chapter 3

131 7 0
                                    

  "Aku bosan disana,harus menuruti semua keinginan mommy" Ucap Juston dengan nada malas.

  "Kau bosan?aku pikir kau senang disana" Jane mengobrol asyik dengan Justin di bangku taman.

  Jane menatap wajah Justin tenang,wajah yang dia rindukan selama satu tahun ini. Jane tiba-tiba teringat dengan omongan Adeli kemarin di mobil,dia mendadak murung dan sedih.

  "Kau kenapa?mendadak aneh seperti itu?" Justin heran dengan mood Jane yang mendadak berubah.

  "Tidak ada,hanya....rindu dengan mu" Jane memasang senyun manis kepada Justin. Justin tertawa renyah sambil mengacak-acak rambut coklat Jane.

  "Hey" Adeli datang dengan ceria,Jane langsung kaget melihatnya. Tentu saja keceriaan ini hadir berkat Justin,Adel sangat senang melihat Justin di hadapannya.

  "Sekarang ada dua,dan aku sangat bingung" Justin memutar bola matanya karna sudah ada dua gadis kembar di depannya. Adel tertawa lepas sedangkan Jane hanya senyum,dan itu senyum palsu.

  "Jane,mrs.Jonash memanggilmu untuk keruangannya" tiba-tiba datang salah satu teman Jane,Jane langsung bangkit dari bangkunya.

  "Baiklah,Del Just aku duluan" pamitnya lalu lari kearah kampus.

  Adel merasa senang bisa berdua dengan Justin. Dia tidak berhenti mengulur senyum di wajah nya.

  tut tut.

  Suara alarm di hape Adel bunyi,menandakan waktu untuk minum obat. Adel buru-buru mematikan alarm itu,dia tidak mau Justin tau kalau dia harus minum obat. Justin pasti akan bertanya bahwa 'kau sakit apa?' atau semacamnya.

  "alarm apa itu?" Tanya Justin heran.

  "itu....emmm...waktunya makan siang,ya makan siang" Adel berbohong,seharusnya ini tidak ia lakukan.

  "Kau lucu sekali,alarm untuk makan siang?itu sangat menggelikan" Justin tertawa geli. Adel jadi salah tingkah dan malu.

  "Tidak buruk bagiku" Adel nyengir menunjukan gigi nya.

  "Sekarang aku tau bedanya kau dengan Jane,dari suara mu dan muka mu juga sedikit beda" Justin meneliti Adeli dengan baik.

  "Haha kau benar,sekarang jangan panghil aku Jane lagi" mereka tertawa bersamaan.

***

  Jane sedang sibuk menonton tv,acara malam yang menurut nya membosankan terpaksa di tonton. Dengan cemilan di depannya,dia makan dengan lahap. Tiba-tiba Adeli datang dengan heboh ke dalam kamarnya,dan membuatnya sontak kaget.

  "haii Jane" dia menyapa kaka nya dengan ceria.

  "kenapa kau?kerasukan jin?" Jane menatap Adel dengan tajam karna merusak moodnya,mood nya sedang rusak kali ini.

  "Jangan kejam seperti itu,aku ini sedang senang loh" Adeli murung.

  "Baiklah,maafkan aku. Kau kenapa?" Jane tersenyum,senyum palsu tepatnya.

  "Aku tadi skype-an dengan Justin,dia konyol sekali. Aku tidak berhenti tertawa tadi hahaha" Adel bercerita dengan tawa renyah.

  Jane yang mendengar hal itu hanya bisa terdiam dan pasrah. Adel terlihat bahagia,bahkan dia tidak terlihat seperti seseorang berpenyakit kanker. Bagaimana pun Jane ingin melihat Adel bahagia,dan dia janji akan mewujudkan hal itu. Tapi apa harus dia merelakan Justin demi Adeli?Jane benar-benar bimbang.

***

  "Kau melihat Jane tidak?" tanya Adel ke Ana temannya.

  "Tidak,dia kan kaka mu masa kau tidak tau dia dimana" Ana bicara santai. Adeli memutar matanya.

  "Aku hanya adiknya,bukan bodyguard nya. Sudahlah,aku mencari Jane dulu"

  Adeli berjalan menyelusuri kampus mencari Jane,dia sudah ke taman tempat Jane biasa nya berada. Tapi Jane ternyata tidak ada disana. Sebenarnya Adel mencari Jane karna untuk menemui Justin. Karna dia tau Jane pasti sedang bersama Justin. Saat sedang berjalan ponsel nya bergetar,dia merogoh kantong dan mengambil ponselnya.

from: Janetta

"Aku pergi dulu,kau pulanglah dengan Ana"

  Adeli cuma membaca pesan utu,dia tidak membalasnya melainkan mengirm pesan lain ke Justin. Dia pikir dia bisa pergi dengan Justin karna saat ini Justin tidak dengan Jane. Tapi dugaannya salah.

to:Justin

"sedang dimana?"

  Tidak menunggu lama ponselnya sudah bergrtar lagi tanda ada balasan.

from: Justin

"Aku pergi bersama Jane"

  Adeli yang membaca pesan itu langsung down. Justin sedang makan siang dan berencana membawa Jane ke suatu tempat yang sudah lama ia ingin beri tahu. Tapi Adeli tidak mengetahui itu,dia mencoba berpikir jernih bahwa 'mereka kan teman dekat,jadi wajar jika pergi bersama' meskipun sulit untuk berpikir positif seperti itu.

...

Destiny.Where stories live. Discover now