chapter 5

104 5 0
                                    

  Aku berlari secepat mungkin,aku benar-benar cepat tanpa menghiraukan Justin yang terus bertanya 'ada apa'. Aku melihat mommy disana,duduk sambil terus menangis. Aku menghampirinya dan langsung memeluk mommy erat.

  "Bagaimana Adel mom?apa yang terjadi?" Aku menangis hebat dan bertanya dengan nada tidak teratur.

  "Dokter belum keluar dari ruangan itu,mommy tidak tau kenapa bisa terjadi seperti ini" Mommy terdengar lemah dan membuat air mata ku tak kunjung berhenti.

  Aku duduk di bangku sambil terus menangis. Aku merasakan tangan Justin merangkul pundak ku dan membiarkan ku menangis di bahunya. Dia terdiam tidak lagi bertanya,mungkin Justin tau situasi ini.

  Setelah beberapa menit menunggu akhirnya Dokter keluar dari ruangan itu. Aku dan mom sontak bangun dan langsung memberi pertanyaan dengan panik.

  "Tenang mrs.Rubb,Adel hanya lupa meminum obatnya. Dia terlalu merasa lelah sehingga pingsan. Dan hidungnya itu hanya mimisan yang biasa dia alami." Dokter menjelaskan dengan detail.

  'Syukurlah,terima kasih tuhan kau menyelamatkannya' ucap ku dalam hati dan sudah merasa lega.

  "Apa kita bisa liat keadaan Adeli sekarang?" Tanya ku dan Dokter mengangguk sambil tersenyum.

  Aku dan mommy dengan sigap masuk ke ruang Adel. Air mata ku sudag berhenti mengalir,mungkin ini berkat penyelamatan tuhan dan pelukan hangat Justin tadi. Aku melihat Adel yang masih tak sadar diri dan terkulai lemas diatas kasurnya. Dia tampak tenang saat seperti ini,tidak terlihat seperti adikku yang mengalami kanker. Ini seperti Adel yang dulu,yang hidup bebas terhindar dari kesedihan karna penyakit yang diderita.

  Aku memutuskan keluar dan membiarkan mommy berdua dengan Adel. Monmy butuh waktu melihat wajah tenang Adel tanpa terlihat sakit yang di alaminya. Aku mengahmpir Justin.

  "Kenapa dengan Adeli?" Justin menanyakan hal yang sedari tadi dia tanyakan.

  "Dia sudah baik-baik saja,tidakkah kau mendengar penjelasan dokter tadi?" kata ku datar.

  "Bukan itu,maksudku...Adel sakit apa?Kenapa kalian begitu kaget dan khwatir mengetahui hal ini?menurutku ini biasa" Justin berbicara polos,apa dia tidak tau?

  "Kau tidak tahu?Adel tidak cerita?" aku bertanya mulai tidak santai.

  "Cerita apa?Aku dan Adel hanya ngobrol dan bercanda,dia tidak bercerita apa-apa"

  "Adel...Adeli mengidap kanker,dia sudah di fonis mengidap penyakit ini dua bulan lalu. Aku tidak tahu kenapa Adel tidak menceritakan hal ini padamu,tapi inilah dia. Gadis tegar yang selalu membuat aku dan mommy tersenyum" ucap ku sambil menatap lurus ruangan Adel.

  "Astaga,aku tidak percaya. Aku benar-benar merasa tidak enak,maafkan aku Jane"

  "Tidak apa-apa just,aku memakluminya."

  "Tapi sungguh aku tidak percaya hal ini,Adel itu gadis yang sangat ceria,dia selalu mengulur senyum manis di bibirnya. Dia benar-benar menutupi penyakit nya dengan sifat kekanak-kanakan nya itu. Aku merasa bangga terhadap Adel" ucap Justin sambil sedikit tertawa senang.

  "Aku pun begitu,aku sangat senang melihat dia bahagia. Aku janji pada diriku sendiri,aku akan mengorbankan semua hal demi kebahagian Adel. Demi senyuman di bibir nya."

  "Semua hal?" tanya Justin memastikan omongan ku. Aku mengangguk sambil tersenyum.

***

  Mommy keluar dari ruangan itu,sudah terlihat senyuman dibibir nya. Aku bergantian masuk ke ruangan Adel dibarengi Justin dibelakang ku. Mom bilang Adel sudah sadar dan ingin menemui ku.

  "Hey little Rubb,how your feel?" Aku menyapa nya ramah sambil berdiri di sampingnya.

  "Feel better,loh Justin?kau disini?" Adeli tampak kaget melihat keberadaan Justin. Bukankah harusnya Adel senang?

  "em-Jane,aku perlu bicara dengan mu. Justin,apa boleh kau...?" Adel berbicara lamban dan bingung.

  "em baiklah,aku tunggu diluar Jane" Aku senyum lalu Justin keluar ruangan ini.

  "Ada apa?" Tanya ku penasaran.

  "Apa Justin tau?Apa kau yang memberitahu nya?tolong jangan jawab iya" Aku mengerti sekarang,Adel tidak ingin Justin tau.

  "Dia-dia tentu tidak tau. Dia hanya tau kau pingsan karna telat minum vitamin. itu saja" jawab ku santai sambil agak gugup.

  "Syukurlah. Jane aku mohon jangan beritahu Justin,aku mencintainya. Aku tidak ingin dia jauh dari ku karna hanya penyakit ini. Kau ingin aku bahagia kan? Jangan bilang kepadanya semua yang aku alami. Aku mohon" Perkataan itu,aku benar-benar tidak percaya.

  Aku mengangguk sambil mengulur senyum. Di dalam hati ku,aku menangis begitu dalam. Apa yang ku duga ternyata benar,Adel mencintai Justin. Aku tidak tau harus berbuat apa. Aku hanya bisa menuruti keinginannya. Ini semua demi kebaikannya. Bukankah janji ku 'aku akan mengorbankan semua hal demi kebahagiaan Adel'. Semua yang kumaksud termasuk cinta. Aku harus mengalah,merelakan cinta ku demi kebahagiaan Adeli Rubb.

....

Destiny.Where stories live. Discover now