Bab 36 - No, Please! Don't Do it!

148K 16.9K 2.6K
                                    

"Gue sebenarnya rada heran, yang sakit di sini tuh sebenarnya siapa?"

Kemudian Azka memakan mie goreng itu dengan lahap, perutnya benar-benar lapar sehabis pulang sekolah. Antariksa hanya mengangkat bahunya sambil memperhatikan uap dari teh manis di depannya.

"Kenapa emangnya?" tanya Antariksa, ingin tahu kenapa Azka bertanya begitu.

Laki-laki itu menggelengkan kepalanya, "Kepala lo di perban, wajah lo lebam plus ada luka kecil, kaki kiri lo juga membiru, lo sakit tapi yang tidur di tempat tidur lo malah si Rora, mana nyenyak lagi tidur, ngorok! Ish, jorok!"

Antariksa terkekeh pelan, memperhatikan infusnya, "Gak apa-apa, dia demam semalam, kasihan kalau tidur di sofa."

"Yaudah sih suruh pulang!"

"Gak ada orang di rumahnya, nyokapnya masih di Bali daripada gak ada yang jagain mending sama gue aja,"

Azka mendengus, selalu saja begitu dari dulu, Antariksa selalu mementingkan kepentingan orang lain daripada dirinya sendiri. Dulu Auriga dan Radit pernah ikutan balap liar, lalu terjatuh di arena balapan dengan kondisi luka parah. Auriga luka-luka tetapi Radith mempunyai luka serius di bagian perut, membuatnya kehilangan banyak darah.

Dan Antariksa lah yang mendonorkan darahnya kepada Radith, tidak peduli waktu itu bahwa dokter melarangnya karena ia baru saja sembuh dari sakitnya.

"Lo selalu mementingkan orang lain, gak mikirin diri sendiri,"

Antariksa menggelengkan kepalanya, "Gue gak senang liat orang yang ada di sekitar gue sakit,"

"Terus kenapa juga orang tua lo malah lo usir, malah bilang baik-baik aja lagi, gak sadar muka lo udah kayak mayat."

"Sialan, mulut lo anjir,"

"Itu kata-kata majasnya, muka lo pucat seperti mayat." Balas Azka tanpa peduli Antariksa yang melotot.

Antariksa menenggak teh hangat itu, "Dari dulu gue paling gak suka di liatin kalau sakit, gue merasa jadi orang lemah,"

"Lo bukan robot kali, Nta, ngapain juga harus kuat kalau lo emang lagi lemah?"

"Gue gak suka, gue paling benci liat orang tua gue liat gue kasihan gitu, lagian juga mereka kan capek ngapain harus jagain gue sedangkan gue bawa para kacung gue,"

"Anjir, lo bilang gue sama yang lain kacung gitu?"

"Itu ibaratnya kata-kata majasnya, kalian sahabat yang udah gue anggap kayak kacung sendiri,"

Azka mengunyah mie gorengnya sambil menunjuk Antariksa dengan garpunya, "Sialan lo, lo gak tau gimana gue, Radit sama Auriga tidur di luar buat jagain lo, karena gak lo kasih masuk,"

"Gue gak minta dijagain,"

"Nyokap-Bokap lo nyuruh kita woi, anjir, emosi gue,"

Antariksa tidak membalas, kembali menenggak tehnya sampai habis. 

"Lo kenapa bisa kecelakaan?"

Antariksa menghela napas, menggelengkan kepalanya seraya memijat pangkal hidungnya, "Gue dikerjain, entah sama siapa,"

"Hah? Kok bisa?"

"Gue gemetar setengah mampus waktu itu! Dia bilang Aurora mau di bawa ke luar negeri, sampai akhirnya gue ngebut, naik motor."

"Terus? Terus?"

"Ya itu, nabrak."

Azka menggelengkan kepalanya kesal, "Kok bisa nabrak goblog!"

"Gue ngebut terus nyalip mobil dan gak sadar dari arah berlawanan ada mobil nyalip juga, yaudah deh kita jumpa,"

"Terus yang di mobil selamat kagak?"

ProtectWhere stories live. Discover now