Best Friend

393 28 0
                                    


Author POV

Priskiyah telah menarik rambut Zifna hingga ikat rambutnya terlepas, Priskiyah juga menggores wajah Zifna menggunakan kukunya yang panjang dan tajam itu dan menyiksanya. Sany, selaku sahabat karib Priskiyah juga membantu rencana busuknya Priskiyah, menyiksa dengan membabi buta sampai beberapa jari Zifna terpotong, setelah Zifna tewas, mereka menukar meja dengan meja lain yang baru saja mereka pesan lalu meletekkan mayat Zifna ke dalamnya dan menuduh Ramona sebagai pelakunya

Itulah perkataan Efforst yang terus terngiang dipikiran Ramona, sampai-sampai bakso yang berada dihadapannya ia abaikan begitu saja, kalau bakso tersebut bisa berbicara mungkin sudah banyak ngedumel bahkan nangis minta dimakan segera

"oyy! Makan dong!" ucap Sany membuyarkan lamunan Ramona, tatapan sinis pun melekat di mata Ramona, "hello! Mona kamu kenapa sih?" tanya Maizi di hadapannya namun nasib Maizi sama seperti makanan yang dipesan Ramona tadi, dikacangin

Ramona segera bangkit dan meninggalkan kantin beserta teman-temannya itu, Priskiyah mengedikkan bahu, bingung. Maizi segera berdiri lalu mengejar Ramona tapi keburu ditahan sama Sany

Sany menggeleng pelan "mungkin dia butuh waktu buat sendiri" ucap Sany pelan, tidak seperti biasanya, yang tereak-tereak kaya toa konslet 'ngikk'
"kalian ngerasa ada yang aneh ngga sih sama Ramona?" tanya Priskiyah, Sany masih tetap memakan baksonya sedangkan Maizi hanya menatap tajam ke arah Priskiyah, dengan terpaksa Priskiyah harus mengakhiri percakapan "oh! Oke!"

Maizi menggeser gelas disampingnya dengan kasar, hingga isinya berceceran, untung saja tidak jatuh, Maizi terus menatap tajam ke Priskiyah, tak mau kalah Priskiyah pun begitu. Merasa terganggu, Priskiyah segera mengungkapkan perkataan yang sedari tadi udah ada di lubuk hatinya yang paling dalam

"Zi! Lo ko sinis gitu sih! Gue salah apa emang?!" ucap Priskiyah kalap, Maizi masih seperti semula, menatap tajam setajam....... *isi sendiri

"eh buset! Pris nyantai dong" kata Sany dengan nada manja, "dianya ajah gitu, salah aku apa emang!" Priskiyah berkata dengan matanya yang mulai berkaca-kaca

Priskiyah segera pergi meninggalkan Maizi dan Sany yang masih duduk itu, "eh Pris! Lo mau kemana?" teriak Sany namun Priskiyah tetap pergi menjauhi mereka, Maizi segera bangkit lalu mendekati meja yang berada dihadapannya

"lo pengecut banget sih! Banci lo ya! Dasar ba**sat! Lo beraninya sama cewe ya, oke! Gue bakalan habisin lo!" ucap Maizi kalut seraya mencengkeram kerah baju Efforst, "hey, bro. Nyantai dong!" jawab Efforst dengan tenang, "lo kenapa sih, Zi! Sensi banget, tadi ajah lo udah buat si Priskiyah ngambek dan sekarang lo mau cari gara-gara sama Efforst, dasar lo tuh...." ucapan Sany terpotong karena ia tidak tega menghina temannya sendiri walaupun saat ini temannya itu sudah membuatnya kesal, lalu Sany berlari menyusul Priskiyah

Semua anak-anak di kantin sempat panik dan kini hanya tinggalah Maizi yang ditatap oleh ribuan pasang mata di kantin. "lo kenapa, bro!" tanya Efforst sembari memegang bahu Maizi

Maizi segera menangkis tangan Efforst lalu menatapnya kesal dan betapa hancurnya hati Maizi, Efforst hanya menyeringai padanya, dengan hati yang remuk dan runtuh Maizi segera meninggalkan kantin

Priskiyah POV

"Ayolah Pris, lo jangan kaya anak SD gitu sih!" cakap Sany yang berdiri di sebelah ku berusaha menenangkan ku, mendadak sebuah tangan yang kekar dan bersih juga wangi menengadah di hadapan ku, saat mendongak aku mendapati cowo yang membuat ku kesal tadi

"maafin gue ya, gue ngga ada maksud buat lo kesel sampe nangis gini, lo jangan nangis lagi yah, smile please" tingkah Maizi membuat rasa kecewa ku hilang seketika, "nah, gitu dong!" ucap Maizi sambil tersenyum puas

BULLY (Terror In School)√Where stories live. Discover now