua deket sama Ara?"

"Pertama, lu pamer di IG lu. Kedua, Ara temen SMP gua," jelas Shania.

Zaidan menghembuskan napasnya.

"Kasian, masa temen gua digantung kayak jemuran tetangga?"

"Ga tahu, dah, ga peduli. Let it go aja," ujar Zaidan pelan.

"Suka-suka lu aja, dah,"

Gua tahu lu cemburu, Sha.

•••

Gimana?😂
I hope you enjoy the story,guys.
Share ke temen² kalian juga yak!
Jangan lupa vote & follow!

Auf Wiedersehen.

After ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang