BDP-4

7.1K 687 20
                                    

"Jangan pakai baju itu, emang lo fikir kita mau ke mall...!"

"Ih jangan, terlalu terbuka. Ganti...!"

"Ya Tuhan! Kita bukan mau ke club Prilly...!"

Berulang kali Prilly membuang nafas nya kesal. Sudah tiga kali pakai baju tapi selalu saja di komplain. Ali ini sangat bawel. Ngga boleh ini, ngga boleh itu. Dengan gontai ia kembali ke kamar nya untuk mengganti baju untuk yang ke sekian kali.

"Kalau sampai ini salah lagi, gue pangkas tuh bulu mata nya!" gerutu Prilly sedikit merapikan rambut nya kemudian keluar untuk menemui Ali yang menunggu nya di bawah.

"Li..." Prilly menepuk bahu Ali membuat pria itu menoleh.

"Jangan bilang suruh ganti lagi, gue botakin bulu mata lo. Capek tau ngga sih ..."

"Pas, cantik..." Ali memotong ucapan Prilly yang memprotes karena sedaritadi bolak balik ganti baju tapi selalu di komplain. Seketika pipi Prilly memanas, apalagi saat Ali menatap nya begitu intens.

"Udah yuk ah, ntar telat. Bisa-bisa gue di tolak sebelum interview." Prilly berlalu meninggalkan Ali. Akhir-akhir ini jantung nya selalu berdetak lebih cepat saat di samping Ali. Pipi nya pun selalu merona, padahal hanya di bilang cantik.

"Gue bos nya kali..." Ali menggerutu lalu menyusul Prilly yang sudah lebih dulu berdiri di samping mobil nya.

***

"Sebenernya apa sih jabatan lo di sini? Kayak nya tuh orang semua pada hormat banget sama lo." Prilly berbisik dengan wajah bingung. Kenapa semua orang terlihat sangat sopan pada Ali yang hanya memasang wajah datar dan sok cool nya? Terpesona kah? Atau memang Ali bos nya?

"Ntar lo juga tau!" Ali menekan angka 8 setelah pintu lift terbuka. Semua yang berada di dalam lift terlihat menganggukkan kepala dan menggeser tubuh nya seperti memberi ruang untuk Ali.

"Sandra, kalau ada yang mencari, bilang saja saya sedang sibuk." Ali berlalu tanpa menunggu jawaban wanita yang ia panggil Sandra itu. Sandra adalah sekertaris sementara karena sekertaris Ali yang dulu resign dan Ali belum mendapatkan ganti nya. Namun karena sekarang Ada Prilly, jadi ia membiarkan Sandra kembali ke divisi nya, yaitu bagian keuangan.

Prilly yang sedaritadi mengikuti nya di belakang pun melemparkan senyum pada Sandra. Dalam hati nya ia bertanya-tanya. Siapa Ali? Kenapa nada bicara nya sangat datar dan dingin?

Prilly mengamati ruangan berdominasi putih dan abu-abu ini dengan mulut sedikit terbuka. Yang lebih menarik perhatian nya adalah sebuah meja di atas nya ada sebuah papan nama bertuliskan :

"Direktur Utama"
Aliandra Pratama

Penampilan yang sangat arogan dan tengil sama sekli tak menunjukkan bahwa dia seorang Direktur. Bahkan saat Prilly melihat nya di club, ia sempat berfikir bahwa Ali adalah pria yang malas dan selalu bergantung pada kekayaan orang tua. Tapi dugaan nya salah. Memang benar jika ada yang bilang, buruk di luar belum tentu liar di dalam dan sebaliknya, baik di luar belum tentu tulus di dalam. Tapi kebanyakan orang menganggap penampilan adalah cerminan kepribadian. Padahal penampilan dan kepripadian mempunyai perbedaan yang sangat jauh.

"Ngapain masih berdiri di situ?" pertanyaan Ali yang mengejutkan itu membuat Prilly tersentak.

"Loh kok duduk di situ?" protes Ali saat Prilly hendak menghempaskan tubuh nya ke sofa. Prilly mengerutkan dahi nya bingung.

"Duduk di sini, mau interview kan..." Ali menunjuk kursi yang ada di hadapan nya dengan dagu nya. Saat Prilly sudah duduk di hadapan nya, Ali justru menatap nya begitu dalam.

Bangkit Dan Percaya (END)Where stories live. Discover now