I Do, I Really Do

609 121 73
                                        

Clairine menoleh ke belakang berulang kali, memastikan Dion sudah tidak mengikutinya. Heran, masih aja ngejar-ngejar dia. Padahal udah berkali-kali juga Clairine kabur dari anak teknik itu.

Clairine duduk di pinggir lapangan basket di sport hall gedung FK. Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, tapi Grego masih berlatih basket dengan teman-teman satu timnya. Katanya sih sebentar lagi mau ada match

Clairine melemparkan senyum kepada beberapa orang yang masih terlihat di sana, sekedar untuk bersikap ramah saja. Anggapannya kan dia sedang bertamu ke tempat orang. Gadis itu mendangakkan wajahnya ketika seseorang beridiri di hadapannya.

"Ngapain lo senyum-senyum gitu? Mau nyari cowok ya? Hiii," canda Grego. Clairine tertawa pelan lalu memicingkan matanya.

"Ide bagus tuh. Banyak yang ganteng di sini,"

"Tapi yang paling ganteng di sini," Grego dengan pede menepuk dadanya sendiri, membuat Clairine meringis geli.

"Bentar ya, gue mandi dulu," Grego mengacak pelan rambut Clairine sebelum berlari kecil meninggalkan gadis yang mulai mendumel pelan itu.

Selang beberapa menit kemudian, Grego kembali seraya menenteng tas olahraganya sementara tangannya yang lain mengacak-acak rambutnya yang masih setengah basah.

"Yuk, pulang!" Clairine malah memanyunkan bibirnya mendengar ajakan pulang Grego. 

"Lapeeerr," Clairine mulai merajuk. Grego paling gak tahan kalau Clairine udah mulai merajuk. Bikin gemesshh. Ih!

"Iya, iya ayo makan. Mau makan apa? Ada request gak?" Grego meraih tangan Clairine dengan sebelah tangannya yang bebas seraya berjalan menuju parkiran.

"Lagi pengen makan rendang tiba-tiba masa,"

"Meluncurrr!"

[:]

Saat ini keduanya sedang berada di salah satu rumah makan padang. Bukannya makan, Clairine malah terus memperhatikan Grego dengan wajah tak percaya. Grego yang merasa sedari tadi diperhatikan pun mengangkat wajahnya.

"Kenapa?"

"Ini yang sebenernya laper siapa sih? Kakak udah gak makan berapa lama emangnya?"

Bayangkan saja, Grego bahkan sudah menyantap piring nasi ketiganya dan setengah lauk yang disajikan hampir ludes oleh lelaki itu seorang diri, membuat Clairine terbengong-bengong. Mana cepet banget makannya. Seumur-umur dia makan bareng Grego, baru kali ini liat Grego makan sekalap ini.

"Lupa makan tadi,"

"Kok bisa? Makan yang teratur dong. Nanti kalo sakit gimana? Kakak kan calon dokter, masa gitu aja gak tahu. Gimana mau jaga pasien kalo jaga diri sendiri aja gak bisa?" cerocos Clairine panjang lebar. Grego malah terkekeh melihat gadis di hadapannya bicara panjang lebar memarahinya.

"Kan ada lo yang jagain gue,"

"Ih ngarep banget!" cibir Clairine.

"Eh, btw, Kak, minggu depan anak teknik ngadain acara, trus Al ngajakin aku dateng gitu. Kak Grego ikut dateng juga gak?"

Grego mengerutkan keningnya begitu mendengar nama Gerald keluar dari bibir Clairine. Ia memang tahu kalo Clairine dan Gerald saling mengenal. Belum lagi Gerald pernah beberapa kali ngajak Clairine untuk pergi nonton, tapi selalu gagal karena banyak hal. Mungkin dewi keberuntungan masih belum berpihak pada Al.

"Lo deket sama Al?" bukannya menjawab pertanyaan Clairine, Grego malah melontarkan pertanyaan lainnya.

"Biasa aja sih, gak deket gimana banget gitu,"

ÈvaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang