Chapter 39 "Children From The Sky"

74.1K 7K 55
                                    


TYPO DIMANA-MANA

HAPPY READING....

"mata pink?!" tanya kaget Larry

"ya mata pink!" ucap Derran

"dia adalah anak dari Stina, orang dengan mata langka yang seharusnya berada ditabung" jelas Derran

"jadi! apakah kita harus memasukannya ke dalam daftar?" tanya Larry dengan seyum devil

"pasti! satu orang hilang, kita dapat penggantinya" ucap Derran

"benar! omong-omong siapakah wanita yang telah menggagalkan kita untuk mengambill mata lava dari seorang murid wanita itu?" tanya Larry

"sepertinya dia sangat familiar" ucap Derran

"bahkan dia tahu tentang kakimu" ucap Derran

"kamu benar! ahli menyamar ternyata" ucap Larry

"apakah kamu ingat wanita tempo hari yang datang ke toko Ice Cream?" tanya Larry

"aku mengingatnya" ucap Derran

"sepertinya itu adalah dia" ucap Larry

"bagaimana dia bisa tahu toko Ice Cream itu?" tanya Derran

"aku juga tidak tahu" ucap Larry

Disisi lain, Steny sedang berjalan sambil merenung di kegelapan, dia bingung! apakah dia harus kembali ke AEA ataukah ke Rumahnya, jika di AEA yang pasti dia akan lelah jika dipanggil Nona, tetapi jika di rumahnya pastinya banyak polisi AEA yang datang untuk menjemputnya

"tidak ada bedanya!" gumam Steny kesal, Steny menekan Jam canggihnya, terlihatlah sebuah hologram bertuliskan angka nol satu nol nol

"sudah larut! aku harus beristirahat dimana, apakah aku perlu tidur dijalan?" ucap Steny

"tidak memungkinkan" ucap Steny sambil menggeleng-gelengkan kepalanya

"aku harus beristirahat!" ucap Steny

"ada rumah" ucap Steny cepat

"semoga saja dia mengizinkan aku menginap" ucap Steny senang

"lagipula uangku semakin menipis, kalau di hotel tidak akan cukup" ucap Steny berpikira

"semoga saja!" ucap Steny yang langsung berlari kearah rumah itu

"tok! tok! tok!" suara ketika Steny mengetuk pintu rumah sederahana itu

"permisi!" ucap Steny, tidak lama seseorang membuka pintu

"iya! mencari siapa ya?" tanya seorang wanita yang sudah tua, tetapi terlihat sehat

"mmm, bolehkah aku menginap disini?" tanya Steny


"maaf, sebelumnya anda siapa ya?" tanya nenek itu

"aku murid AEA, yang dikeluarkan" ucap Steny

"silahkan masuk!" ucap nenek itu, Steny di persilahkan masuk

"kalau boleh nenek bertanya? kenapa kamu dikeluarkan dari AEA?" tanya nenek itu sambil merapihkan sofa yang sudah tua


"duduklah!" ucap nenek itu

"sebelum tidur, sebaiknya kamu membersihkan diri" ucap nenek itu kepada Steny

"kenapa nenek begitu baik kepadaku?" tanyaku

"karena dulu aku pernah mempunyai anak angkat yang mempunyai mata bakat alam" ucap nenek itu

"dan aku dikeluarkan karena kau telah membongkar rahasia ruang bawah tanah AEA" ucap Steny pelan

"ruang bawah tanah, astaga!!" ucap kaget nenek itu

"ada apa nek?" tanya Steny

"siapa kamu? kenapa kamu tahu tentang ruang bawah tanah itu?" tanya nenek itu

"aku Steny nek! anak salah satu dari sepuluh orang dengan mata berbahaya" ucapku sendu dengan melepaskan jubahku

"Stina!!!" ucap kaget nenek itu

"duduklah!" ucap nenek itu sambil menarik tangan Steny agar duduk

"kamu anaknya Stina?" tanya nenek itu

"kemungkinan besar" ucap Steny ragu-ragu

"bukankah anak Stina menghilang?" tanya nenek itu agak bingung

"anak Stina yang menghilang itu telah diasuh oleh orang lain nek" ucap Steny lagi

"apakah kamu benar-benar anak Stina?" tanya nenek itu tidak percaya sambil menggoyangkan bahu Steny

"iya nek, apakah aku mirip dengan ibuku?" tanya Steny

"wajahmu memang mirip, tetapi rambutmu mirip sekali dengan-

"ayahku" ucap Steny memotong

"benar, alan! anak sahabatku" ucap nenek itu tersenyum

"nenek mengenal ayah dan ibuku?" tanyaku senang

"tentu saja, dulu nenek adalah orang yang mengurus anak-anak yang datang dari langit" ucap nenek itu

"dari langit!" ucap kaget Steny

"benar, sebelas anak turun dari langit" ucapnya sambil melihat keatas, seperti membayangkan sebuah pesawat angkasa turun dari langit

"hmm, bolehkah nenek menceritakannya?" tanya Steny

malam itu! malam yang begitu indah, bintang bertaburan dimana-mana, bulan bersinar dengan indahnya, aku menatap langit dengan rasa takjub, dulu aku adalah seorang wanita yang tinggal sendiri, tanpa kelurga, tanpa orang tua, dan tanpa pasangan hidup, hanya aku seorang, aku tinggal jauh di sebuah hutan.

aku melihat sebuah bintang yang begitu aneh! bintang itu berkedip-kedip dan ukurannya bertambah besar, aku melihat sebuah cahaya yang besar, dengan cepat aku mengikuti cahaya itu, dengan cepat aku berlari menyusuri hutan gelap agar rasa penasaranku hilang! apa itu? tanyaku saat berlari, tanpa mengenal lelah akhirnya cahaya itu turun dan ternyata itu sebuah pesawat angkasa yang ukurannya cukup besar, pesawat itu turun dipemukiman warga yang agak sepi, hanya ada beberapa rumah yang di terangi oleh cahaya lampu.

pesawat itu mendarat, dan tidak lama pintu pesawat itu terbuka, aku kira yang keluar adalah makhluk asing yang sering diceritakan oleh semua orang, dengan kepala besar dan tubuhnya seperti kadal, tetapi itu salah! aku menatap mereka dengan seksama, aku melihat makhluk yang memiliki tangan, kali serta kepala! astaga! apakah itu manusia?! tanyaku sendiri kaget, tetapi ada yang berbeda dengan mereka, aku kembali melihat mereka dengan teliti, hmmm apa ya? tanyaku sendiri, tetapi aku melihat hal yang tidak lazim, astaga! ucapku ketika melihat mereka yang memiliki mata yang memiliki berwarna beda tiap orangnya, sepuluh anak! tidak! tetapi sebelas anak! karena salah satu anak itu menggendong seorang anak yang lebih kecil.

aku melihat mereka menatap kebingungan dengan sekeliling mereka, dengan cepat aku berlari kearah mereka, sesampainya disana mereka ketakutan, mereka menghindar! aku tersenyum dengan lebar dan segera melambaikan tangan untuk menyapa mereka, tidak lama, seorang anak yang berbeda dengan lainnya langsung mendekat kearahku dan segera berbicara, tetapi bahasa mereka begitu aneh, aku tidak mengerti, tetapi aku mengerti ekspresi mereka yang ketakutan serta kebingungan, dengan cepat aku langsung menyuruh mereka untuk mengikutiku, tidak lama pesawat yang mereka kendarai langsung hancur menjadi debu, aku kaget dengan hal itu, tetapi karena mereka kebingungan, aku langsung mengajak mereka untuk mengikutiku, di sepanjang perjalanan aku mendengar mereka berbicara satu sama lain, membicarakan hal yang tidak aku mengerti, di saat itu juga aku berpikir? siapa yang mengerti bahasa mereka? siapa yang dapat mengajari bahasa disini? setelah aku berada dirumahku yang begitu sederhana, tiba-tiba mereka melihat rumaku dengan tatapan aneh, aku menyuruh mereka masuk, dengan segera aku menyuruh mereka untuk duduk dan aku langsung berpikir, tidak lama ada satu nama yang lewat dipikiranku yaitu sahabatku yang jeniusnya tidak terhingga, siapa lagi kalau bukan profesor Denta, aku mengenalnya ketika aku berteman dengannya saat pulang sekolah, dulu aku anak jalanan yang tidak mempunyai tempat tinggal, tetapi dia datang dengan begitu baiknya, dia sering membagi bekal makanannya sampai mengajari berbagai hal ilmu apapun, aku selalu bahagia dengan dia, dia selalu memperlihatkan sebuah penghargaan atas kepintarannya.

NEXT>>>>

=

Amazing Eyes Academy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang