Bab 43 - Pilihan

142K 15.8K 6K
                                    

Azka menarik napas dalam-dalam sambil berusaha tersenyum manis pada gadis yang sedang duduk dikantin dengan kedua telinga tersumpal earphone. Azka tahu tidak seharusnya ia mendekati Aurora disaat seperti ini. Tapi sahabatnya memaksa.

"Woi!"

Aurora menoleh sambil meminum jus jeruknya, sebelah alisnya terangkat. "Apa?" tanyanya malas.

"Sendiri lo jomblo!" Kata Azka sambil duduk di depan Aurora.

"Bodo." 

"Anta mana nih gak muncul?" tanya Azka sambil meletakkan sebuah tempat makan berwarna hitam di atas meja makan.

"Rora bacok nih," balas gadis itu sambil mengacungkan garpunya.

"Idih serem, baru tanya doang elah," Azka menggerutu lalu melirik mangkok bakso Aurora yang masih banyak.

Menyadari tatapan Azka yang melihat mangkuk baksonya, Aurora langsung menutupi bakso itu dengan tangan kanannya sambil menatap Azka dengan pandangan menyelidik.

"Mau minta?" tanyanya curiga "Gak boleh!"

"Idih pelit,"

Gadis itu menyelipkan rambutnya di belakang telinga, kembali memakan baksonya dengan cuek.

"Woi,"

"Apa?"

"Ada donat nih," Azka menggeser tempat makan itu ke depan Aurora. "buatan Mama,"

"Gak ada maksud apa-apa nih?" Aurora bertanya sambil mengunyah.

"Ho'oh, takut banget lo."

Azka mengambil handphonenya sambil mengutak-atik sesuatu dan meletakkannya di atas meja kantin. Laki-laki itu berdehem, memperhatikan gadis cuek di depannya yang sedang makan.

"Errr, lo putus ya sama Anta? Gak ada niat balikan gitu?"

Tepat setelah selesai bertanya, Aurora mengangkat garpunya tinggi-tinggi di depan wajah Azka.

"Cabut!" ucap gadis itu penuh penekanan, terlihat galak.

"Kepo nih,"

"Diem,"

Sebenarnya, Azka juga canggung menanyakan hal ini pada Aurora. Selain ia tidak terlalu dekat, ia rasa ia juga tidak seharusnya tahu masalah Aurora dan Antariksa. Belum lagi selama dua minggu ini, ini pertama kali ia kembali muncul di hadapan Aurora.

"Apa sih arti Anta buat lo?" Azka berusaha terdengar serius.

Sejenak, ada perubahan di wajah Aurora yang begitu terlihat pekat. Bagaimana satu pertanyaan bisa membuat kepalanya kembali memutar kembali memori dirinya bersama Antariksa?

"Gak ada," jawabnya pelan sambil mengunyah lambat-lambat bakso di depannya.

"Ra,"

"Penyembuh." kata Aurora lagi lalu menggeser mangkuk baksonya yang bersisa satu buah bakso.

"Lo sayang sama Anta, Ra?"

"Kalau Rora gak sayang," perempuan itu memperhatikan kukunya yang mulai panjang, "Gak mungkin cuma ditinggalin rasanya sesakit ini."

"Lo gak nahan Anta?"

Aurora menggeleng, terlihat seperti anak kecil.

"Sekalipun?" Azka bertanya lagi.

"Pernah sih, waktu itu," perempuan itu terlihat sibuk memperhatikan kukunya "tapi Anta marah. Dia bilang Rora emang pantes ditinggalin."

"Lo kok mikir gitu sih, kenapa gak coba lagi?"

ProtectTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon