BDP-13

6K 588 40
                                    

"Di angkat sayang, jangan menghindar begitu. Nanti dia malah tergoda sama yang lebih bening loh!"

Hah, tergoda sama yang lebih bening? Prilly jadi bergedik mendengar ucapan mamanya saat makan malam Ali masih berusaha menelfonnya. Sampai selesai makan pun Ali masih saja menelfon, mengirim pesan yang menurut Prilly sangat konyol. Mengancam akan mogok makanlah. Sampai-sampai mengancam akan terus merengek pada Genta agar di beri tau alamat rumah orang tua Prilly. Seketika Prilly jadi tertawa geli membayangkan Ali yang akan terus membuntuti Genta sambil merengek. Pasti Genta akan bergedik jijik.

"Hallo..."

Prilly tersentak saat mendengar deringan ponselnya berganti dengan suara mamanya yang sedang menempelkan ponselnya ke telinga.

"Oh, cari Prilly yaaa. Sudah kamu ngga usah cari Prilly lagi, Prilly nya sudah bosan kayaknya sama kamu...!"

Prilly mendelik mendengar ucapan mamanya yang sangat konyol. Bosan katanya?

"Lebih baik kamu cari yang lain saja!"

"Mamaaa...!" Prilly memekik tak terima mendengar mamanya menyuruh Ali mencari yang lain. Enak saja.

Sementara bu Risma tertawa melihat Prilly yang langsung merebut ponselnya sambil mendengus.

"Hati-hati sayang, nanti ada yang lebih bening dia tergoda loh!" Bu Risma berteriak pada Prilly yang tergesa menaiki tangga menuju kamarnya.

"Mama ini, senang banget godain anaknya." Pak Darmawan, papa Prilly menyahut sambil menggelengkan kepala melihat ibu dan anak yang lucu ini.

"Habis dia lucu Pa. Munafik ngga mau angkat telfonnya tapi di takuti sama yang lebih bening malah ngga terima...!"

"Papaaa, istrinya jailll...!" Prilly berteriak dari lantai atas, memasuki kamar setelah sebelumnya meleletkan lidah pada orang tuanya, lebih tepatnya pada mamanya yang tertawa geli.

"Ada apa telfon?" Prilly bertanya ketus pada Ali yang sedaritadi mendengarkan candaan ibu dan anak itu.

"Kangen..."

"Oh."

"Kangen sayang, mau peluk gadis tercintanya aku..."

"Gadis?" Prilly bertanya dengan nada heran. Biasanya juga wanita tercinta, kenapa sekarang jadi gadis tercinta? Apa ada wanita lain yang menjadi tercintanya? Seketika fikiran buruk memenuhi otaknya.

"Jangan su'udzon dulu sayang!" Dengan cepat Ali berucap agar Prilly tak salah faham. Dia yakin pasti gadisnya itu sudah berfikir macam-macam.

"Kamu kan janda masih tersegel berarti masih gadis dong?"

Prilly menutup mulutnya menahan tawa. Janda masih tersegel. Jadi teringat ucapannya saat di interview dulu. Janda sebelum waktunya, baru ingin di nikahi tapi sudah di tinggali.

"Jangan di tahan ketawanya, nanti malah keluar suara dari bawah...!"

"Apa sih!" Prilly berpura-pura ketus. Padahal ingin sekali tertawa kencang tapi tertahan karena gengsi.

"Kapan pulangnya? Aku kangen..."

"Aku jemput ya sekarang?"

"Jangaaan...!"

"Kenapa?"

"Pulang sendiri aja."

"Kapan?"

"Besok."

"Serius? Benarkan? Jangan PHP ya sayang?"

Prilly terkekeh mendengar Ali yang begitu antusias.

Bangkit Dan Percaya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang