chapter 16

91 6 0
                                    

Jane Pov

Sekarang aku dalam perjalanan pulang ke hotel. Setelah tadi adu mulut dengan Adeli. Ku lihat Adel di dalam kamar sedang berkemas. Tunggu,apa yang dia lakukan?

"Kau sedang apa?" Tanya ku sambil meraih lengannya. Dia berhenti sebentar atas kegiatannya,lalu menatap ku tajam.

"Bukan. Urusanmu." Jawab nya tak kalah tajam dengan tatapan nya. Dia melepas genggaman tangan ku dan kembali berkemas.

Aku masih bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa Adel mendadak seperti? Aku tidak merasa melakukan kesalahan. Aku bahkan selalu membiarkan mereka-Adel dan Justin-berdua.

"Apa yang terjadi dengan mu? Kenapa kau begitu marah seperti ini? Apa aku berbuat salah? Aku tidak merasa berbuat salah dan semacamnya." Aku bertanya tapi dia masih sibuk dengan koper nya.

"Kau masih bertanya salah mu apa? Sebaiknya kau berpikir apa yang sudah kau perbuat." Dia selalu berhenti dan menatap ku tajam,lalu menjawab pertanyaan ku. Itu sakit.

"Oke. Apapun itu aku minta maaf." Aku seperti sudah tidak ada kata sabar lagi saat ini. Aku benar-benar terbawa emosi.

"Kau pikir hanya dengan minta maaf cukup? Kau tahu,jika penyakit ku sudah dalam masa kritis,aku lebih baik mati daripada harus menderita seperti ini."

"Kenapa kau membawa penyakit itu?" Aku membentak. Adel sempat kaget.

"Jadi penyakit ini membawa masalah untuk mu? Bukan begitu? Baiklah. Aku akan pergi,aku akan menjauh dari mu Jane. Aku tidak akan mengganggu mu dengan penyakit ini lagi."

"Pergilah! Dan jangan pernah kembali!"

Adel tercengang mendengar ucapan ku. Dia menggeleng kan kepala nya beberapa kali. Setelah nya dia keluar membanting pintu itu keras.

Adel pergi. Aku tak tahu pasti dia akan pergi kemana. Kuharap dia masih bisa berpikir jernih dan pulang kerumah.

Aku sadar,apa yang telah kulakukan sama sekali tidak benar. Aku bahkan membentak dan lebih parah lagi mengusirnya. Setiap orang punya batas kesabaran bukan? Ya begitupun aku.

Aku masih bertanya pada diriku sendiri. Apa yang telah ku perbuat? Apa yang telah kulakukan? Aku benar-benar bingung saat ini.

Frustasi. Mungkin ini yang sedang kurasakan. Aku mengusir adik ku sendiri yang dalam keadaan tidak sehat dan pulang tengah malam begini. Betapa bodohnya aku.

Aku men-dial nomor Austin.

"Hei? Ada apa malam-malam begini?" Terdengar suaranya dari sebrang sana.

"Kau sedang apa?" Tanya ku tanpa menjawab pertanyaan nya.

"Aku sedang berkumpul bersama teman-teman ku. Kau kenapa Jane? Suara mu terdengar tidak biasa."

"Aku jelaskan nanti. Kau ada dimana? Aku ingin menemuimu."

"Aku di club dekat tengah kota,kemarilah."

"Tunggu aku beberapa menit oke?"

"oke."

Aku hanya butuh teman. Bukan Justin. Kurasa aku memang butuh Austin saat ini.

Aku mengambil jaket ku lalu berangkat dan mengunci pintu kamar hotel.

***

Aku sampai di salah satu club. Jujur aku tidak suka pergi ke tempat seperti ini. Tapi untuk sekarang,aku hilangkan fakta itu.

Aku melihat tangan melambai. Kulihat Austin disana bersama beberapa pria dan wanita yang sedang mengobrol. Aku menghampirinya.

"Hey." Sapa nya yang kubalas dengan senyuman.

Destiny.Место, где живут истории. Откройте их для себя