"Giovani,ulangan besok kamu duduk sendiri di depan!" seru Bu Lidya pada Gio kemudian keluar dari kelas.
Gio mencibir, "Sensi amat sih tuh guru sama gue!"
Aku tidak mengubris Gio. Bagus deh,jadi ulangan besok aku sedikit lebih tenang karna gak perlu ngerjain ulangannya juga.
"Biarin aja Yo,dia emang gitu sama cowok-cowok ganteng. Gue,Dimas,Satria juga waktu kelas satu kena mulu sama dia,ada produk baru jadinya dia capernya sama elo sekarang"
"Heh jadi maksud lo,lo ganteng?" seruku pada Gibang.
Gio tertawa sedangkan Gibang nyengir memamerkan behelnya yang berwarna hijau muda.Memang Gibang gak jelek sih,tapi tetep aja males banget ngedengernya.
"Besok kalo lo bingung,lo tanya gue aja" Stephie mendekati Gio. "Gue bantu sebisa mungkin kok,gue duduk di belakang lo deh."
"Ya lo pikir aja Steph,bu Lidya nyuruh gue di depan terus sendirian ya supaya gue bisa diawasin lebih ketat. Gak mungkinlah gue bisa nanya"
Stephie memegang tangan Gio,matanya berbinar-binar. "Apa kita belajar bareng aja?" Stephie kelihatan semangat sekali.
Aku menahan tawa. Pasti Gio langsung merinding deh di deketin sama Stephie,dia kan anti banget sama cewek cantik nan nyebelin itu.
Gio merangkulku, "Gak perlu,Steph. Cewek gue kan pinter,gue mau minta ajarin dia aja.Ya gak yang?"
Gak!Gak mau! Kalau gak ingat lima belas juta itu rasanya aku mau jawab itu. "Iya,ntar kamu aku ajarin" aku menatap Stephie tajam. Sekalian deh balas dendam udah ngatain aku malem minggu kemarin, "Steph,lo kenapa ya seneng banget ngurusin cowok orang?"
"Ooooo!!!" ledek Gibang.
Stephie memukul paha Gibang yang langsung berteriak kesakitan kemudian pergi meninggalkan kami. Rasakan! Sekarang gak ada pembela lo itu hahaha. Lho kok aku seneng banget?Astaga aku gak mau ketularan jahat kayak Gio!
Gio mengacak-acak rambutku. "Itu baru cewek gue hahahaha" kata Gio pelan."Ke kantin yuk!" Dia kelihatan senang sekali. Aduh perasaan apa ini? Kenapa aku jadi makin senang?Aku kan habis ngejahatin orang!
Di kantin Dimas sedang asyik ngobrol dengan Fira. Sejak kapan mereka jadi akrab?Ya Dimas memang akrab sama semua orang sih. Tapi mereka ngobrolin apa sih?Kayaknya seru banget? Aaa aku pasti cemburu!Aku ingin sekali memisahkan mereka berdua,gimana caranya ya? Masa aku sok asik terus gabung sama mereka? Eh aku gak boleh gitu,kalo dengan cara begini Dimas bisa ngelupain aku,ya sudah. Aku kan gak bisa mengharapkan dia single terus sampai aku putus. Egois itu sih namanya.
Mungkin sudah saatnya dia cari cewek baru,cewek yang dia suka kan bego banget sampai mecahin guci seharga lima belas juta,lalu utang sama cowok yang pamrih. Terus ninggalin dia...
IIIIIII
Ada satu tempat favoritku di rumah Gio,yaitu halaman belakang rumahnya. Halamannya tidak terlalu luas,hanya saja aku sangat merasa tenang disini. Aku suka duduk atau tiduran di gazebo yang terbuat dari kayu jati yang kokoh,juga suara gemerincing air dari kolam ikan,taman ini juga teduh bahkan kalau matahari sedang terik.
Aku sedang belajar untuk ulangan matematika besok di gazebo. Semenjak kelas dua aku jadi jauh lebih rajin,selain karna aku memang mau makin rajin,Gio menuntutku untuk pintar at least rajin.Bahkan caranya menyuruh belajar lebih seram dari pada orang tuaku sendiri,jadi aku langsung nurut.Lagipula perintahnya yang satu ini gak merugikanku kok,malahan menguntungkan.
YOU ARE READING
Pacar Lima Belas Juta (END)
Teen FictionKehidupan Kanya sebagai remaja berumur 15 tahun yang semula mulus-mulus berubah menjadi complicated semenjak insiden Kanya memecahkan guci seharga 15 Juta. Selama setahun, dia harus menjadi pacar Gio, si ganteng yang digilai banyak cewek-cewek cant...
