Preface

4.1K 229 34
                                        

Layaknya sebuah buku-buku cetak ala handbook, cerita kali ini gue awali dengan judul preface. Ide cerita ini pertama kali muncul sewaktu gue duduk di salah satu kelas mata kuliah yang menurut gue asyik sekaligus bikin deg-degan karena sering banget role play di tengah-tengah kelas dan diundi.

Jadi, idenya muncul ketika dosen gue lagi ngebahas tentang sejarah aliran apa ya gue lupa dia aliran apa, maaf maz HEHE. Pokoknya, ketika menjelaskan si tokoh ini, gue langsung tertarik sama judul buku yang disebutin dosen gue, "Escape From Freedom".

Escape from Freedom ini ditulis oleh Eric Fromm. Sejujurnya gue belom pernah baca dan gak tahu apakah berniat untuk baca nantinya. Intinya, waktu itu dosen gue cuma bilang (yang gue inget), manusia itu banyak maunya. Manusia selalu mencari kebebasan, tetapi apa yang ia cari setelah menemukan kebebasan? Dia justru mencari cara untuk keluar dari kebebasan itu sendiri. Well, bener gak sih?

Contoh gampangnya itu waktu kita sekolah. Males banget gak sih banyak banget aturannya. Kalau zaman gue dulu sekolah, kaos kaki minimal setengah betis (which is gak pernah gue turutin sejak gue SMA), rok harus selutut (yang ini juga), selalu pake ikat pinggang, kalau telat harus cari guru piket dan minta surat izin masuk, gak boleh bawa HP dan seterusnya. Di saat kuliah, gue main HP di kelas pun rata-rata dosen gak peduli, mau pake baju apapun terserah (asal gak pake celana pendek aja sih; tau etika aja), lo mau masuk atau gak juga dosen gak bakal peduli. Waktu sekolah rasanya pengen cepet-cepet kuliah, pengen bebas, tapi begitu kuliah, rasanya kangen sama sekolah.

Dan dari kalimat itulah cerita ini muncul. Mungkin cerita ini klise, mungkin cerita ini mainstream, tapi gue percaya, seklise apapun sebuah kisah cinta, selalu ada bagian istimewa tersendiri yang hanya dimiliki kisah cinta itu.

And here they are, casts yang bakal muncul dalam cerita ini.

And here they are, casts yang bakal muncul dalam cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Song Min(h)o as Gregorius Kenzie Arsenio

Mahasiswa kedokteran semester 5. Some people call him Grego, but he prefers Kenzie. Seorang yang keras kepala dan sulit mengekspresikan hal yang dirasainnya, kecuali amarah. Grego mematahkan stereotype anak kedokteran yang kutu buku dan cuma peduli sama nilai dan segudang prestasi. Laki-laki ini lebih suka melakukan hal-hal yang dia enjoy, apapun itu. Menurutnya, hidup itu gak cuma sekedar soal akademik, gak cuma soal otak, gak cuma soal prestasi. Prestasi gak bakal lo bawa mati kan? He's just one of a kind, the one who seeks freedom. He loves to fight, smoke and drink. He has his own ways to feel free.

 He has his own ways to feel free

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ÈvaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang