PART - 8 | Marriage Contract With Him

69.8K 1.8K 10
                                    


Morgan menarik katlyn mendekat dan melumat bibir seksi itu,tangannya mengusap punggung telanjang Katlyn yang basah.Sedangkan tangan sebelahnya memegang kepala Katlyn.

Morgan tersentak atas apa yang dilakukannya, ia melepaskan ciuman panas itu menegakkan tubuh katlyn yang semula bertumpu padanya.

"Arghh.. " geramnya.

"Why? " tanya Katlyn.

Katlyn menatapnya dengan tatapan bingung ,berbagai pertanyaan berkecampuk di kepalanya.Morgan bangkit dari kursi berjalan menuju pintu masuk meninggalkan Katlyn tanpa sepatah katapun.

Katlyn mendesah frustasi, menatap langit malam yang dipenuhi bintang dan bulan.

Apa yang salah dariku?!, batinnya menjerit


------

Morgan menghempaskan tubuhnya ke ranjang dengan kasar .

"Slowly, darl! " seru wanita rambut bergelombang itu.

Morgan menerkamnya dengan ganas, menanggalkan pakaian keduanya sampai tubuh keduanya bersatu tanpa halangan. Keduanya bergumul dalam kegelapan, bibir saling berpagutan. Ranjang besar berderik keras sampai keduanya mencapai kenikmatan.

"I love you." ucap wanita itu sebelum matanya terpejam dan terlelap.

Morgan bangkit dari ranjang ,mengambil pakaian yang berserakan dan memakainya. Ia mengambil ponselnya dan meletakan selembar cek di atas nakas.

Ia berjalan menuju pintu kamar hotel mewah itu dengan cepat meninggalkan wanita tergeletak lemas yang telah memuaskan hasratnya malam ini.


------

Katlyn mengaduk secangkir kopi panas dihadapannya ,

"Ahh!! " serunya ketika tanganya terkena tumpahan kopi panas. Ia segera menuju wastafel dan mencuci tangannya.

Harus lebih fokus Katlyn, batinnya.

Ia teringat pada kejadian semalam, mengapa Morgan menolaknya ? Apa yang salah darinya, ia sangat mengingkan Morgan. Tapi morgan..

ia merasa Morgan memang tidak tertarik dengannya.

"Kau suka kopi?"

Suara bariton menyentakkannya. Ia memalingkan wajahnya ke asal suara .Morgan ada disana! Dibelakangnya, menatapnya sembari meyenderkan tubuh di kitchen set.

"Ya aku menyukainya." jawabnya datar, tubuhnya gemetar dan jantungnya berdebar. Setetes keringat dingin mengalir di keningnya.

"Aku juga menyukainya! bisakah kau buatkan untukku? "

"Tentu saja." ucap katlyn seraya mengambil cangkir di lemari.

"Aku akan menunggu di taman dekat kolam. " ucap Morgan sebelum berlalu .

Katlyn mengontrol nafasnya yang tidak beraturan, ia sangat malu atas kejadian penolakan terhadapnya semalam dan sekarang pria itu memintanya untuk menemani minum secangkir kopi di taman dekat tempat kejadian itu terjadi.Ya Tuhan bisakah Katlyn menghadapi semua ini.

Katlyn menyeduh kopi--mengaduknya. Ia mengambil nampan meletakan dua cangkir kopi diatasnya.

Katlyn melangkah menuju pintu dengan gemetar, ia mencoba merilekskan diri.

Disanalah morgan berada menatap taman bunga edelweiss miliknya. Katlyn menarik nafas dan melangkah menuju paviliun di samping kolam renang. Ia melirik sekilas kursi santai dekat kolam itu tempat kejadian panas antaranya dan morgan terjadi,mengingatnya saja membuat jantungnya berdebar kencang.

Ia sampai di paviliun, Morgan menatapnya,

"Terima Kasih, Katlyn! " serunya sembari mengambil cangkir dinampan--meniup dan menyesap kopi panas itu.

Katlyn mengambil posisi duduk di depan morgan, mengambil kopi panasnya dan memandang kolam ikan yang berada di depan taman bunga itu.

Morgan memang pengusaha muda yang sangat sukses, di usia mudanya saja ia sudah mampu mendirikan rumah besar dan mewah.

"Katlyn? "

"Ya? "

"Malam nanti sahabatku mengadakan pesta ulang tahun, kau bisa menemaniku? "

Sebuah senyuman mengembang dibibir seksi Katlyn, sangat baru baginya Morgan membawanya ke suatu momentum tertentu. Ia tidak akan menolaknya.

"Tentu saja, More! " ucapnya sembari tersenyum manis.

Semburat merah muncul di pipi Morgan,

Jangan tersenyum seperti itu, Kat! Jeritnya dalam hati.

"Sepertinya kau yang harus membelikan sebuah hadiah untuknya karena aku tidak mempunyai waktu untuk itu." ucapnya sembari menyembunyikan rona merah .

"Serahkan semuanya kepadaku! " seru katlyn seraya menyunggingkan senyum kesekian kalinya.

"Dia pria! Kau bisa membelikan sesuatu yang spesial untuknya."

"Aku akan membelikan yang terbaik!"

-----

"It's so delicious, Nic! " seru katlyn setelah mencicipi es krim di hadapannya.

"Kau mau lagi? Aku akan membelikannya." ucap Nicholas.

"Tidak.. tidak.. terlalu banyak kalori."

"Kau terlalu kurus, Kat! Dua cup es krim tidak akan membuatmu gendut."

Katlyn tertawa, "Omong-omong terimakasih sudah menemaniku berbelanja! "

Nicholas mengedikkan bahu," tidak masalah, aku memiliki terlalu banyak waktu luang. "

Nicholas memang seorang owner di perusahaannya jadi tidak masalah baginya untuk bolos di jam kerja.

"Bos yang pemalas! " ledek Katlyn.

Nicholas tertawa.

Katlyn memang sengaja mengajak Nicholas menamaninya membeli hadiah untuk sahabat Morgan itu, karena Katlyn tidak terlalu tahu tentang selera pria.

Katlyn menyuap es krimnya sebelum mata hijaunya membelalak kaget melihat seorang pria di ambang pintu dan berjalan masuk, mata pria itu menatap tajam Katlyn.

Morgan! Kenapa dia berada disini.

Katlyn bangkit dari kursi mengambil tas belanjaan di sampingnya,

"Ada apa, Kat! " seru Nicholas yang bingung melihat tingkah temannya.

Morgan berjalan mendekat dan menarik kasar tangan Katlyn--pergi berlalu meninggalkan Nicholas dengan tatapan tajam,

"Hei siapa kau! Apa yang kau lakukan pada Katlyn?! " seru Nicholas seraya beranjak dari kursi.

Morgan menyeret Katlyn, Katlyn memalingkan wajah ke belakang memberikan kode kepada Nicholas untuk tidak mengejarnya.

Nicholas membuat gestur 'kenapa' pada tangannya sebelum Katlyn dan Morgan menghilang di balik pintu cafe.

"A-apa yang kau lakukan, More! " seru Katlyn sepanjang perjalanan menuju mobil.

Morgan tidak menjawab dan tetap melangkah menyeret Katlyn ke dalam mobil.

"Siapa pria itu?! " serunya dengan nada tinggi.

Jantung Katlyn berdebar kencang, keringat dingin membasahi tangannya.

"Hanya teman."

Morgan mendekatkan tubuhnya sehingga jarak wajah keduanya hanya sejengkal. Tangan kanannya mencengkram kursi, sedangkan tangan kirinya bertumpu pada pintu mobil. Katlyn meneguk ludah menatap mata biru penuh amarah pria dihadapannya ini .

"Kau hanya milikku! "

"Hanya milikku seorang!"

Marriage Contract With HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang