Chapter 9: Porter un Toast

Start from the beginning
                                    

"That's right, tapi tidakkah kau ingat dimana Jackson tidak menganggapku sebagai Danforth selama 5 tahun? Dia bahkan hampir membuat konferensi pers untuk mengumumkannya," jawab Collin,
"bagaimana dengan Claire? tidak maukah kau belajar dari kejadian 4 tahun lalu itu?"

Wajah dan rahang Kyle mengeras ketika Ia mendengar nama Claire, 

"Ah, kau juga belum memberitahukannya tentang Claire. Dia bahkan belum tahu apa-apa tentangmu, Kyle. Dan tahu apa kau tentangnya? Jangan-jangan kaupun juga belum mengenalnya begitu dekat. Do you even know her last name?" ujar Collin.

"Paltrow. Namanya adalah Brianna Paltrow, dia tinggal di apartment di Six Point Street, ibunya sudah tiada, ayah dan kakaknya meninggalkannya, diadopsi ketika ia berumur 6 tahun, mahasiswi tingkat akhir di UCLA" jawab Kyle.

"Wow! You did researches , you never did one." jawab Collin dengan rasa kagum.

"Ya, maka dari itu, aku merasa dia berbeda dari wanita-wanita yang pernah aku kencani, bahkan dia.."
Kyle menatap kakaknya dengan sungguh-sungguh dan menggenggam botol beernya lebih erat, ".. bahkan dia berbeda dari Claire." ujar Kyle dengan wajah yang melembut namun serius.

"Ah, terserah saja apa katamu. Jadi sebenarnya apa gunaku di sini?" ujar Collin.

Kyle tersenyum miring,
"Aku akan mengajaknya ke Porter un Toast besok."

"Apa? Tidak bisa besok, cari saja restoran lain." jawab Collin dengan singkat.

Kyle mendecak, "Ah, come on! Memangnya hal terburuk apa yang bisa terjadi di sana? Lagipula restoran terbaik di kota ini kan hanya tempatmu." Jawab Kyle.

Collin menyenderkan tubuhnya yang sedaritadi duduk membungkuk, "Ayah akan makan siang juga dengan rekan kerjanya di Porter un Toast besok."

"Nah makanya, kau, Collin Danforth, kakak yang sangat baik, pemilik Porter un Toast, harus bisa mengatur agar Ayah tidak melihatku dengan Brianna.." Jawab Kyle dengan enteng dan wajah yang dibuat sumringah, "..Ayolah, aku sudah janji padanya."

Collin memutar bola matanya, "dasar tukang jilat. Yasudah, terserah saja apa katamu, tapi kalau kau benar-benar sampai ketahuan Ayah, aku tidak akan tanggung jawab. Menyembunyikan rahasia ini saja sudah berbahaya." Jawab Collin dengan pasrah.

"Kau memang yang terbaik, Collin." Kata Kyle dengan sedikit tertawa dan menepuk pundak kakaknya.

"Aku harus segera pulang, sudah larut malam, Sophia sendirian di rumah menjaga Penny." Kata Collin sambil berdiri dari tempat duduknya.

"Baiklah. Sampaikan salamku padanya dan keponakan kecilku." Jawab Kyle sambil berdiri pula.

Mereka berpelukan kemudian Collin berjalan menuju pintu keluar penthouse Kyle. Ia menengok ke belakang,
"Kau harus benar-benar berhati-hati dengan Jackson. Kau tidak ingin Brianna berakhir seperti Claire." Kata Collin.

"Trust me, Bro. This one is going to be different." Jawab Kyle kemudian menutup pintu apartmentnya.

-----

Collin masuk kedalam mobilnya, memasukkan kunci mobilnya ke slot kuncinya tapi tidak langsung menyalakan mesin.
Ia memegang erat setir mobilnya dan terus memikirkan satu hal yang daritadi mengganggunya,
"Paltrow?"

-----

"Aaahh... baju apa yang harus kupakai?" Keluh Brianna setelah mengeluarkan hampir seluruh pakaiannya dari lemari bajunya yang kemudian menatap temannya yang sudah lama ia tidak jumpai itu dengan tatapan yang gelisah.

Joanna yang sudah hampir hilang kesabaran akhirnya bangkit dari sofa,
"Dengar, kau itu cantik. Sebenarnya baju apapun yang akan kamu pakai nanti akan tetap bagus di mata orang-orang. Pilih apa saja dan cepat beritahu aku dimana aku dapat menemukan telur. Aku, bukan, kita bisa mati kelaparan kalau kau tidak cepat-cepat membuat sarapan." ujar Joanna kesal dan frustasi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 07, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DangerousWhere stories live. Discover now