5 - Genangan Air

3.7K 280 12
                                    

Saat bel pulang sekolah telah berbunyi nyaring selama empat kali,aku mulai berkemas-kemas dan bersiap untuk pulang.

Aku harus bergerak cepat, sebelum Kelyn dan teman-temannya mencari ku.

Aku kadang bingung, mengapa teman-teman yang lain di kelasku tidak ada satupun yang membelaku. Sebenarnya ada satu teman baik yang membelaku dulu, namanya Lalin. Tetapi dia sudah pindah ke luar kota, dan aku  kembali lagi merasa sendirian.

Apakah aku sangat buruk sampai mereka berlaku seperti ini padaku?

Jika aku boleh bertanya, memangnya kesalahan fatal apa yang pernah aku lakukan sampai kalian menjadi seperti ini?

Setahu ingatanku, aku tidak pernah membunuh orang, karena membuang kecoa yang sudah mati saja aku tidak bisa.

Aku tidak pernah memukul mereka, tetapi lihat yang tadi mereka lakukan padaku. Aku diseret, tanganku terasa nyeri bahkan hidungku mengeluarkan darah.

Okay, cukup. Aku tidak mau terhanyut dalam sebuah lamunan yang mengerikan.

"Teman-teman,sebelum kita pulang marilah berdoa menurut kepercayaan dan keyakinan masing-masing. Berdoa, mulai."
Edo, sang ketua kelas yang selalu memimpin dan memandu siswa yang lainnya untuk berdoa sebelum pulang.

Aku mulai berdoa, menundukan kepala dan membuka telapak tanganku, menyatukannya seraya memejamkan mata.

'Ya Allah, kuatkanlah aku. Aamiin'

-Kata-kata itu adalah doa yang selalu ku panjatkan, selama lebih dari satu tahun.

Saat semua siswa mulai bangun dari bangkunya, aku sudah bersalaman dengan guru dan langsung keluar kelas.

Targetku hari ini adalah saat pulang sekolah aku tidak bertemu dengan satupun siswa di kelasku.

Karena aku muak, muak dengan sifat mereka.

Aku berjalan dengan cepat, ingin tahu apakah gerbang sekolah sudah dibuka lebar atau tidak.

Saat berjalan di lorong sekolah dan menghadap ke atas, aku melihat gedung lainnya di sekolah. Yang kulihat itu lantai dua nya, terdapat papan nama kelas yang bertuliskan

XII Bahasa

Kelas itu sungguh tidak asing, seperti pernah mendengarnya.

'Kalo lo mau ketemu lagi gue ada di kelas dua belas Bahasa.'

Secara spontan aku mengingat kalimat yang pernah dikatakan seseorang kepadaku.

Dia, Kak Lando.

Jadi setelah tahu itu adalah kelas dari kak Lando, aku langsung melanjutkan perjalananku menuju gerbang sekolah.

Saat aku tiba di gerbang sekolah, disebelahnya ada pos satpam. Tempat dimana satpam sekolah yang ramah dan baik hati berjaga sambil tidur. Ya lebih tepatnya itu adalah tempat istirahat mereka.

Saat ini masih hujan, walau tidak sederas saat jam pelajaran Bu Suwasti tadi. Tapi tetap saja, yang saat ini bisa dikatakan cukup deras.

Jadi untuk menghindari bajuku yang agak kusut ini basah, aku menunggu jemputan di bawah atap pos satpam. Setidaknya disana aku akan merasa terlindungi dari Kelyn dan teman-temannya.

Aku mengeluarkan handphone dari dalam tas ku dan melakukan panggilan dengan Ibuku tercinta untuk meminta agar aku dijemput. Rasanya sejak kejadian tadi aku akan tidur dan tidak melakukan apapun di rumah selain makan dan tidur.

Aku terdiam sejenak dan melihat ke arah bawah, genangan air sekarang seakan menjadi seperti pantulan cermin.

Bayangan ku dengan segala keburukan rupa dan fisik terlihat.

Menurutku aku memang biasa-biasa saja, seperti fisik gadis kebanyakan.

Lalu aku perhatikan lagi genangan air itu, seperti ada wajah yang kurasa familiar

Wajah itu..

"Hey ! "

Aku sedikit kaget saat merasakan tepukan pada bagian pundak sebelah kiri ku. Saat aku menoleh, ternyata seseorang yang kuharapkan akan bertemu lagi ternyata ada disini.

Siapa lagi kalau bukan Dia.

"Kak, please jangan bikin gue jantungan."
Kata ku mewanti-wanti, aku lebih tepatnya gugup daripada kaget.

"Maaf-maaf hehe"
Sekarang kakak ini malah nyengir nyengir sambil memperlihatkan giginya yang rapi.

"Loh ga pulang kak?"
Kataku membuka pembicaraan baru,untuk menghindari suasana awkward.

"Gue bawa motor, tapi parkirannya masih penuh banget. Motor gue sampe ga bisa keluar."

"Oh gitu... enak ya naik motor, kita tau kapan kita mau pulang"

"Emang lo gatau kapan lo mau pulang?"

"Gue tau kapan gue mau pulang kalo mama gue udah jemput."

Dia lalu mengangguk-anggukan kepalanya,tanda bahwa dia paham.

Kurasakan bahwa handphone ku bergetar, tanda ada panggilan yang masuk dan benar saja, mama is calling.

"Kak gue duluan ya, mama gue udah jemput tuh"

"Mana? Gue galiat."

"Dia parkir nya di gedung sebelah kak, yaudah gue duluan ya."

Aku langsung berjalan keluar sekolah lalu menghadap belakang dan melihat dia sekilas.

Dia masih melihatku.



Genangan air ternyata bisa menjadi cermin untukmu melihat kehadiran dirinya.

********************************
"Orang lain mungkin akan menganggap kau lemah dan meremehkanmu. Sekali-kali tidak ada salahnya mengelabui mereka, buat mereka melemah dalam meremehkan kamu. Lalu buktikan bahwa kamu bisa pada akhirnya. Buatlah mereka kaget akan kekuatanmu."

-Redcheekpuberty

********************************
Kayanya chapt ini lebih panjang dari biasanya, kalo ga ngena maafin aku ya !

Jangan lupa VOMENT nya guys, karena Vote ditambah Comment dari kalian itu sangat memotivasi aku banget,

Makasii ^^

-slyp

Bully [complete]Where stories live. Discover now