chapter 15

96 6 0
                                    

Sudah 3 hari aku di Miami. Dan sudah 3 hari pula Adel bertingkah aneh. Dia slalu menghindari ku. Saat di kamar,ia slalu pura-pura tertidur atau bilang kalau dirinya lelah. Ini membuat ku bingung. Aku tidak merasa melakukan kesalahan kepada Adel. Aku bertanya kepada Justin tapi Justin selalu bilang 'aku tidak tahu' ini sungguh membingungkan.

"Hei jangan melamun." Tegur Austin membuyarkan lamunan ku. Aku saat ini sedang bersama Austin di salah satu cafe.

"Tidak,aku tidak melamun." Ucap ku menyangkal.

"Ceritakan lah." Austin memang pendengar yanh baik. Sejauh ini aku sering bercerita masalah pribadi ku kepadanya. Seperti masalah ku Adeli.

"Ini hanya tentang adik ku." Ucap ku malas.

"Adel? Ada apa dengan nya?"

"Akhir-akhir ini dia aneh. Dia selalu bertingkah cuek dan menghindari ku. Kau tau,ini sangat mengganggu. Aku tidak merasa membuat kesalahan Tapi dia tiba-tiba saja menjadi menyebalkan begini." Jelas ku. Austin terlihat mencerna omongan ku.

"Apa dia sedang....pms?"

Aku tertawa spontan.

"Kau ini tau apa soal pms?" Tanya ku balik membuat nya mengedikkan bahu.

"Aku cukup berpengalaman."

Aku mengernyit.

"Maksudmu? Kau sebelumnya seorang wanita?"

"Hei tentu tidak. Maksudku,aku pernah berhadapan dengan wanita yg sedang pms. Dan dia sangat menjengkelkan kau tau."

Aku mengangguk. Benar juga sih.

"Apa dia pacar mu?"

"Mantan lebih tepatnya. Kenapa? Jangan bilang kau cemburu huh?" Austin menaikan alisnya. Tingkah nya kali ini sangat mirip dengan Justin.

"Tidak,aku hanya bertanya." Entah kenapa aku menjadi salah tingkah.

"Kau terlihat salah tingkah." Ledek nya lagi yang berhasil membuat tangan ku menjitak kepalanya.

Aku dan Austin hanya tertawa.

"Jane?" Seseorang datang dengan suara familiarnya. Itu suara Justin. Aku menoleh dan melihat Justin dan Adel disana.

"Hei kalian. Sedang apa?"

"Sedang jalan-jalan dan Adel ingin kesini untuk makan. Kau sedang apa?"

Justin dan Adel menghampiri ku. Adel tampak datar dan tidak menoleh ke arah ku. Tapi Justin. Aku bahkan tidak melihat Justin yang biasanya. Dia terlihat seperti marah.

"Aku hanya mengobrol. Gabunglah." Ajak ku.

"Ya gabunglah dengan kami." Sekarang Austin berbicara.

Justin dan Adel pun duduk bersama aku dan Austin. Justin menatap ku aneh. Mungkin arti tatapan nya itu-dia-siapa.

"Oiya Justin,Adel,ini Austin. Austin ini Justin dan Adel."

Mereka pun bersalaman. Adel sedari tadi tampak datar dan masih terlihat cuek.

"Apa kau teman Jane?" Tanya Justin kepada Austin. Austin tampak tersenyum.

"Iya aku bertemu dengannya 3 hari lalu dipantai. Jane teman yang baik." Kata Austin lalu tersenyum kearah ku.

Aku membalas senyuman nya tapi Justin menatap ku tajam. Justin sangat menyeramkan,aku serius.

"Ya Jane memang teman yang asik." Ucap Justin tapi tetap dengan wajah datar nya.

Apa Justin cemburu?

Kalau iya,rasanya aku ingin tertawa selaramg juga sambil menggoda nya

Ha-ha-ha.

Destiny.Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu