chapter 17

73 4 0
                                    

Jane Pov

Sore ini aku berjalan-jalan di pantai. Hanya sendiri. Aku sedang tidak ingin di ganggu. Austin sebelumnya meminta untuk menemani ku sore ini. Tapi aku menolaknya.

Aku tidak tahu apa yang sedari tadi aku pikirkan. Ini terlalu banyak sampai otak ku akan meledak mungkin.

Adel,mungkin dia yang pertama aku pikirkan.

Sedang apa dia,dimana dia,kenapa dia. Sungguh aku butuh jawaban dari pertanyaan yang berputar-putar di otak ku saat ini. Memikirkan nya membuat ku menangis. Betapa bodohnya aku sebagai seorang kakak.

"Aaaahhhh." Aku berteriak melampiaskan semuanya. Mungkin dengan berteriak di pinggir pantai membuat ku lega. Tapi ternyata tidak.

Ponsel ku bergetar. Ku ambil ponsel ku dari kantung celana.

"Halo mom?" Aku mengangkat panggilan dari mom.

"Halo sayang. Apa kabar? Kalian kapan pulang?"

"Hai mom. Entahlah,aku masih menikmati miami."

"Bisa kah mom bicara dengan adik mu?"

Deg.

Demi dewa neptunus dan penduduk bikini bottom,bunuh aku sekarang juga.

"Jane? Kau disana?"

Aku tersadar.

"Ah iya mom aku disini. Saat ini aku sedang sendiri,Adel sedang berjalan-jalan mungkin dengan Justin." jawab ku berbohong.

"oh begitu. kenapa tidak bersama? apa kalian bertengkar?"

"Tentu tidak. Aku hanya sedang ingin sendiri. Lagi pula biarkan Adel dan Justin berdua."

"Yasudah jaga adik mu baik-baik ya. Mom sayang kalian."

"Iya mom. Love you."

Aku pun mematikan panggilan.

Sekarang aku benar-benar merasa bodoh. Aku bahkan membohongi orang tua ku sendiri. Maafkan aku mom.

Justin. Tiba-tiba aku teringat dengannya. Aku masih takut menemuinya. Entahlah,aku merasa takut karna telah memarahi nya kemarin. Bahkan aku membela Austin yang belom lama aku kenal. Sudah kubilang aku ini memang gadis bodoh.

Apa dia marah padaku?

Apa dia tidak mencintaiku lagi? Bukankah dia bilang akan selalu mencintai ku?

Sebaiknya aku minta maaf. Ya minta maaf.

***

Aku sampai di hotel. Aku sudah berdiri di depan kamar Justin yang letaknya di samping kamar ku. Aku ragu saat ini.

Masuk,tidak,masuk,tidak.

Ini buang-buang waktu. Aku pun langsung masuk ke kamar Justin.

Kulihat dia sedang berdiri di balkom kamar nya. Dia tidak menyadari kehadiran ku. Aku menghampirinya. Berdiri di samping nya.

"Jane?" Tanya nya sedikit kaget.

"Hai." Ucap ku ragu-ragu. Aku takut salah bicara. Aku jadi terlihat kikuk.

"Luka mu-"

"Tidak apa-apa,ini sudah membaik. Hanya sedikit perih. Pukulan mu sakit juga." Ucap ku sedikit kekehan membuat suasana tidak begitu awkward. Ya aku benci awkward.

Destiny.Where stories live. Discover now