Wake Up : 3 (Another World)

Start from the beginning
                                    

"aku mau masak dulu dan kalian anggap saja ini rumah sendiri, terutama kau Ramona" ucap kakek Mark dan ia meninggalkan aku dan kakek lalu pergi menuju dapur

Aku diajak kakek untuk duduk disofa panjang, "sudah lama kita tidak bertemu, cucu ku" ungkap kakek ku dan aku hanya tersenyum

"kakek" tanya ku setengah kepo dan kakek menjawab "hmm?" sambil melirik ku dan aku melanjutkan "apakah kakek ini arwah?" lalu kakek ku mengangguk

Anggukan kakek membuat ku merinding sekaligus menggigil tapi kalau aku tinggalkan kakek, nanti aku tinggal sama siapa, sedangkan tubuh ku tak bisa ku masuki

Lalu kakek Mark datang sambil membawa makanan, dia menyuguhkan ku sebuah biskuit, aku pun menoleh ke kakek dan dia hanya tersenyum sambil mengangguk

"makanlah, ini adalah makanan khusus arwah" ucap kakek Mark mendahului ku sebelum aku bertanya

Aku meraih satu biskuit dan benar saja biskuit itu tidak jatuh ataupun menembus tangan ku, segera ku masukkan biskuit itu ke mulut ku dan rasanya sungguh luar biasa, biskuit yang paling enak yang pernah ku makan selama menjadi hantu

Setelah makan dan berbincang dengan kakek juga kakek Mark, aku pergi ke luar berniat untuk berkeliling kota Lourmarin tapi kakek ku melarangnya dia bilang jika aku nyaman menjadi hantu, maka aku tidak bisa kembali ke raga ku untuk selamanya

"kau harus menyelesaikan masalah mu di dunia arwah dan kamu harus melewatinya dengan selamat" jelas kakek dan aku pun menelan ludah sekuat tenaga

"baiklah sekarang, kau tidak boleh jauh-jauh dari Mike" ucap kakek Mark dan saat ku tatap kakek, dia hanya menatap ku. Sedih? Memangnya apa yang akan terjadi pada ku? Kenapa mereka tidak to the point saja! Membuat ku bingung saja

Saat ku buka tirai jendela, tiba-tiba cahaya yang sangat terang melintas dan aku pun segera menutup mata dengan lengan ku

Ku buka mata ku dan betapa bahagianya aku, karena aku sudah berada didalam kelas, suasana disini seperti saat malam bulan purnama, didepan ku ada teman-teman ku yang sebelumnya pernah ku habisi, mereka duduk tertunduk dikursinya masing-masing, tak lupa tangan dan kakinya yang sudah terikat

Didepan papan tulis, dimeja guru tepatnya, terdapat beberapa senapan, pisau, dan gergaji mesin. Sepertinya aku harus membunuh mereka untuk yang kedua kalinya

Aku lebih memilih pisau, ku acungkan pisau dihadapan mereka lalu aku mengambil ancang-ancang, bersiap menerkam mereka satu persatu

Ku dekati mereka namun tiba-tiba didepan ku muncul tembok besar yang menghalangi ku, sial! Gumam ku. Lama kelamaan tembok itu menggencet ku

Sempat ku dorong dan ku tendang tembok itu, tapi hanya rasa sakit di kaki dan tangan ku yang ku rasa, aku pun pasrah dengan keadaan. Ku tutup mata ku, ku eratkan genggaman tangan ku dan bersiap untuk mati tergencet tembok sialan ini

Wushhh...

Angin kencang menerpa wajah ku, aneh sekali. Apakah saat kalian terjebak diruangan tanpa pintu, angin akan menembus masuk? Atau mungkin karena gerakan tembok yang semakin menggencet tubuh ku? Ada yang bisa jawab? *author tolong!*

Dengan sedikit keberanian yang ku miliki, ku buka kedua mata ini dan aku melihat banyak orang berlarian yang arahnya berlawanan dengan ku, bahkan orang-orang itu menyuruh ku untuk lari

Setelah aku lama terpaku dengan kondisi di sekitar ku ini, mendadak ada suara benda berat terlempar

Aku memandang ke langit dan aku tidak bisa melihat awan melainkan hanya sebuah traktor terbang di atas kepala ku, sontak aku berlari mengikuti orang-orang berniat menghindari traktor terbang itu

BULLY (Terror In School)√Where stories live. Discover now