Now or Never

545 24 0
                                    


Maizi POV

Pagi yang cerah untuk ku memulai hari baru, aku berjalan menyusuri koridor dan kelas demi kelas tak lupa mata ku terus mencari keberadaan gadis yang selalu membuat ku tersenyum, biasanya dia berangkat sekolah dengan ku namun kali ini ibunya mengatakan bahwa ia ingin berangkat sendirian, huh! Dasar Ramona membuat ku khawatir saja, semoga dia baik-baik saja

"Maizi!" ucap seseorang, dari suaranya mah terdengar seperti suara cewe, aku menengok dan ku dapati seorang gadis western, berpakaian sekolah rapi dan berambut pirang yang dikuncir kuda, berdiri di depan ku, dia mulai berlari ke arah ku, seraya berlari dia selalu tersenyum kepada ku

"lo gk bareng Mona?" tanyanya, "kata ibunya sih berangkat sendirian tapi sampai saat ini gue gk liat keberadaannya" jawab ku. "gue tau dia dimana!" teriak seseorang dari arah belakang kami dan aku menemukan sosok yang ku cari selama ini, dia masih cantik seperti dulu walaupun hanya menggunakan setelan seragam sekolah dengan rambut hitam lebatnya yang diikat ponytail rendah dan tergerai tak lupa poninya yang menutupi sebagian wajah ovalnya, bagi ku dia adalah makhluk tuhan yang paling sempurna

Dia datang bersama seorang gadis yang berlagak tomboy, siapa lagi kalau bukan Sany, tapi syukurlah aku bisa menemukan Ramona sekarang. "haii kalian" ucap Ramona sambil tersenyum manis ke aku dan Priskiyah, "kamu kemana ajah sih, Mon? Biasanya kita berangkat bareng" kata ku agak merajuk, "ciee makin perhatian, manggilnya juga 'kamu aku' sekarang mah" goda Sany tapi ada yang aneh dengan Priskiyah, dia tidak memberikan respon apapun malah dia mengajak kami ber-3 untuk segera masuk ke kelas

Kami berjalan beriringan menuju kelas, sampai di depan pintu kelas ada seorang anak cowo yang nyebelin banget, Efforst! Biasanya dia tidak dekat dengan Ramona namun kali ini dia mengajak Ramona ngobrol, sepertinya ada yang aneh. "hay Mon, selamat pagi" ucap Efforst sok cool sambil nyender di pintu, aku segera menarik pergelangan tangan Ramona untuk menjauhinya, "hey santai bro!" kali ini Efforst ngajak ribut, aku pun mendekatinya "jangan macam-macam sama Mona atau kalau tidak..." ucap ku terpotong, kalian tahukan guys? Aku ini orangnya rendah hati alias tidak sombong, "kalau tidak kenapa ha!? Dasar pecundang!" ledeknya lagi tapi kali ini kesabaran ku sudah menipis dan emosi ku meledak seperti gunung yang ingin meletus! "apa maksud mu!? Bukannya kau yang pecundang? Kau tidak pernah mendapatkan apa yang kau inginkan karena kau adalah pecundang!" tukas ku kalut, melihat kekacauan didepan kelas Priskiyah dan Sany menghampiri kami dan hendak melerai pertikaian antara aku dan Efforst, "hey sudahlah, ini masih pagi bukan saatnya untuk bertarung!" ucap Sany kesal, "kita tuh kesini untuk belajar bukan bertengkar!" sahut Priskiyah melerai aku dan Efforst, lagi-lagi anak ini berulah, Efforst menendang pintu dan segera meninggalkan kami ber-4

Saat Ramona duduk ditempatnya ku lihat ada beberapa anak mendekatinya, "kamu gk pala, Mon?" tanya Yunda "emang tadi si Efforst kenapa, Mon?" lanjut Piya, "pagi-pagi udah ngajak ribut ajah tuh Efforst!" keluh Priyanka. Aku hanya bisa menyimak percakapan mereka karena jarak tempat duduk aku dan Ramona sangat jauh

Bel masuk berdenting, saatnya belajar dan kini pelajarannya mrs. Altina. Setelah menunggu sekitar 2 menitan akhirnya mrs. Altina datang, beliau menyuruh kami untuk mengerjakan tugas dan menghafalkan beberapa kosa kata dalam bahasa Inggris, haduh! Sangat menjengkelkan, lebih baik aku mengerjakan soal fisika dari pada menghafal bahasa asing yang bukan merupakan bahasa negara sendiri tapi tak apalah yang penting aku dapat ilmu hari ini

Mrs. Altina sepertinya kurang sehat karena dari tadi ku lihat beliau batuk terus dan selalu memegangi kepalanya. Mrs. Altina izin pergi ke ruang UKS untuk beristirahat dan kami pun ditemani oleh tugas seabreg! Efforst berdiri dari tempat duduknya dan mendekati Ramona "hay Mona, bolehkah gue duduk disini?" tanya begundal itu dengan sok ramah, dengan mudah Ramona memperbolehkannya

BULLY (Terror In School)√Where stories live. Discover now