Menjaga Hati

29 1 0
                                    



***26 January 2017***

"Ra, kakak cuma mau sama Tara loh Ra, Plis Ra, kita ulang semuanya." Kurang lebih itu yang dikatakan oleh Riza, semalam sebelumnya Riza sudah mengatakan itu berulang-ulang kepada Tara, Tara memintanya untuk berfikir lagi malam itu. Hari ini Riza menemui Tara, memohon menemui Tara. Tara yang sedang berada di rumah sherly memutuskan untuk menemuinya untuk menyelesaikan semua ini.

Tara tetap berusaha bersikap tenang walaupun hatinya sangat terguncang. Ia memasuki mobil Riza dan tersenyum "Udah lama kak?"

"Dari tadi kakak cuma nungguin kabar Tara, seneng banget liat Tara di sekarang."

Riza mengatakan kalimat tersebut sambil menatap Tara dalam-dalam dan berupaya menggapai Tara untuk memeluknya. Tara sedikit menjauh dengan berpura-pura memperbaiki posisi duduknya, ia hanya menyentuh tangan Riza dengan lembut "Jalan Yok". Wajah Riza Penuh dengan kekecewaan, namun ia berusaha berkonsentrasi dan menginjak gas mobilnya. "Hmmm.. Mau Yogurt nggak Ra?"

Tara menggigit bibir, mana mungkin ia tidak ingin yogurt, itu adalah makanan yang tidak pernah bisa di tolaknya, namun jika mereka harus membeli yogurt berarti mereka akan menginjakkan kaki di mall ternama di kotanya, yang memungkinkan mereka bertemu dengan orang lain. "Hmmm. Lagi nggak pengen sihh."

"Oh ya? Yaudah kalo gitu temenin kakak aja ya. Pengen nih."

"Hm.." Tara memutarkan matanya, ia tidak berani lagi menatap Riza, Perjalanan mereka semakin mengarah ke Mall tersebut. Tara sangat diam di perjalanan, biasanya ia tidak bisa menahan dirinya untuk menyanyikan lagu apapun yang di dengarnya, tidak untuk kali ini, pikirannya berputar kemana-mana. "Hmm Ara cuma bisa bentar ya kak, ntar mau pergi lagi, jadi ntar baliknya juga ke rumah sherly"

Untungnya Arra sedang kuliah sekarang, Arra juga sudah janji untuk menjemputnya nanti di Rumah Sherly setelah ia futsal jam 6, masih 2 jam dari sekarang. 'Seenggaknya nanti Arra bisa nenangin pikiran gue.' Tara bergumam dalam Hatinya.

"Yok Ra." Riza memecah pemikiran Tara yang sedang memikirkan Arra, ia mematikan AC dan bersiap turun. Tara bahkan tidak sadar mereka sudah sampai dan sudah parkir di mall tersebut, ia semakin salah tingkah, tidak tahu bagaimana menyampaikan hal-hal kepada Riza.

"Hmmm Nanti dulu.." Tara menatap Riza dalam-dalam. Riza menghindari Mata Tara, ia sepertinya sudah bisa membaca keadaan ini. Tara mengatur nafasnya dan berusaha menyusun kalimat yang akan di keluarkannya. "Aku nggak mau turun kak." Tara menatap lahan parkir kosong di depannya, ia sudah tidak berani lagi menatap Riza. Riza tersenyum sinis, "Kenapa?"

"Aku takut diliat orang sama kamu lagi."

"Tuh kan Ra, kamu yang malu mbawa aku. Bukan aku yang malu mbawa kamu. Aku nggak pernah merasa malu bawa kamu kemanapun, aku bakal selalu ngakuin kamu gimana pun caranya." Riza mulai memanas, ia ingat pertengkarannya terakhir dengan Tara, hal yang membuat Tara benar-benar merasa dirinya Sampah ia mengatakan pada Riza ia merasa benar-benar tidak berharga di mata Riza, ia merasa Riza tidak mau mengakuinya.

"Aku juga nggak mungkin gini kalo kamu nggak gitu sama aku. Aku berani gini karena kamu yang bikin aku merasa gitu duluan." Air mata Tara mulai menetes, ia masih tetap menatap Riza. "Aku udah deket sama orang lain kak."

"Oh. Udah sayang?" Riza kembali memanas, Tara dapat merasakan Riza sudah tidak lagi menggunakan Hatinya, kini otaknya sedang bekerja.

"Aku mungkin belom sayang. Tapi aku mau jaga hati dia dengan baik, aku nggak mau nyakitin orang kak."

ONE FINE DAYNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ