Masa Yang Paling Indah

56 0 0
                                    

10 may 2017

"Ada yang bisa saya bantu mbak?" Seorang petugas di toko buku tersebut mengacaukan lamunannya.

"Eh mas, iya ini bisa di buka nggak ya?" Entah mengapa Tara mendadak mengambil satu buku dari rak yang ada di depannya, walaupun sebenarnya Tara tidak setertarik itu untuk membaca buku tersebut.

Petugas tersebut membukakan buku itu untuknya dan Tara harus berpura-pura membacanya dari satu halaman ke halaman lainnya. Setelah lumayan lama berpura-pura membaca Tara menggelengkan kepalanya dan mengembalikan buku tersebut. Tara bergerak ke rak-rak buku lainnya, namun tidak ada yang berhasil menangkap perhatiannya. Tara membuka hpnya lalu kembali membaca chat grup tentang teman-teman yang mencarinya. Tara tersenyum saat membaca Tara menjawab mereka Tara akan pergi ke psikiater, Tara rasa Assa dan sherly akan mempercayainya, karena Tara pernah mengatakan pada mereka bahwa Tara benar-benar ingin pergi ke Psikiater.

Tiba-tiba terbesit dipikirannya tentang benar-benar pergi ke psikiater, Tara memang merasa ada yang salah dari dirinya. Tara selalu menyalahkan dirinya sendiri. Tara sering seklai meletakkan kepentingan orang lain di atas kepentingannya, dengan kata lain, terkadang Tara merasa selfless. Tara mencoba browsing tentang psikiater yang ada di daerahnya, dan menelfon salah satu yang menurutnya paling menarik. Tidak ada yang mengangkat, baiklah Tara anggap itu jawaban bahwa Tara tidak perlu pergi ke psikiater.

Tara melanjutkan perjalanannya di toko buku tersebut. Waktu sudah menunjukan jam makan siang namun hal itu tidak mengusik Tara, sepertinya yang ada di pikirannya sekarang adalah bagaimana menenangkan hatinya saat ini, ia tidak merasa lapar walau ia hanya makan 2 potong gorengan di kampusnya pagi ini. Tara menuju ke rak yang berisi tentang novel, ia mulai kembali tersenyum, beberapa potongan kenangannya kembali muncul. Ia langsung menuju ke buku yang sudah pernah di pegangnya, senyum masam kembali tersungging di bibirnya

***

Februari 2017

"Hahahahaha ini buku yang mau kamu beli?"

"Duhh... ia ini buku yang di rekomendasinya, nih liat sendiri..Tapi ko feminim banget ya covernya, tar aku baper lagi bacanya... uhhh."

"Ya wajarlah covernya gini, Yang ngerekomendnya juga cewe ya jadi pasti ini bacaan versi cewe lah.."

Tara memperhatikan wajah Arra yang sedang kebingungan, ia ingin membeli buku bersampul pink dengan judul "Dear You Again" karya moamar emka tersebut.

"Yaudaahhh, ambil aja kalo nggak, nanti yang bayar ke kasirnya aku, jadi kamu nggak di ketawain mba-mbanya. Penulisnya emang bagus kokk inii. Aku kayanya pernah baca." Tara berusaha menahan tawanya dan meyakinkan Arra.

"Ahhh iya mbanya nggak ngetawain, kamu pasti bakal terus-terusan ngetawain aku kan."

"Yeaa, apa yang salah dari buku coba, mau buku cewe atau cowo isinya kan pasti ada pesannya. Dan mana mungkin dong aku ngetawain kamu." Tara terus meyakinkan Arra tapi wajahnya penuh senyum menahan Tawa, sebenarnya ia tidak merasa ada yang salah dari buku tersebut hanya saja ia senang melihat wajah Arra yang kebingungan begitu.

"Ya buruan kamu mo beli buku apa?"

"No Sir. Aku kan mau nemenin kamu doang."

"Terus kamu kenapa ngajaknya kesini? Disinikan jauh banget." Arra menatap Tara dengan tatapan tajam, mengingat sebelumnya Tara yang memaksanya ke Toko buku ini, Memang toko ini baru dan paling besar di kota, tapi toko ini memang jauh dari tempat mereka tinggal dan tujuan mereka nanti.

"Karena aku mau ngabisin waktu sama kamu. Enakkan jalan-jalan jauh, jadi lebih lama di mobil, bisa ngobrol-ngobrol juga." Tara menjawabnya enteng sambil tersenyum menggoda kearahnya

***

Tara tersenyum memegang buku "Dear you again" itu, seandainya waktu bisa di ulang kembali, saat itu Tara dan Arra masih masa pendekatan, masa yang di katakan orang-orang masa paling indah. Tara menggelengkan kepalanya agar ia cepat sadar dari lamunannya. "Seandainya gue sama lo masih sama-sama Ra...Lo manis banget waktu PDKT". Tara kembali bergerak melihat beberapa buku yang ada di rak sekitar membaca satu persatu judul buku yang ada disana, tidak ada yang menarik bagi dirinya, ia hanya tertegun melihat satu judul novel di sana "Cinta pertama tidak berujung". Tara tersenyum mengingat cinta pertamanya, ya, yang juga tak kunjung usai. Namun ia berusaha melewatkannya, karena itu bukan hal yang seharusnya menjadi pikirannya sekarang. Ia kembali berkeliling melihat satu persatu buku yang ada disana, ada beberapa buku yang covernya menarik bagi Tara. Namun yang sangat menarik baginya adalah buku yang bersebelahan dengan cover yang bersambung If I stay – Where she went.

Tara sudah pernah tahu tentang cerita If I stay, ia mengetahuinya saat cerita tersebut dibuat sebagai film, di perankan oleh Chloe G. Moretz, salah satu actress idola Tara. Film ini menceritakan tentang Mia (Chloe) yang memiliki kehidupan yang sempurna, keluarga yang menyenangkan, prestasi dalam music yaitu memainkan cello, sahabat yang baik dan pacar yang mencintainya. Namun ia terlibat dalam suatu kecelakaan, adiknya, ayahnya dan ibunya diketahui sudah meninggal, ia sudah tidak memiliki alasan untuk bertahan. Namun Adam, pacarnya, menunjukannya jalan kembali dan menjadi alasan ia kembali hidup.

Tara mencoba browsing tentang cerita where she went, ternyata kali ini yang bercerita adalah Adam. Adam yang menjadi alasan untuk Mia kembali hidup dan ternyata ditinggalkan oleh Mia. Tara tertarik untuk membeli buku where she went. "And Yup. Finally I got one."

***

January 2017

- Arra Sent a photo

- Arra Sent a photo

- Arra Sent a photo

- Piliiihhh, piilliiiihhh cepeettaannn !!

- Raaaa

Tara membuka Hpnya, membuka ketiga foto yang dikirimkan oleh Arra, foto-foto tersebut menunjukan gambar kemeja, dengan motif berbeda-beda

· Belanja Teruzzz

- Jangan Banyak komen Pilih ajaa

· Pilih berapa? Uuh aku tuh nggak bisa milih

- Brissiiiikkk dua ajaa

· Sabar eaps.

· Tara sent a photo

· Tara sent a photo

· Udah itu aja kali

- Keyy! Sippp! Wel al yu?

Tara tersenyum melihat kelakuan Arra, fakta yang ia ketahui dari Arra adalah Arra adalah orang yang simple, anti ribet, bukan typical cowo rapi yang sangat peduli sama penampilan. Arra selalu pake kaos & sandal jepit, seenggaknya itu yang dibilang Arra padanya. Namun belakangan, sejak ia dekat dengan Tara dan Tara mengatakan bahwa ia selalu berpakaian dengan baik, Arra mendadak membeli beberapa kemeja & sepatu. Bagi Tara itu suatu usaha yang jarang ditemuinya. Ia mulai menyukai sosok Arra, mungkin Tara sudah lama menyukai sosok Arra, Tapi semakin lama ia semakin merasa Arra adalah orang yang tepat untuk dirinya. Ia merasa Arra mencoba berubah dan berusaha untuk dirinya.

Arra juga menjelaskan kepada Tara betapa betahnya ia berada di rumah, tanpa ragu ia mengatakan pada Tara, jika nanti mereka bersama kemungkinan yang terjadi adalah mereka tidak akan sering bertemu. Tara mengerti hal tersebut, bagi Tara selama alasan mereka tidak bertemu jelas ia pasti akan mengerti keadaan tersebut. Semakin lama Tara merasa semakin yakin dengan Arra yang tadinya ia ragukan. Ia merasa perlahan tapi pasti ia dan Arra dapat menjadi pasangan yang saling mengerti satu sama lain. 

ONE FINE DAYWhere stories live. Discover now