6 - Semua Tentang Aku

3.7K 240 24
                                    

*Sangat disarankan untuk memutar lagu David Guetta - Titanium Cover by Madilyn Bailey atau klik multimedia di atas.

You shout it out

Kau berteriak

But I can't hear a word you say

Tapi aku tidak bisa mendengar kata yang kau ucapkan

I'm talking loud not saying much

Aku bicara dengan keras, bukan banyak bicara

I'm criticized but all your bullets ricochet

Aku dikritik tapi semua pelurumu memantul

You shoot me down, but I get up

Kau tembak jatuh aku, tapi aku bangun

I'm bulletproof, nothing to lose

Aku anti peluru, tidak ada ruginya

Fire away, fire away

Tembaklah, tembaklah

Ricochet, you take your aim

Memantul,arahkan ke sasaranmu

Fire away, fire away

Tembaklah, tembaklah

You shoot me down but i won't fall

Kau tembaki aku, tapi aku tidak akan jatuh

I am Titanium

Aku Titanium

You shoot me down but i won't fall

Kau tembaki aku, tapi aku tidak akan jatuh

I am Titanium

Aku Titanium

Alunan piano yang kumainkan terdengar sedikit ironis,lagu yang kunyanyikan tadi memang tidak berbeda dengan realita hidupku.

Awalnya saat pertama kali menerima perlakuan buruk mereka, aku pernah tidak masuk selama dua minggu dan meminta untuk pindah sekolah.

Ayah ataupun ibuku tahu tentang hal ini, mereka malah ingin datang ke sekolah dan marah-marah, tetapi aku mencegah mereka. Akan sangat buruk dan berat bagiku saat mereka datang dan memanggil orang-orang yang sudah membuat mentalku jatuh. Bukannya akan menghentikan semua itu, tapi kurasa keputusan itu akan memperparah situasi, karena mereka akan semakin benci padaku.

Ayah dan ibu pernah bilang bahwa mentalku itu seperti kerupuk. Jika digenggam atau diperlakukan dengan keras seakan-akan remuk dan melebur begitu saja.

Untuk menghiburku, Orangtuaku membelikan sebuah hadiah pada ulang tahunku yang ke- enam belas. Sebuah piano yang terlihat elegan dan menghasilkan suara yang sangat jernih.

Aku suka bernyanyi sejak dulu, hanya beberapa orang yang tahu bahwa aku sangat suka bernyanyi, dan yang lainnya mungkin tidak percaya bahwa aku bisa bernyanyi. Musik itu sudah seperti bagian dalam jiwaku, yang membantuku untuk kuat dan bersemangat, dan nyanyianku bagai raungan seorang gadis remaja yang ingin keluar dalam situasi penderitaan seperti ini.

Aku juga suka menggambar, menggambar itu kujadikan sebagai harapan akan masa depanku kelak, yang aku harap itu akan bagus dan bersinar.

Seperti arti namaku.

Cukup dengan hobi serta kegemaranku,

And now let's talk about love.

Terutama cinta pertama.

Aku pernah punya cinta pertama , semua orang pasti pernah merasakan yang namanya cinta pertama bukan? Tapi setiap kali aku menyukai seseorang, mereka pasti akan acuh tak acuh padaku. Bahkan mengenal ku saja mereka tidak berniat.

Aku bahkan berpikir bahwa mungkin selamanya perasaanku akan bertepuk sebelah tangan. Orang-orang yang dengan tulus menyayangiku adalah keluargaku. Khususnya ayah,ibu,dan ke empat adikku.

Ya,aku punya empat adik. Aku adalah kakak tertua diantara mereka,sekaligus anak yang menanggung paling banyak beban.

Adik-adikku itu lucu, sekaligus sangat menjengkelkan di sisi lainnya. Mau bagaimanapun juga, aku akan tetap menyayangi mereka.

Aku baru menyadari, sedari tadi aku memang melamun tentang hidupku. Bahkan sampai melantur ke adik-adik ku juga, lucu sekali.

"Ayah pulang.."

Sampai suara Ayahku menyadarkanku dengan sepenuhnya. Aku langsung keluar kamar dan membawakan tas kerjanya yang sangat-sangat berat menuju ke Ruang kerjanya.

Adik-adikku seperti biasa, masih sibuk dengan gadget mereka masing-masing. Jika dipikir-pikir, seharusnya akulah yang lebih banyak memainkan alat-alat elektronik dan lain-lain,tapi nyatanya aku tidak terlalu suka bermain dengan benda itu lama-lama. Tetapi adik-adikku sangat kecanduan memainkannya.

"Ma.. ayah udah pulang tuh"
Kataku pada Ibu yang sedang memasak sesuatu dengan aroma yang sangat lezat di dapur.

"Iya kak,suru ayah langsung duduk di meja makan aja. Masakan mama udah hampir jadi."

Aku lalu mengangguk pelan tanda mengerti. Tanpa di beritahukan pun,ayah memang selalu akan makan malam di rumah setelah selesai dari pekerjaannya dikantor.

"Alin, sini nak"
Ayahku tiba-tiba memanggil nama akrabku, akupun menoleh dan menghampiri ayah.

"Ayah kenapa? "

"Alin di sekolah sekarang gimana?"

"Alin baik-baik aja kok yah, temen temen Alin sekarang pada baik banget "
Berdosalah aku, karena yang barusan kukatakan adalah sebuah kebohongan.

"Ayah,"
Kataku memanggil ayah lagi, dan ayah menoleh tanda mendengarkan.

"Alin mau beli kamera, boleh?"
Tak tahu kenapa, aku ingin membeli sebuah kamera untuk mencari hobi baru,dari dulu aku memang suka mengabadikan sebuah moment di dalam sebuah foto, tapi hanya dengan kamera handphone walaupun hasilnya tidak terlalu buruk.

"Kalo Alin mau ya tinggal beli aja, asal belajar yang rajin."
Yap, Ayahku memang selalu begitu setiap aku meminta sesuatu. Akupun tersenyum cerah di hadapannya , tanda bahwa aku sangat senang.

Sebenarnya ada hal yang ingin kulakukan dengan kamera yang Ayah belikan itu.

********************************
"Seseorang tersenyum,bukan berarti mereka bahagia. Terkadang seseorang tersenyum hanya untuk menutupi kepedihan yang mereka rasakan. Terkadang, orang yang paling banyak tertawa adalah dia yang paling sedih dan sering dikecewakan."

-Redcheekpuberty

********************************

OKEY FIX! PART INI GAJE BENER .
Jadi disini aku mau ceritain tentang latar belakang kehidupan Aeri/Alin yang bisa dibilang dari keluarga yang harmonis. Udah itu ae.

Voment jangan lupa 😘😘😘😘

Ps: part kedua setelah ini ada ledakan yang begitu besar.

********************************

Bully [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang