Clairine lebih banyak menghabiskan waktunya di atas kasur berbaring menatap langit-langit, tanpa mampu memasukki fase tidurnya, selelah apapun ia hari itu. Jika ia berhasil tertidur, gadis itu akan sering terbangun, menyebabkan ia berkali-kali harus berusaha tertidur meski kemudian terbangun lagi.

Ia merasa lelah sepanjang hari dan pikirannya sulit fokus pada sesuatu, kecuali lelaki bernama Grego yang berhasil mengambil-alih seluruh fungsi pikirannya.

Jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi, dan entah sudah kesekian kalinya Clairine terbangun dari tidurnya. Akhirnya gadis itu menyerah untuk tidur dan memilih memutar radio seraya duduk menghadap ke luar kamarnya melalui tirai jendelanya yang terbuka.

Jam 3 dini hari itu, lirik lagu Almost is Never Enough yang diputar radio dengan mudahnya masuk ke dalam benak Clairine, dan sekali lagi Clairine membiarkan Grego menguasai pikirannya, dan kenangan bermain-main dengan hatinya.

"Dear God
The only thing I ask of you
Is to hold her when I'm not around
When I'm much too far away"

[:]

"Clairine," panggil Grego.

"Hm?" Gumam Clairine yang masih asik mencari lagu pada ponsel Grego untuk diputar selanjutnya di mobil.

Jalanan hari itu benar-benar macet. Ya, emang sih, kapan coba Jakarta gak macet? Apalagi ini Jumat malam yang semua orang mau pulang cepet karena Sabtu libur.

"Apa yang ingin lo tetap lakukan kalo lo dikasih kesempatan untuk ngulang hidup sekali lagi?"

"Random banget sih pertanyaannya,"

"Ya biarin. Daripada gue bosen macet dan lo sibuk ganti-ganti lagu terus daritadi,"

Clairine mengerucutkan bibirnya seraya menatap lurus ke depan, ke arah jalanan Jakarta yang padat dan kini dihiasi kerlap-kerlip lampu jalanan dan kendaraan yang masih setia berjuang menembus kemacetan lalu-lintas.

"Apa ya? Pengen tetep begini aja semuanya. Semua hal yang udah terjadi itulah yang pada akhirnya ngebentuk aku jadi Clairine yang kayak gini. And I don't mind at all for being me,"

Clairine menatap Grego dan tersenyum lebar, membuat lelaki itu merasa gemas dan mengacak-acak rambut gadis di sebelah kirinya.

"Aaahh jangan. Kusut nanti rambutnya," Protes Clairine.

"Kalo Kak Grego gimana?"

"Gue gak masalah kalau semua hal harus berubah, tapi satu hal yang gue inginkan tetap terjadi. Knowing you. Gue seneng ketemu lo, dan gue lebih seneng lagi karena gue bisa kenal lo. Makasih udah hadir di hidup gue,"

"Ih apaan deh. Gombal aja terus," sahut Clairine.

"Gue serius, Clairine Elora! Bahkan rasanya belakangan ini gue jadi lebih sering berdoa. Berdoa semoga Tuhan selalu ngejagain lo, di saat gue gak ada di sisi lo untuk ngelindungin lo,"

Clairine terkekeh pelan. Jujur saja, dia sedikit terbuai dengan kata-kata manis Grego. Coba, cewek mana sih yang gak baper kalau orang yang dia suka ngomong kayak begitu?

"Inget Tuhan tuh jangan cuma gara-gara cewek doang! Parah ih! Tobat sana,"

Tepat saat itu, intro lagu Dear God dari Avenged Sevenfold mengalun.

ÈvaderWhere stories live. Discover now