C h a p t e r 1

6.7K 263 1
                                    

"Bang, sebenernya lu sama Ara pacaran, ga?"

Zaidan mendengus. "Belum, Nay. Udah berapa kali gua ngomong ke lu."

"Masa iya habis putus dari Kak Isha langsung pacaran lagi, sih? Gila aja." Erick terkekeh.

"Bisa ga usah ngomongin Isha?!"

Nayla dan Erick terdiam mendengar bentakan kakaknya.

"Sorry,"

Zaidan pergi meninggalkan kedua adiknya.

"Abang kenapa, sih, Kak?" tanya Nayla heran sambil menatap Erick.

Erick mengangkat bahu. "Ga tahu, tuh. PMS kali."

•••

Mungkin kalian sudah bertemu Ishania sebelumnya. Isha & Shania adalah orang yang sama. Namun, hanya Zaidan, Erick, dan Nayla yang memanggilnya Isha.

Shania menatap layar handphone-nya. Menelusuri aplikasi Instagram.

Matanya tertuju pada satu unggahan.

Sebuah foto. Zaidan dengan Ara.

Shania kesal, hampir membanting handphone-nya. Bayangkan saja, temanmu dekat dengan mantan pacarmu. Bagaimana perasaanmu? Sakit, bukan?

Ingin rasanya ia benci pada Ara. Ingin rasanya ia benci pada Zaidan. Tapi, ia tak bisa.

Bagaimanapun, Ara adalah temannya sejak SMP. Tidak mungkin mereka bermusuhan hanya karena laki-laki.

Lalu, Zaidan? Bagaimana pula Shania bisa membencinya? Ia terlalu menyayanginya.

•••

Zaidan membanting tubuhnya ke atas kasur.

Kenapa adik-adik gua bahas tentang Isha, sih? Kan, gua jadi ga bisa move on, batinnya.

Begitu menyadari apa yang ia pikirkan, Zaidan langsung menepis pikiran itu dari kepalanya.

"Lu ngapain, sih? Fokus aja deketin Ara. Ga usah mikirin Isha lagi," katanya pada diri sendiri.

Tapi, itu tidak berguna. Sosok Shania terus berputar di otaknya.

Zaidan mendengus kasar, menyalakan handphone-nya, memutuskan untuk chatting dengan Ara.

•••

I hope you enjoy it!
Harap maklum kalau ada kesalahan, yak. Namanya juga newbie😂

Jangan lupa vote cerita ini dan follow yang nulis. Oke? Sip.

Sekian, terima duit.

(jangan panggil) Author

After ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang