BDP-28

10.4K 694 83
                                    

Pagi hari yang membahagiakan. Jika biasanya saat membuka mata yang di lihat bantal guling, kini wajah cantik istrinya yang ia lihat. Mulus, cantik meski tanpa make up dan polos jika sedang pulas seperti itu.

Matanya pun seperti mengerti bahwa akan ada hal indah yang terlihat di pagi hari, makanya ia bangun pagi sekali. Memandangi istri cantiknya yang masih tertidur pulas di balik selimutnya itu membuat senyuman tercipta di bibir Ali. Tangannya terulur untuk mengusap pipi chubby Prilly lalu turun menyusuri hidung dengan jari telunjuknya dan berakhir mengusap bibir tipisnya. Bibir yang selalu cerewet jika menyangkut kesehatan dan juga bibir yang baru semalam ia rasakan.

Merasa ada sentuhan di bibirnya, Prilly yang masih sangat mengantuk mau tidak mau akhirnya membuka mata. Bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman saat Ali memberikan kecupan di dahinya.

"Pagi, Sayang."

Bukannya menjawab, Prilly malah merapatkan tubuhnya dan menenggelamkan kepalanya di dada bidang Ali. Ali pun langsung mengusap kepalanya.

"Tumben bangun pagi?" Pertanyaan dari Prilly itu membuat Ali terkekeh.

"Mau lihat kamu kalau lagi tidur mulutnya terbuka atau engga." Setelah mengucapkan itu, Ali langsung meringis karena dadanya di gigit oleh Prilly.

"Mau sarapan apa?" Prilly mendongak dan matanya langsung terpejam saat lagi-lagi Ali menyentuh dahinya dengan bibirnya. Sudah halal, jadi mau mencium sebanyak dan dimana pun bebas. Kata Ali, sudah ada BPKB, berarti sudah resmi menjadi Hak Milik. BPKB yang di maksud Ali adalah surat nikah.

Selama ini selalu menahan diri agar tidak melampaui batas. Niatnya hanya ingin menjaga. Kalau cinta berarti harus di jaga, jangan di hancurkan. Di jaga perasaannya, di jaga hatinya juga di jaga raganya, jangan sampai aset-aset terlarang di sentuh sebelum waktunya. Begitu lah prinsip yang selalu tertanam dalam hati Ali.

Zaman sekarang susah sekali mencari pria seperti itu. Banyak yang mengaku cinta tapi malah merusak. Kalau sudah begitu, pihak wanita yang di rugikan. Apalagi ķalau si pria tidak mau bertanggung jawab. Di awal mengobral janji tapi setelah terjadi malah pergi. Tinggallah penyesalan.

Bersyukur Prilly memiliki pria seperti Ali, meski terlihat sangat arogan, tapi ia sangat mengutamakan martabat seorang wanita. Jadi, jangan di tanya lagi kenapa masih mencintai Ali walaupun sudah di bohongi. Berbohongnya Ali juga untuk menjaga perasaan Prilly. Tapi tetap saja yang namanya kebohongan adalah suatu kesalahan.

"Mau sarapan apa, Sayang?" Prilly mengulang pertanyaannya karena Ali tidak menjawab dan sibuk mengusap bahkan mencubiti pipi Prilly.

"Apa aja yang kamu masak, aku makan."

"Yakin?"

"Yakin, Sayang."

"Nanti di masakin itu-itu mulu, bilangnya bosan!" Prilly bangun dari tidurnya lalu mengikat rambutnya asal. Kakinya ia turunkan hingga menjuntai di pinggir ranjang. Ali yang masih berbaring di ranjang, menggigit bibir bawahnya melihat rambut Prilly yang terikat berantakan. So sexy.

"Ngga akan bosan kalau kamu yang masak."

"Gombal! Yaudah sana mandi, aku buatin sarapan dulu."

Ali terkekeh menatap istrinya yang sudah berlalu keluar. Tidak menyangka status mereka sudah berubah menjadi suami istri. Berawal dari rasa kasihan karena melihat wanita itu menangis setiap hari di depan gundukan tanah, ternyata berujung pernikahan. Sungguh indah jalan Tuhan.

Bahkan Prilly Sempat berfikir, kenapa Takdir begitu jahat memisahkannya dengan pria yang ia harapkan menjadi suaminya. Tapi, kemarin semua sudah terjawab. Tuhan ternyata sudah mengatur semuanya. Jodoh, Rezeki dan Maut sudah di gariskan oleh-Nya. Dia lebih tau yang terbaik untuk hamba-Nya.

Bangkit Dan Percaya (END)Where stories live. Discover now