Bagian 4 : Kalah Taruhan

92 8 0
                                    

Happy Reading Guys!!

Typo bersebaran dimana-mana!

Ps : Huruf bercetak miring masa lalu atau flashback.

******

"Untuk hari ini kita cukup kan sampai disini anak-anak." Bu Gemi mengakhiri kegiatan belajar mengajar di kelas XI IPA 1. Siswa-siswi kelas XI IPA 1 mulai sibuk merapikan buku dan alat tulis yang mereka gunakan selama proses belajar berlangsung.

"Ingat! Sebentar lagi ujian akhir semester akan berlangsung. Kalian sebentar lagi naik ke kelas 3. Jadi, Ibu harap kalian belajar sungguh-sungguh! Jangan banyak main-main dan bermalas-malasan!" tegas Bu Gemi pada siswa-siswi kelas XI IPA 1 —yang mulai ribut karena jam istirahat akan segera tiba.

"Baik, Bu!!" seru siswa-siswi kelas XI IPA 1 kompak.

"Jangan cuma di iya-iya kan saja, tapi tidak dilaksanakan! Apalagi kamu Anton. Baru ibu bilang jangan malas-malasan kamu sudah menguap." Semua orang tertawa mendengar ucapan Bu Gemi. Sedangkan, Anton yang baru saja menguap langsung nyengir tak berdosa.

"Ibu selaku wali kelas kalian ingin yang terbaik untuk kalian semua. Sebelum ujian akhir semester dilaksanakan, kalian semua jangan ada yang berulah jika ingin naik kelas!"

"Baik, bu!!"

"Baiklah, kalian boleh istirahat." Bu Gemi menggelengkan kepalanya saat mendengar sorak gembira murid-muridnya yang mulai berhamburan keluar kelas. Murid-muridnya seperti menemukan sebuah harta karun berharga, padahal yang terjadi hanyalah waktu istirahat.

"Ke kantin yuk, Ay, Ren." ajak Sarah pada Iren dan Aya. Kedua sahabatnya itu menganggukkan kepalanya, dan beranjak dari kursi mereka. Mereka bertiga menunduk saat melewati Bu Gemi yang masih merapikan berbagai buku-buku yang dipakainya untuk mengajar.

"Ayana Azalea." Aya yang baru saja melewati Bu Gemi menoleh dengan wajah bingung —saat namanya dipanggil. Sarah dan Iren yang mendengar nama sahabatnya itu dipanggil ikut berhenti, dan menoleh menatap Bu Gemi.

"Bisa ikut ibu sebentar ke kantor guru?" Bu Gemi membenarkan letak kacamatanya yang sedikit mereng.

Ayaa mengerutkan dahinya bingung. Kenapa tiba-tiba Bu Gemi memintanya ke kantor guru? Apa Aya melakukan suatu kesalahan sehingga membuatnya harus ke kantor guru?

"Saya Bu?" tanya Aya memastikan kembali jika dia benar-benar yang diminta pergi ke kantor.

"Iya kamu. Ada yang perlu ibu bicarakan sekarang." Bu Gemi berlalu melewati Aya dan kedua sahabatnya menuju ke kantor guru.

"Lo buat masalah apaan, Ay? Kok tiba-tiba disuruh ke kantor guru?" tanya Sarah setelah Bu Gemi berlalu sedikit jauh dari mereka bertiga.

"Gue juga ga tau, perasaan gue ga ada buat masalah." Aya mengendikkan bahunya tidak tau.

"Ya udah, lo temui Bu Gemi dulu sana. Entar malah dimarahin gara-gara lama. Makanan lo biar gue pesenin." sahut Iren. Aya menganggukkan kepalanya lalu berlalu meninggalkan kedua sahabatnya yang akan pergi ke kantin sekolah.

****

"Permisi." Aya perlahan membuka pintu dan berjalan masuk ke kantor guru. Dia mengedarkan pandangannya mencari sosok Bu Gemi.

"Oh Ayana, kemari." panggil Bu Gemi saat melihat Aya yang tengah celingak-celinguk. Aya melangkahkan kakinya menuju Bu Gemi yang duduk di meja kerjanya.

"Silahkan duduk." Aya menganggukkan kepalanya dan menghenyakkan tubuhnya di kursi yang berada di depan meja kerja Bu Gemi.

"Kamu pasti bingung kenapa ibu panggil kamu dan ingin membicarakan suatu hal." Bu Gemi memulai percakapan dengan Aya yang masih terlihat bingung.

Getting Back Together? | SLOW UPDATE Where stories live. Discover now