37;Confused

14.2K 2.2K 231
                                    

Kai's POV.

"Cek email bego! Udah gue kirim."

"Bentar gue cek dulu."

"Hmm cepetan."

"Anjir. Segini doang? Gue butuh yang lebih spesifik, Hun!"

"Heh item! Lo pikir ngelacak orang gampang apa? Lo lacak sendiri sana!"

"Lah ngambek! Iya iya thanks banget, kalau ada info lebih spesifiknya lagi kasih tau gue ya, gue butuh banget."

"Mck! Nyusahin aja tuh si first love!"

"UDAH GUE BILANG BUKAN! DIA SAHABAT GUE!!!"

"Iya iya terserah."

"GUE TUNGGU KABAR SELANJUTNYA HUN!"

Tuuuut

Hhh.

Di sisi lain gue bisa ngandelin Sehun karna kepintarannya dalam bidang komputer sampe-sampe dia kuliah di luar negeri untuk nerusin keahliannya itu.

Di sisi lain gue kesel sama Sehun. Kalo minta tolong sama dia nih ya, mesti sabar 7 lapis turunan kayak keperawanan siapa tuh lupa gue. Gue mesti di hina-hina dulu baru deh dibantu.

Ya syukurnya dia bantuin gue gak setengah-setengah sih.

Alhasil sekarang gue tau Cherry itu memalsukan identitasnya dan mengambil penerbangan 1 minggu yang lalu yang entah kemana gue belum tau.

Mainan Cherry terlalu bersih sampai gue gak bisa melacak sendiri keberadaannya. Gue mesti minta bantuan Sehun pula. Hhh.

Jangan!

Jangan percaya omongan Sehun soal Cherry itu first love gue. Never! Never in a million years! Gue cuma menganggap Cherry sahabat gue doang gak lebih.

But di hati gue berkata...

"Emang ada persahabatan antara cowok dan cewek yang tidak berakhir dengan adanya sebuah perasaan?"

Pertanyaan yang sama seperti gue lontarkan ke Chanyeol beberapa bulan yang lalu.

Sial!

Dan lagi gue berfikir.

Kenapa gue melakukan ini semua?

Apa bener karna hanya alasan klasik yang bilang kalau ini tindakan sebagai sahabat?

Entahlah..

Gue terus membuka data-data yang dikirimin Sehun beberapa menit yang lalu lewat Gmail.

Wanna know more about Sehun?

Dia temen gue, gak bisa gue bilang sahabat karna kita tuh kenal hanya karna orang tua gue dan orang tua Sehun itu sahabatan dari jaman SMA sampai sekarang jadi gue sama Sehun mau gak mau harus berteman juga sesuai permintaan kedua orang tua gue dan Sehun.

Untungnya hanya disuruh temenan, gimana kalau dijodohin? Oh no gue normal!

Masih seneng sama yang ada belahannya sama yang bisa bikin lemes.

Sehun itu--

Tning tning!

Oh bentar... ada telfon masuk.

Sehun?!

"Haloo, kenapa?!" Tanya gue to the point saat telfon antara gue dan Sehun sudah tersambung.

"YAK YAK YAK! KETEMU KETEMU!!!" Teriak Sehun heboh di telefon.

"Hah?! Siapa? Jangan bilang... BENARKAAH?!"

"Bentar gue kirimin fotonya." Jawab Sehun.

"Fotonya? Lo beneran? Lo lagi liat dia nih dengan mata kepala lo? Bukan mata kaki lo kan?"

"Nyesel gue ngasih tau lo, gue tutup--"

"EHHH! SERIUSAN LO GOBLOK?!!!"

"Udah dibantuin malah ngatain! Gak--"

"IYA MAAF! KIRIM ALAMAT! GUE TERBANG KE SANA SEKARANG!"

"Lo ada duit?"

"KENAPA EMANG? LO MAU BAYARIN TIKET GUE?"

"Ya enggak cuma nanya doang, kali-kali lo ke sini malah tidur di bangku taman kota doang."

"GUE NGINEP DI LO DULU KAMPRET!"

"EHH GAK YAH ENGGAK! EH EH DIA PERGI NIH, GUE HARUS IKUTIN APA GIMANA?"

"IKUTIN IKUTIN!!!! KEMANA AJA DIA IKUTIN ASUUU!!!"

"Speaker gue udah gak suci."

"SEHUN KIRIM ALAMAT!!!"

"IYA BLACK!!"

"Mck! Fasterrrr ohh ahh!"

"DAMMIT KAI!"

"HAHAHAHA.."

"Location has been sent!"

"Okeey, call me as soon as possible!"

"Sok inggris lo."

"ANSWER ME!"

"Mck! YES SIR BLACK!"

Tuuuut

Udah gue bilang apa kan?

Puas gue di hina-hina. Kenyang sudah telinga ini.

Sehun Keputihan sent you a location.

Click!

LOS ANGELES?

Kenapa jauh banget kaburnya, Cherry?!

Pikiran gue saat ini hanya satu. Nyusul Cherry ke LA tanpa memperdulikan apapun termasuk keadaan gue.

Bagi gue yang paling terpenting saat ini adalah keadaan Cherry. Tapi Sehun bilang tadi dia baik-baik aja, awalnya gue lega si Sehun ngomong gitu. Gue tenang Cherry ternyata baik-baik saja.

Tapi tiba-tiba gue kepikiran. No! Itu bukan Cherry. Cherry bakal terlihat baik-baik saja tanpa orang sadari bahwa dia baik-baik aja. Selagi orang lihat dia kelihatan baikbaik aja, itu tandanya Cherry lagi fake fine. Katanya sih fine tapi matanya, matanya gak bisa bohong.

Dan lagi.. kalau emang baik-baik aja kenapa dia mesti pergi sejauh ini dan seniat ini? Orang tua dia juga sampai ikut pindah.

Sebenarnya apa sih yang terjadi sama Cherry sampai-sampai dia kayak gini?

Yang gue ingat terakhir kali adalah saat Cherry melajukan mobilnya ninggalin gue, Chanyeol, dan Lucy di villa nya.

Tapi kenapa?

Gue tanya Lucy dia gak tau sama sekali dan dia juga terlihat khawatir sama keadaan Cherry. Haruskah gue cerita semuanya ke Lucy?

Chanyeol...

Gak. Gue udah gak percaya sama Park Chanyeol. Entah kenapa.

Gue kesel aja hampir tiap hari liatin si Cherry nangis. Gue yang diemin yang buat nangis malah si Chanyeol.

Hhh.

Sekarang gue harus nyusul dia ke sana atau stay here?

GUE BINGUNG!

Tbc?

Vomment juseyo❤
Thanks for reading!💙

What do you think about this chapter?

BAD GUY;PCY ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang