Chapter 2

7.9K 545 15
                                    

Naruto milik Masashi Kishimoto
.
Love and Ambition
.
Rate: T+ (18+)
.
Genre : Romance, Hurt

.
Happy Reading

...

“Jadi apa kau akan menceritakan bagaimana akhirnya pria itu bisa menemanimu?” Neji melontarkan pertanyaan sambil menatap lurus kearah jalanan dan mengendalikan kemudi.

“Seperti yang dikatakannya tadi, kami hanya kenalan, sekedar basa-basi. Dia juga berniat untuk pulang dan menawarkan diri untuk menemaniku, hanya itu.” Sahut Hinata acuh.

Tidak ada yang ‘hanya itu’ jika menyangkut adik perempuannya ini. Neji mengutuk masa pubertas adiknya itu. Bagaimana mungkin gadis kecil yang dulu selalu mengikutinya itu sekarang dapat menarik perhatian para pria bajingan Tokyo?

Neji harus mengakui Hinata tumbuh semakin cantik, semakin mirip seperti ibu mereka, dan itu menjadi ketakutan terbesar Neji.

“Dia yang mengajakmu berkenalan?” tanya Neji lagi.

“Ya.”

“Siapa namanya?”

“Namikaze Naruto.”

Namikaze? Sepertinya Neji pernah mendengar nama itu?

“Apa dia mengatakan dimana dia kuliah atau pekerjaannya atau semacamnya?”

Hinata tergiur untuk berbohong pada Neji, namun itu tidak akan ada gunanya, interogasi ini akan berlanjut sampai dirumah mereka.

“Dia bilang dia bekerja di kesekertariatan kabinet.”

Neji sontak menginjak rem dan menatap ngeri kearah Hinata. Beruntung jalanan sedang sepi dan tidak ada mobil dibelakang mereka.

“Astaga! Neji-nii ! ada apa?” Hinata hampir saja menubruk dasbor seandainya ia tidak mengenakan seatbelt-nya.

Neji langsung menormalkan wajahnya. Ia kembali menginjak gas dan melajukan mobil. “Maaf, aku sedikit melamun tadi.”

“Berhati-hatilah nii-san.” Hinata menarik nafas untuk menenangkan jantungnya yang masih bedebar cepat karena terlalu kaget.

Neji tidak mengatakan apapun lagi sampai mereka tiba dirumah. Hinata sedikit mencemaskan perubahaan raut Neji yang sedikit menengang. Apa Hinata mengucapkan sesuatu yang salah?

Hinata melepaskan seatbelt-nya ketika mobil memasuki garasi. Hinata hampir membuka pintu mobil ketika suara Neji menahannya.

“Masuklah dan jangan lupa kunci pintu. Aku akan kerumah sakit, aku punya jadwal shift malam ini.”

Neji sudah bekerja di The University of Tokyo Hospital selama 4 tahun terakhir sebagai dokter dibagian UGD. Neji dan Hinata hanya tinggal berdua dirumah mereka, kedua orangtua mereka sudah meninggal bertahun-tahun lalu.

Hinata mengangguk pada Neji dan keluar dari mobil. Setelah melihat Hinata masuk kerumah, barulah Neji melajukan mobilnya menuju rumah sakit.
.
.

“Kenapa kau tampak gusar sekali hari ini?” Tenten menyerahkan segelas kopi hangat pada Neji yang sedang duduk dikursi tunggu.

Malam ini Tenten sudah melihat Neji membentak dokter residen lebih dari lima kali. Padahal biasanya Neji hanya menegur tidak lebih dari tiga kali, itupun tidak dengan nada sekasar malam ini.

“Sepertinya ayahku mulai mengirim mata-mata untuk Hinata.” Sahut Neji. Neji menerima gelas itu dan meminumnya sementara Tenten ikut duduk disebelahnya.

Love and AmbitionWhere stories live. Discover now