Bagian 6 : Sakit

73 5 0
                                    

Sorry for long update guys! Aku baru selesai UTS jadi baru bisa update sekarang. Semoga masih ada yang nungguin kelanjutan ceritanya ya.

Happy Reading!!!

PS : Huruf bercetak miring masalalu (Flashback).

******

"Makanya kemaren kalo aku ngomong itu di dengerin. Kamu tetep ngeyel main hujan. Sekarang sakit baru nyesel?" Omel Jiro. Tangannya sibuk membuka kotak obat.

Aya hanya nyengir kuda dengan wajah tak bersalah. "Maaf, nggak di ulang lagi kok."

Jiro mendengus kecil. Dia memberikan obat penurun panas dan segelas air pada Aya. "Minum! Dan jangan ngebantah." Tegas Jiro.

Aya mengangguk patuh, lalu menelan obat itu. Dahinya mengernyit saat lidahnya merasakan rasa pahit luar biasa.

"Weekkk... pahit."

"Namanya obat, mana ada yang enak."

"Obat anak-anak enak kok!"

"Itu beda, Aya. Emang kamu masih anak-anak?" tanya Jiro. Tangannya sibuk merapikan kembali kotak obat yang di bukanya tadi.

"enggak sih. Hehe." Aya kembali nyengir dengan wajah tak bersalahnya.

"Sekarang kamu istirahat disini. Kalo rewel ntar aku pulangin kerumah. Biar di omelin tante Rina karna nggak jaga kesehatan." Tegas Jiro.

"Eh.. Jangan!" seru Aya dengan mata melotot. Bisa berabe urusannya jika sampai ibunya tau Aya sakit di sekolah. Aya masih sayang dengan kedua telinganya yang akan pengah, jika mendengar omelan ibunya.

"Makanya istirahat! Aku balik ke—” Ucapan Jiro terpotong saat Aya menahan pergelangan tangannya. Aya mengedipkan matanya dengan polos.

"Jangan pergi. Kalo kamu disini aku pasti cepet sembuh."

"Please.."

Jiro menghela nafas. Dia kembali mendudukkan tubuhnya di kursi lipat dekat kasur Aya. Mengalah dengan kekasihnya kali ini.

Aya tersenyum kecil. Dia memposisikan tubuhnya untuk berbaring di kasur dengan nyaman.

"Makasih, Jiro." Ucap Aya dengan mata yang mulai tertutup. Aya mulai mengantuk.

"Hm.. Cepat sembuh, Sayang."

*****
A

ya memijit pelipisnya. Dia merasa kepalanya sangat berat. Suhu tubuhnya juga naik tidak seperti biasanya. Aya yakin ini karena kemarin dia terguyur hujan saat pulang sekolah.

Aya menghela nafas, harusnya kemarin dia berteduh. Bukannya berdiri seperti orang bodoh ditengah guyuran hujan.

Aya membuka lokernya, dan mengambil baju olahraga. Dia ada kelas olahraga hari ini.

Benar-benar tidak mendukung sama sekali.

Aya merasa tidak enak badan, tapi dia harus mengikuti kelas olahraga. Sebenarnya, bisa saja dia izin. Tapi, hari ini ada pengambilan nilai lari.

"Heh... Semangat Aya," ucap Aya lesu, menyemangati dirinya sendiri.

Aya menutup lokernya, dan berjalan ke arah toilet untuk mengganti seragamnya.

****

"Lo bakal nyesel kalo terus-terusan ngikutin ego lo."

Jiro terdiam saat teringat ucapan Zay kemarin. Matanya menatap jauh keluar jendela kelas XI IPA 4. Tepatnya menatap siswa-siswi kelas lain yang tengah berolahraga di lapangan sekolah. Kelas XI berada di lantai dua, sehingga Jiro dapat melihat jelas lapangan sekolah saat ini.

Getting Back Together? | SLOW UPDATE Kde žijí příběhy. Začni objevovat