Lima Belas

35.1K 2.4K 77
                                    

Haloo aku cuma mau minta maaf aja yaa ke kalian kalo aku punya salah. Gatau kenapa aku skrg lagi suka update tiap hari gini. Um gimana ya aku cuma takut jadi kegantung aja gitu ... Aku akhir2 ini jrg nulis krn udah mulai kerja pulang petang. Maaf ya kl sehabis aku update part The Late Nite Video Call's aku agak ngaret update ceritanya.

Duh maaf kl ngaco.

Happy reading! :)



Malu dan kesal.

Itu yang Lea rasakan ketika mengingat kejadian tempo hari di dalam mobil Bara. Bagaimana bisa dia mengecup pipi Bara saat kesadarannya setengah persen? Ah, otaknya benar-benar lihai membuatnya terlihat bodoh di hadapan Bara. Terlebih waktu mengingat ada belek juga dan sekarang tumbuh jerawat yang beranak di wajah Lea karena kemarin malam lupa membersihkan wajahnya. Ya ampun, Lea merasa ingin menghilang sekarang juga.

Tapi ... Kalau dia menghilang, Bara bakal punya cewek baru dong? Ya 'kan?

Nggak. Lea gak boleh menghilang. Lea gak rela stok cogan yang jomblo di Indonesia bertambah satu.

"Ngelamun mulu lo." tegur Nura sembari menyimpan ponselnya di tempat pensil.

Mendengar itu, Lea memutar bola mata jengkel dan memiringkan kepalanya menghadap sahabat barunya.

"Bosen. Ini seriusan Bu Dewi ngasih tugas buat ngegambar?"

Nura mengangguk mengiyakan. "Lo denger sendiri 'kan apa kata si ketua kelas? Btw, gue udah dapet ide nih apa yang mau di gambar. Kalo lo masih bingung ya?"

Lea menggembungkan kedua pipinya. "Banget. Aku bingung mau gambar apa dan bingung juga karena gak bisa ngegambar."

Nura tertawa pelan. Tangan kanannya masih sibuk menyatupadukan sebuah garis sehingga menjadikan gambaran yang ia ingini. Lalu, Lea menatap buku gambarnya lagi yang masih putih bersih. Belum ada coretan sama sekali.

"Lea? Lo belum gambar apapun?"

Menengadahkan kepalanya, Lea mengangguk. "Aku bingung mau gambar apa, Si."

Sisi manggut-manggut. Tapi demi apapun, wajahnya kali ini terlihat memuakkan. "Gambar yang lo bisa aja. Oh iya, lo kenapa pakai masker?"

Lea spontan menyentuh masker yang sedang di kenakannya. "Gak pa'pa,"

"Jangan ngelak deh,"

"Serius gak pa'pa kok!"

"Lo lagi sakit?"

Nura yang mendengar ke kepoan Sisi yang menurutnya menganggu pun menggeram marah.

"Sisi, lo bisa gak sih gak usah berisik?! Gue jadi nggak konsen nih buat ngegambarnya!"

Sisi tersenyum miring. Lantas dia bangkit dari kursinya dan menggebrak meja Nura sehingga perhatian seluruh murid yang ada di kelas teralihkan ke mereka berdua.

"Kenapa lo yang protes?"

"Wajar dong gue protes, suara lo itu menganggu! Kayak kaleng rombeng!"

Lea yang menyadari bakal terjadinya perang suara pun buru-buru menengahi mereka.

"Nura, udah deh gambarnya di luar aja yuk?"

"Eh, Lea, lo kenapa punya temen yang sukanya ikut campur urusan orang sih?!"

"Heh, Lea, lo kenapa punya sahabat yang sukanya nikung sahabat sendiri sih?!" sahut Nura yang anti menerima kekalahan.

"Lo nyindir gue? Inget ya, Cikonya yang suka sama gue! Jadi gue gak salah apapun 'kan? Emang guenya aja kali yang cantik! Oh, atau lo naksir sama Ciko ya?"

Match Made in Heaven[SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now